Positif Covid-19, tapi Tak Ada Gejala? Segera Isolasi di Wisma Atlet
Di masa pembatasan sosial berskala besar yang diperketat di Jakarta, para penderita Covid-19 yang tidak merasakan gejala apa pun mesti menjalani isolasi di lokasi yang ditentukan pemerintah.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasien positif Covid-19 tanpa gejala (orang tanpa gejala/OTG) hasil pelacakan puskesmas dibawa ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, per Senin (14/9/2020). Ini sejalan dengan pengetatan mobilitas warga yang salah satu poinnya melarang OTG melakukan isolasi mandiri di rumah.
Anggota tim Covid-19 Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat, Elis menjelaskan, bahasa yang digunakan tenaga kesehatan menjadi lebih tegas ketika menghadapi OTG. Mereka tidak membuka ruang negosiasi bagi OTG yang ingin isolasi mandiri di rumah.
”Bahasa kami ke pasien saat ini langsung saja: mau ramai atau mau baik-baik?” kata Elis, Senin (14/9/2020), di Jakarta.
Yang dimaksud ”mau ramai” adalah OTG dijemput paksa oleh satuan tugas Covid-19 wilayah. Sementara ”mau baik-baik”, berarti OTG ikhlas untuk diisolasi di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
Elis merinci, saat ini ada 22 pasien positif Covid-19 di Palmerah. Sebanyak 15 pasien berstatus OTG. Mereka akan dibawa ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet sore ini. Untuk tujuh pasien dengan gejala, tenaga kesehatan sedang mencarikan rumah sakit rujukan sesuai keluhan pasien.
Pelacakan kasus, menurut Elis, memiliki dua sumber. Pertama, hasil tes jemput bola/active case finding (ACF). Kemudian, dari pelacakan kontak erat pasien positif Covid-19. Data pasien positif Covid-19 dikirim oleh rumah sakit di kawasan Jakarta Barat.
”Misalnya di RS Pelni, kalau pasiennya berada di kawasan Palmerah, data by name by address dikasih ke kami,” ujarnya.
Kepala Puskesmas Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rully Dewi Anggraini menjelaskan, OTG tidak boleh lagi mengisolasi diri di rumah. Ini sejalan dengan instruksi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. ”Saya belum dapat hasil tes hari ini. Kalau ada kasus positif, langsung kami rujuk,” katanya.
Selain melacak kontak erat, Puskesmas Kebayoran Lama juga kian gencar melakukan ACF. Hari Senin (14/9/2020) ini sedang diadakan ACF di Komando Distrik Militer 0504. Seminggu lalu, puskesmas melakukan ACF di tiga lokasi berbeda.
Menurut Rully, ACF dilakukan berdasarkan temuan kasus. Jika di sebuah wilayah ditemukan banyak kasus positif Covid-19 serta risiko penularan tinggi, ACF akan diadakan di kawasan itu. Hasil tes usap keluar dalam rentang 3-5 hari.
Sebelumnya, Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko mengingatkan, isolasi mandiri untuk OTG tak aman. Tak ada jaminan pasien tersebut tidak berkeliaran. Oleh sebab itu, isolasi harus diambil alih oleh pemerintah.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengetatkan kembali pembatasan sosial berskala besar, mulai hari ini. OTG yang sebelumnya bisa menjalani isolasi mandiri di rumah, saat ini harus dikarantina di tempat isolasi pemerintah, seperti di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayor Jenderal Tugas Ratmono, dalam konferensi pers daring, kemarin, menjelaskan, Tower 5 Wisma Atlet disiapkan untuk OTG. Kapasitasnya 1.500 tempat tidur.
Saat ini, hanya dua tower yang difungsikan untuk merawat pasien Covid-19, yakni Tower 6 dan 7. Total pasien di kedua tower itu adalah 1.662 pasien. Sekitar 52 persen atau sekitar 800 pasien itu berstatus OTG. Setelah Tower 5 difungsikan, pasien dengan status OTG di Wisma Atlet ini akan dipindahkan ke Tower 5.
Dengan demikian, masih ada sekitar 700 tempat tidur untuk OTG di Tower 5. Di sisi lain, pemindahan ini akan memberikan relaksasi keterisian tempat tidur bagi pasien gejala ringan dan sedang. Dengan begitu, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet masih bisa menampung pasien gejala ringan dan sedang.