Ikatan pedagang pasar mencemaskan temuan kasus positif Covid-19 yang terus berkembang di kalangan pedagang. Mereka mengingatkan pasar tetap berisiko sehingga jangan ada celah dalam menjalankan protokol kesehatan.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ikatan pedagang mengingatkan semua pihak bahwa pasar tradisional masih menjadi kluster penularan Covid-19 yang mengkhawatirkan. Kenyataan ini dipicu oleh kelengahan sebagian pedagang menerapkan protokol kesehatan. Padahal, laju penambahan kasus baru di area ini belum terbendung.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengungkapkan, sebanyak 293 pasar di Indonesia telah menjadi kluster Covid-19. Dari jumlah itu, sekitar 51 kluster penularan pasar berada di DKI Jakarta.
Berdasarkan catatan Ikappi per Selasa (15/9/2020), sekitar 1.344 pedagang di Indonesia positif Covid-19. Sebanyak 321 pedagang di antaranya berasal dari DKI Jakarta. Dari data tersebut pula tercatat 47 pedagang yang meninggal di Indonesia.
”Kluster Covid-19 di pasar masih mengkhawatirkan. Hal itu pula yang kami ingatkan kepada para pedagang. Kurva pandemi yang belum melandai turut memukul berbagai lini usaha kami,” jelas Abdullah saat dihubungi, Rabu (16/9/2020).
Abdullah menyoroti situasi Jakarta yang belum aman, tetapi mengendurkan protokol di pasar. Kendurnya protokol, antara lain, terlihat dari pengawasan kepatuhan masker di kalangan pedagang serta tidak ada lagi pembatasan jarak fisik di setiap toko.
Meski Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya menginstruksikan pasar beroperasi dengan kapasitas pengunjung 50 persen, tidak ada patokan pasti dalam ketentuan itu. Dalam sejumlah kondisi, pengunjung pasar tetap berkerumun tanpa ada pengawasan.
Situasi serupa terlihat saat berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat per 14 September. Pasar tradisional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kerap diisi sejumlah kerumunan di lapak pedagang. Ada empat hingga lima orang yang berkumpul di tiga lapak.
Kondisi seperti itu juga terjadi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Baik di Pasar Minggu maupun Kebayoran Lama, selalu saja ada pedagang yang tidak memakai masker saat berjualan.
Srikawi (61), pedagang di Pasar Kebayoran Lama, kadang masih melepas masker saat merasa susah bernapas. Hal itu, menurut dia, lazim dilakukan pedagang setempat, terutama saat tidak ada petugas. ”Kadang masker saya turunin kalau lagi engap-engap saja, yang lain juga begitu,” ucapnya.
Dengan kepatuhan protokol kesehatan yang rendah di kalangan pedagang, Abdullah meyakini kluster penularan di pasar tetap berisiko layaknya kluster perkantoran saat ini. Risiko penularan juga tecermin dari penambahan kasus positif yang cenderung naik berlipat.
Catatan Kompas per 30 Juni 2020, kasus positif di kalangan pedagang mencapai 142 orang. Apabila pada September ini kasus positif mencapai 321 orang, berarti total pasien meningkat dalam kisaran dua bulan.
Selama PSBB ketat, Ikappi terus mengingatkan pedagang untuk mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut dilakukan dengan cara-cara persuasif, bukan dengan menakut-nakuti lewat penjagaan ketat oleh petugas. Cara itu, menurut dia, lebih dapat diterima oleh pedagang.
”Ikappi coba menanamkan kepada pedagang soal implikasi dari pelanggaran protokol kesehatan. Kalau sampai ada kasus positif, pasar ditutup dan jadinya mereka yang rugi. Karena itu, kami terus tekankan soal protokol kesehatan kepada mereka,” tutur Abdullah.
Ikappi juga berharap pemerintah membantu para pedagang, terutama yang sepi pengunjung karena masa PSBB ketat. Menurut Abdullah, peran pemerintah dalam membangkitkan pasar dari keterpurukan sangat ditunggu.
Belum ada tes
Manajer Bidang Umum dan Humas PD Pasar Jaya Gatra Vaganza mengatakan, sejak Agustus lalu belum ada tes untuk deteksi Covid-19 di kalangan pedagang. Hal tersebut masih menunggu respons Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai pihak yang menjalankan tes. ”Beberapa waktu ini memang belum ada pemeriksaan lagi, terutama untuk tes usap (swab). Hal itu karena proses pemeriksaan dikoordinasikan dengan Dinkes DKI,” ucapnya.
Selama belum ada tes, Gatra menekankan pengelola pasar terus menggalakkan protokol kesehatan. Aturan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak terus diterapkan seiring masa PSBB ketat.