Sekprov DKI Saefullah Tutup Usia, Jakarta Kehilangan Putra Terbaik
Sekda DKI Jakarta Saefullah meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Rabu (16/09/2020) pukul 12.55. Sekda yang mendampingi lima gubernur DKI tersebut dirawat karena Covid-19 sejak 8 September 2020.
Oleh
Helena F Nababan
·7 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — DKI Jakarta berduka. Sekretaris Provinsi DKI Jakarta Saefullah tutup usia, Rabu (16/09/2020) pukul 12.55, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS atau sindrom distres pernapasan akut bagi pasien terkonfirmasi Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengonfirmasi meninggalnya Saefullah. ”Siang ini Bapak Sekda kita, Bapak Saefullah, telah berpulang. Bapak Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS, yaitu infeksi berat pada jaringan paru dan seluruh sistem tubuh akibat infeksi Covid-19 dan tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai sehingga menyebabkan gagal napas yang tidak dapat diperbaiki. Mari kita semua doakan agar Bapak Saefullah dilapangkan di sisi-Nya,” kata Widyastuti.
Sebelumnya, Saefullah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan, sejak 8 September 2020 hingga akhirnya dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto pada Minggu (13/09/2020) dini hari.
Saat dirawat di RSPAD, kondisi Saefullah tidak kunjung membaik. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta menjelaskan, Saefullah dirawat dengan bantuan ventilator. Ia juga mengalami komplikasi berupa gangguan pada jantung dan asam lambung.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memberikan sambutan pada upacara pelepasan jenazah Saefullah di pendopo Balai Kota DKI Jakarta menjelaskan, terkait sakitnya Saefullah, ia berkomunikasi dengan Saefullah pada Senin (7/9/2020) di tengah-tengah Sidang Paripurna DPRD. Di tengah Sidang Paripurna DPRD, Bapak Saefullah mengirimkan sebuah teks.
”Pak Gub, saya mohon izin pamit karena kurang enak badan. Hari Selasa, dalam sebuah rapat saya sampaikan dalam pengalaman saya bekerja bersama Pak Sekda, tidak pernah beliau izin pamit karena sakit,” kata Anies membacakan ulang isi pesan Pak Saefullah.
Selama bekerja bersama Pak Sekda, lanjut Anies, setiap hari ada pertemuan, setiap hari ada acara bersama. ”Dan, selama ini pula beliau menunjukkan kerja seorang profesional. Apalagi ketika menghadapi wabah Covid-19 ini, 24 jam kami kerja bersama. Bahkan, beliau itu paling aktif membagikan suplemen kepada kolega. Siapa saja yang ketemu Pak Sekda pasti punya cerita dibagi suplemen supaya sehat. Orang yang selalu memikirkan keselamatan orang lain hari ini diantarkan ke pemakaman,” kata Anies.
Saefullah, putra asli Betawi, kelahiran Sungai Kendal, Rorotan, Jakarta Utara, 11 Februari 1964, itu mengawali jabatan sebagai Sekda DKI Jakarta sebagai
Kepala Seksi Pendidikan Dasar Suku Dinas Pendidikan Kota Administrasi Jakarta Utara 2001-2003. Ia juga pernah menjabat Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta 2009-2020, kemudian sebagai Wali Kota Jakarta Pusat 2010-2014, sebelum akhirnya menjabat Sekretaris Daerah DKI Jakarta 2014-2020.
Saefullah adalah sekda bagi lima gubernur. Gubernur DKI Jakarta yang pernah ia dampingi adalah Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Syaiful Hidayat, Sumarsono, hingga Anies Baswedan.
Ahmad Riza menambahkan, sebagai sekprov selama tujuh tahun, ia motor penggerak Pemprov DKI Jakarta. ”Kami sangat kehilangan,” katanya.
Merunut pada riwayat jabatannya sebagai Sekda DKI Jakarta, bisa dikatakan ia adalah sekda bagi lima gubernur. Gubernur DKI Jakarta yang pernah ia dampingi adalah Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Syaiful Hidayat, Sumarsono, hingga Anies Baswedan.
Saefullah sekprov bagi lima gubernur. Gubernur DKI Jakarta yang pernah ia dampingi adalah Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Syaiful Hidayat, Sumarsono, hingga Anies Baswedan.
Satu di antara pejabat itu, yaitu Sumarsono, berstatus Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri. Sebagai ASN, Sumarsono ditugaskan Menteri Dalam Negeri pada masa itu, Tjahjo Kumolo, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta karena terjadi kekosongan kepemimpinan sebab Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017. Saat terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017, Anies Baswedan memperpanjang masa jabatan Saefullah sebagai sekprov.
Rabu siang, saat jenazah diberangkatkan dari RSPAD Gatot Subroto menuju tempat peristirahatan terakhir di Rorotan, jenazah sempat disemayamkan sebentar di Balai Kota DKI untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, serta jajaran ASN eselon I dan II, beserta ASN di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Mobil jenazah yang membawa jenazah Saefullah berhenti di depan pendopo Balai Kota DKI Jakarta sekitar pukul 15.00. Dipimpin Arifin, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, upacara pelepasan jenazah berlangsung. Kemudian Chaidir, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, membacakan riwayat karier Saefullah.
Selanjutnya, setelah sambutan Anies Baswedan selesai, Anies bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta kemudian melakukan penghormatan terakhir kepada Saefullah di pendopo Balai Kota, Jakarta Pusat.
”Siang ini keluarga besar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kehilangan seorang pemimpin terbaiknya. Allahu yarham Bapak Saefullah adalah pribadi baik, pekerja keras, orang yang selalu mengutamakan untuk menyelesaikan semua tugas yang diembankan kepadanya. Siang hari ini, saya bersama Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta, Bapak Wakil Ketua, Bapak Wakil Gubernur, dan seluruh jajaran keluarga besar Pemprov DKI Jakarta merasakan kehilangan yang amat mendalam,” ujar Anies.
Menurut Anies, selain pekerja keras, Saefullah juga dikenal sebagai pribadi yang hangat kepada siapa saja.
”Bagi kita semua, Pak Sekda meninggalkan keteladanan. Pak Sekda meninggalkan kesan yang luar biasa. Bagi sebagian kita dan hampir semua kita, beliau bukan sekadar kolega, bukan sekadar teman kerja. Pak Sekda adalah sahabat. Dan bagi yang yunior sering dipandang sebagai ayah. Tanggung jawab kita sekarang meneruskan yang telah beliau kerjakan. Meneruskan kebaikan-kebaikan yang telah almarhum torehkan di Balai Kota ini, di Pemprov DKI Jakarta,” kata Anies.
Gubernur menambahkan, momentum ini mengingatkan bahwa kita semua suatu saat akan mengalami kematian. Kita jalankan amanat ini dengan sebaik-baiknya. Kita pegang amanat ini dengan setinggi-tingginya. ”Insya Allah kita terlindungi dan kita doakan semua warga Jakarta segera terbebas dari wabah Covid-19,” kata Anies.
Melalui peristiwa ini, Gubernur Anies terus mengingatkan agar kematian tidak dipandang sebagai angka statistik. Karena itu, ia menegaskan agar masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan selama masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB kali ini, yaitu memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.
Meninggalnya Sekda Saefullah menjadi alasan lebih kuat bagi warga DKI dan juga semuanya bahwa Covid-19 bisa menjangkiti siapa saja. Warga diminta patuhi protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir secara rutin.
”Hari ini DKI Jakarta kehilangan salah satu putra terbaiknya. Seorang putra Betawi yang meniti karier dari guru hingga akhirnya menjadi sekda. Kita doakan, insya Allah beliau khusnul khatimah. Dan saya berharap kepada semua masyarakat Jakarta. Jadikan ini semua sebagai pelajaran. Kondisinya memang mengkhawatirkan dalam artian sesungguhnya.
Gubernur menekankan bahwa dirinya selalu menggarisbawahi, pesan dari pemerintah tidak pernah ditambahi, tidak pernah dikurangi. ”Kami sampaikan apa adanya. Covid-19 ini nyata dan risikonya besar. Dan ini adalah contoh nyata dari risiko terburuk apabila terpapar Covid-19. Dan yang terpapar adalah saudara kita sendiri,” tutup Anies sambil menyampaikan selamat jalan kepada Saefullah.
====
Riwayat almarhum Saefullah:
(sesuai yang dibacakan Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Chaidir)
- Nama lengkap: Dr H Saefullah, MPd
- Tempat, tanggal lahir: Sungai Kendal, 11 Februari 1964
- NIP: 196402111984031002
- Pangkat golongan terakhir: Pembina Utama 4E
- Jabatan terakhir: Sekretaris Daerah DKI Jakarta
- Pengangkatan sebagai CPNS: 1 Maret 1984
Riwayat Pendidikan:
- Sarjana Pendidikan Sejarah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Jakarta, tahun lulus 1988 di Jakarta
- Pasca-Sarjana S-2 Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tahun 2000 di Jakarta
- Pasca-Sarjana Ilmu Pemerintah Universitas Padjadjaran tahun 2000 Bandung Indonesia
Riwayat Jabatan:
- Kepala Seksi Pendidikan Dasar Suku Dinas Pendidikan Kota Administrasi Jakarta Utara periode 2001-2003
- Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Barat tahun 2003-2004
- Kepala Subdinas Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Dinas Pendidikan Dasar Provinsi DKI Jakarta tahun 2004-2008
- Wakil Kepala Dinas Pendidikan Dasar Provinsi DKI Jakarta tahun 2008-2009
- Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta tahun 2009-2010
- Wali Kota Jakarta Pusat 2010-2014
- Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014-2020 hari ini
Riwayat Keluarga:
Hj Rusmiati sebagai istri
Fatwa Arifah sebagai anak pertama
Islah Muttaqin sebagai anak kedua
Mutia Khairani sebagai anak ketiga
Muhammad Saiful Rahman sebagai anak keempat
Riwayat Penghargaan:
- Satya Lencana Karya Satya 10 tahun dari Presiden RI tahun 1994
- Satya Lencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI tahun 2004
- Satya Lencana Karya Satya 30 tahun dari Presiden RI tahun 2014
- Penghargaan masa kerja 15 tahun dari Gubernur DKI Jakarta tahun 1999
- Penghargaan masa kerja 20 tahun dari Gubernur DKI Jakarta tahun 2004
- Penghargaan masa kerja 30 tahun dari Gubernur DKI Jakarta tahun 2014