Penyebab Kebakaran Ratusan Rumah di Cilincing Belum Diketahui
Kebakaran melanda permukiman penduduk di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (20/9/2020) dini hari. Ratusan bangunan ludes dilalap si jago merah.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS— Api melahap ratusan rumah di permukiman padat warga di Jalan Kali Barat I, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (20/9/2020) dini hari. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran.
Kepala Suku Dinas Penaggulangan Penyelamatan Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Rahmat Kristanto dalam pesan singkatnya mengatakan, kebakaran terjadi di permukiman warga di RT 002 RW 08 Kali Baru pukul 01.47. Sebanyak 19 mobil pemadam dikerahkan untuk memadamkan api.
”Kebakaran merambat ke pertokoan kayu tak jauh dari permukiman warga. Perlu waktu 3,5 jam lebih untuk memadamkan api, sekitar pukul 05.00 api baru bisa dikendalikan dan pukul 05.26 petugas melakukan pendinginan. Untuk kerugian belum bisa kami perkirakan,” kata Rahmat, Minggu malam.
Rahmat melanjutkan, petugas pemadam kebakaran sempat kesulitan memadamkan si jago merah karena kondisi angin yang bertiup kencang sehingga mengakibatkan api cepat merambat ke rumah-rumah warga.
Kebakaran rumah di permukiman di Cilincing terjadi hampir setiap tahun. Tahun ini saja, setidaknya terjadi dua kali kebakaran, Mei dan Juli. Sebelumnya, tahun 2018, tiga orang tewas terbakar, terjebak di dalam rumah yang terbakar di Kampung Nelayan (Kompas.id, 27 Desember 2020)
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Ahrie Sonta mengatakan, kebakaran di Kalibaru menghanguskan ratusan rumah, gedung, dan dua truk.
”Tidak ada korban jiwa dari peristiwa kebakaran yang terjadi di permukiman padat penduduk itu. Jumlah penduduk 400-450 orang. Kerugian materiil rumah dan gedung sekitar 100 unit dan kendaraan dua truk,” kata Ahrie dalam keterangan tertulisnya.
Ahrie melanjutkan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, api diduga berasal dari sisi laut dekat pembuangan sampah atau permukiman nelayan yang terbuat dari bangunan semi permanen. Api itu kemudian merembet ke darat ke arah gudang kayu dan rumah warga.
”Kami sudah menghubungi Puslabfor untuk melakukan olah TKP atas kejadian itu. Kami juga menghubungi dinas sosial, dalam hal ini, tim tagana Pemerintah Provinsi Jakarta Utara untuk membuat dapur umum yang dipusatkan di masjid dekat TKP,” ucap Ahrie.