Angka Kepositifan Covid-19 di Kota Bekasi Sentuh Dua Kali Lipat Standar WHO
Beraktivitas di luar rumah di Kota Bekasi tanpa masker berisiko tinggi tertular Covid-19. Tingkat angka kepositifan di kota tersebut saat ini mencapai 10,4 persen.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Angka kepositifan Covid-19 di Kota Bekasi sangat tinggi, yaitu mencapai 10,4 persen. Sumbangan kasus terbanyak berasal dari kluster keluarga yang mencapai 519 kasus dari total 196 keluarga. Warga diingatkan untuk selalu memakai masker dan menjaga jarak saat beraktivitas di luar rumah karena rentan terpapar virus korona tipe baru.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, sejak Maret hingga September 2020, akumulasi kasus Covid-19 di daerahnya mencapai 2.072 kasus. Dari angka itu, ada 1.746 kasus sembuh, 72 kasus meninggal dunia, dan 254 kasus masih dirawat atau isolasi mandiri.
”Data kasus aktif sampai 6 September itu, ada 37 kelurahan dari total 56 kelurahan yang terkonfirmasi (ada pasien Covid-19). Artinya, persentase kasus di kelurahan capai 46,1 persen. Bisa dibayangkan ini tinggi sekali,” kata Rahmat, Selasa (8/9/2020), di Kota Bekasi.
Kasus dari kelurahan dengan jumlah terbanyak terdapat di Kelurahan Kaliabang Tengah (Kecamatan Bekasi Utara) dengan jumlah keseluruhan kasus dari Maret hingga September 2020 sebanyak 101 kasus. Kelurahan kedua dengan kasus terbanyak ada di Duren Jaya (Bekasi Timur) 95 kasus dan Kayuringin Jaya (Bekasi Selatan) 91 kasus.
Selain lonjakan kasus Covid-19, angka kepositifan (positivity rate) di Kota Bekasi juga tinggi, yakni mencapai 10,4 persen. Persentase ini jauh lebih tinggi dari standar yang ditetapkan oleh WHO, yaitu 5 persen. Positivity rate adalah perbandingan antara kasus konfirmasi positif dan jumlah sampel yang telah diperiksa dengan metode tes usap.
Angka kepositifan di Kota Bekasi juga tinggi, yakni mencapai 10,4 persen.
Sejak Maret hingga September 2020, jumlah keselurahan alat tes usap yang terpakai di Kota Bekasi 38.232 alat PCR. Dari puluhan ribu alat PCR itu, spesimen yang ditemukan positif ada 3.980 sampel dan spesimen negatif 32.901 sampel.
Ia menambahkan, selain alat tes PCR, daerahnya juga sudah menggunakan 60.722 alat tes cepat (rapid test). Alat-alat itu digunakan melacak kasus Covid-19 dari masyarakat yang dipusatkan di puskesmas, rumah sakit, dan posko utama Covid-19 di Stadion Patriot Candrabahaga.
”Jadi, pelacakan kepada warga Kota Bekasi sudah 30 persen dari jumlah penduduk. Sisa logistik yang kami punya masing ada 53.086
rapid test. Kami juga masih punya sekitar 3.000 sampai 4.000 alat tes PCR,” katanya.
Berisiko tinggi
Rahmat kembali mengingatkan warganya untuk selalu patuh pada protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah, terutama memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Warga yang tak patuh pada protokol kesehatan rentan tertular Covid-19 karena transmisi penularan Covid-19 dari kluster keluarga dan melalui udara—ruang tertutup—di Kota Bekasi berisiko tinggi.
Kasus anak terinfeksi Covid-19 dari Maret sampai Agustus di Bekasi ada 211 kasus.
Tingginya risiko penularan Covid-19 di daerah itu terlihat dari naiknya angka penularan atau reproduksi (Ro) Covid-19 dari 1,52 pada 31 Agustus menjadi 1,55 di awal September 2020. Risiko terpapar Covid-19 dengan tingkat penularan rendah hanya terjadi jika angka Ro Covid-19 di bawah 1.
Lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bekasi, kata Rahmat, paling banyak bersumber dari kluster keluarga, yakni mencapai 519 kasus dari total 196 keluarga. Kasus dari kluster keluarga itu kian mengkhawatirkan lantaran menyebar hingga ke anak-anak yang masih berusia 0-19 tahun. ”Kasus anak (terinfeksi Covid-19) dari Maret sampai Agustus, ada 211 kasus,” katanya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati mengatakan, tidak semua anak yang terpapar Covid-19 itu terinfeksi dari rumah atau bukan bagian dari penularan kluster keluarga. Sebab, ada sejumlah kasus yang anaknya positif Covid-19, tetapi orangtua negatif.
”Makanya, anak-anak dihindari dulu dari kegiatan yang banyak tatap muka, seperti belajar di kelas. Jadi, kegiatan sekolah di kelas juga tidak diizinkan dalam waktu seperti sekarang,” kata Dezy.