Penyebab Petugas Satpam Tewas dalam Proyek Enam Ruas Jalan Tol Layang Diinvestigasi
Korban bernama Asepudin (44) saat itu diduga sedang bertugas berpatroli saat tertimpa ”stress bar” yang terkait dengan pekerjaan yang berlangsung, berupa perapatan segmen-segmen beton di jalan tol layang.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang anggota satuan pengamanan kehilangan nyawa akibat tertimpa stress bar dari ketinggian 14,5 meter pada proyek pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta di Jalan Bekasi-Cakung, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (26/9/2020) sore. Kontraktor dan kepolisian melakukan investigasi guna mengusut penyebab korban sampai bisa kejatuhan material itu, termasuk dari sisi prosedur kerja.
Project Manager KSO Jaya Konstruksi-Adhi pada Proyek Pembangunan Enam Ruas Jalan Tol Dalam Kota Tahap I Ruas Semanan-Sunter dan Sunter-Pulogebang Seksi A Kelapa Gading-Pulogebang, R Ary Ardaka, menjelaskan, korban bernama Asepudin (44) saat itu sedang bertugas pengamanan dan semestinya tahu bahwa sedang ada pekerjaan yang berisiko, berupa perapatan segmen-segmen beton di jalan tol layang. Ia kemungkinan sedang berpatroli dengan mengendarai sepeda motor untuk mengamankan proses tersebut.
”Memang dia bertugas, tetapi kami tidak menyalahkan almarhum karena pasti dia berpatroli untuk mengamankan lokasi,” ucap Ary.
Ia menambahkan, KSO Jakon-Adhi memiliki prosedur standar operasi investigasi internal untuk menganalisis, termasuk mengapa Asepudin berada di titik kejadian. Selain itu, Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ikut terlibat mengusut.
Ary menambahkan, kepolisian juga meminta keterangan dari penanggung jawab proyek untuk mendalami ada-tidaknya unsur pidana. Proses pemeriksaan masih berjalan.
KSO Jakon-Adhi merupakan kontraktor yang ditugasi pengembang jalan tol, PT Jakarta Tollroad Development, untuk menggarap pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta tahap I ruas Semanan-Sunter dan Sunter-Pulogebang Seksi A Kelapa Gading-Pulogebang.
Melalui keterangan pers, General Manager Teknik PT Jakarta Tollroad Development Djadjat Sudrajat menyebutkan, kecelakaan kerja terjadi pada Sabtu pukul 15.00. Setelah tertimpa stress bar, Asepudin dilarikan ke Rumah Sakit Gading Pluit, tetapi nyawanya tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal pukul 18.29 setelah dirawat di unit perawatan intensif (ICU).
Saat kejadian, perapatan segmen-segmen beton jalan tol layang sedang dikerjakan subkontraktor KSO Jakon-Adhi yang bernama PT Delta Systec Indonesia. Sesuai prosedur, area di bawah lokasi pekerjaan ditutup dan dibatasi dengan moveable barrier serta dijaga oleh personel satpam.
Ketika segmen nomor 6 dan 7 sedang diselaraskan dan didekatkan hingga jarak 30-40 sentimeter, satu stress bar yang disiapkan untuk penyatuan segmen-segmen itu secara tidak sengaja terjatuh melalui celah di antara kedua segmen. Pada saat yang sama, Asepudin sedang berkendara melintas di bawahnya sehingga kecelakaan tidak terelakkan.
”PT Jakarta Tollroad Development, sebagai pemberi tugas, telah memberikan peringatan keras kepada kontraktor dan pengawas lapangan, serta menginstruksikan untuk segera me-review dan meningkatkan seluruh prosedur keselamatan kerja di lapangan,” ujar Djadjat.
Ia menambahkan, KSO Jakon-Adhi sudah memberikan bantuan dan santunan kepada keluarga korban serta beasiswa bagi dua anak Asepudin yang masih bersekolah.
Kecelakaan kerja dalam proyek konstruksi layang bukan kali ini saja terjadi. Pada 20 Februari 2018, salah satu kepala kolom pada proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, ambrol. Tujuh pekerja terluka, salah satunya dalam kondisi kritis.
Sebulan sebelumnya, pada 22 Januari 2018, box girder atau gelagar kotak beton prasarana kereta ringan (LRT) di daerah Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, roboh. Rangkaian kecelakaan pada proyek-proyek konstruksi layang tersebut sempat membuat pemerintah menghentikan sementara 32 proyek layang jalan tol dan 4 proyek kereta.