Layanan Kesehatan Jarak Jauh Pilihan Menarik Saat Pandemi
Telemedik mengurangi beban layanan kesehatan sekaligus membantu warga untuk mengakses layanan kesehatan di tengah kekhawatiran terpapar virus korona jenis baru.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Telemedik atau layanan kesehatan jarak jauh menjadi alternatif warga di tengah pandemi. Layanan medis dapat dilakukan meskipun terpisah jarak antara pasien dan dokter. Dengan cara ini, mobilitas warga dapat dikurangi sehingga memperkecil potensi penularan virus korona baru penyebab Covid-19.
Telemedik memungkinkan masyarakat berkomunikasi dengan tenaga medis dari jarak jauh. Tenaga medis akan melayani konsultasi mulai dari petunjuk menjaga kesehatan, saran pemeriksaan lanjutan, melihat perkembangan perjalanan penyakit, hingga rekomendasi fasilitas kesehatan terdekat.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapatkan dukungan dari Good Doctor Technology Indonesia lewat promo spesial bebas ongkos kirim produk kesehatan untuk warganya. Layanan ini tersedia di platform GrabHealth.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, inisiatif telemedik sejalan dengan protokol kesehatan sehingga warga tetap di rumah dan keluar hanya untuk urusan penting atau mendesak. ”Ada kemudahan akses konsultasi dan obat-obatan saat PSBB (pembatasan sosial berskala besar) ketat. Ini membantu memutus mata rantai penularan karena aktivitas di luar rumah berkurang,” ucap Widyastuti, Selasa (22/9/2020).
Promo bebas ongkos kirim produk kesehatan ini berlaku selama satu bulan. Setidaknya ada 550 apotek dalam jejaring Good Doctor Technology Indonesia di platform GrabHealth.
Menurut Managing Director Good Doctor Danu Wicaksana, ada banyak pertanyaan lewat telemedik seputar Covid-19. Salah satunya tentang kecemasan karena kenaikan kasus harian dan keengganan datang ke fasilitas kesehatan.
Inilah yang mendorong adanya promo bebas ongkos kirim seiring PSBB ketat. Sepanjang pandemi, Good Doctor Technology Indonesia mencatat lebih dari 10.000 konsultasi kepada dokter di seluruh Indonesia. Dari jumlah ini, 30-40 persen dilakukan oleh warga Jakarta.
Halodoc juga memberikan penawaran khusus selama pandemi. Bagi warga Jawa Timur, ada potongan harga 25 persen di toko kesehatan, 20 persen untuk tes cepat, dan 10 persen untuk tes usap. Setidaknya ada 400 mitra terdiri dari apotek, rumah sakit, klinik, dan laboratorium.
Halodoc mencatat kenaikan signifikan terhadap berbagai layanan kesehatannya. Pembelian dan pengiriman produk kesehatan meningkat lebih dari 600 persen dan konsultasi kesehatan meningkat 28 kali. Sepanjang April hingga Agustus ada 1 juta kunjungan dari Jawa Timur.
Halodoc serta perusahaan riset dan konsultasi global Oxford Business Group dalam laporan Covid-19 Response Report menyebutkan 50 persen pengguna telemedik Indonesia tinggal di luar Pulau Jawa. Bahkan, 74 persen tinggal di luar Jakarta dan Surabaya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam acara diskusi publik bertajuk ”Telemedisin untuk Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan” di Jakarta, Sabtu (22/8/2020), menyampaikan, kunjungan warga ke aplikasi layanan kesehatan jarak jauh melonjak hingga 600 persen selama masa pandemi. Ini menjadi momentum transformasi digital di bidang kesehatan.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi, sistem pelayanan kesehatan jarak jauh berpotensi besar mengatasi persoalan disparitas di Indonesia. Teknologi informasi bermanfaat untuk menjangkau masyarakat yang terbatas dalam mengakses layanan kesehatan. ”Teknologi informasi harus dikembangkan tidak hanya dalam tata kelola manajemen dan sistem pelaporan kesehatan, tetapi juga untuk menembus kemudahan akses pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat,” ucapnya.