Rabu, POM TNI AD Beberkan Kelanjutan Pengusutan Kasus Ciracas
Ada informasi tersangka kasus penyerangan di Ciracas melibatkan anggota TNI AD, AL, dan AU. Namun, Komandan Polisi Militer TNI AD Mayor Jenderal Eddy Rate Muis menyatakan baru Rabu (9/9/2020) keterangan resminya.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam konferensi pers Kamis (3/9/2020), terkait penyerangan di Ciracas dan Pasar Rebo, Polisi Militer TNI AD menetapkan 29 tersangka dari total 51 orang yang telah diperiksa. Para tersangka ini berasal dari 19 satuan yang berbeda. Selain itu, 21 orang masih diperiksa untuk mendapatkan keterangan lebih lengkap, sementara satu orang lagi hanya menjadi saksi.
Komandan Polisi Militer TNI AD Mayor Jenderal Eddy Rate Muis mengatakan, ada juga terduga pelaku dari TNI Angkatan Laut sebanyak 7 orang dan TNI Angkatan Udara 1 orang.
Informasi terkini yang beredar pada Senin (7/9/2020), ada lima anggota TNI AL yang juga ditetapkan tersangka. Namun, Eddy belum bersedia mengonfirmasi informasi itu. ”Pemeriksaan masih berjalan. Hari Rabu (9/9/2020) akan disampaikan,” ujar Eddy melalui pesan singkat.
Sebelumnya diberitakan bahwa polisi belum bisa menggali ada-tidaknya keterkaitan antara teror kelompok orang tidak dikenal di Kampung Melayu yang mengakibatkan dua warga luka tusuk dan penyerangan massa yang melibatkan sejumlah anggota TNI di Ciracas dan Pasar Rebo, Sabtu (29/8/2020). Sebab, korban penusukan di Kampung Melayu meminta waktu tambahan untuk pemulihan.
”Kami belum bisa memastikan keterkaitannya karena kami belum memeriksa para korban dan saksi,” tutur Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, Senin (7/9/2020), di Jakarta.
Yusri mengatakan, sekelompok orang menyerang warga di kolong jalan layang Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, 29 Agustus dini hari. Ada dua korban menderita luka akibat senjata tajam penyerang, yaitu IS (37) dan MH (34).
Petugas Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Timur sudah mendapatkan laporan kejadian berdasarkan keterangan keduanya. Namun, IS dan MH belum bisa memenuhi panggilan pemeriksaan polisi karena masih merasa sakit. Apalagi, IS setelah kejadian langsung pulang ke kampung halaman di Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Seperti diberitakan, sekelompok orang yang melibatkan sejumlah anggota TNI menyerang di Ciracas dan Pasar Rebo, Jakarta Timur, di waktu yang berdekatan dengan teror di Kampung Melayu. Penyerangan mereka dipicu kabar bohong Prajurit Dua MI, personel Direktorat Hukum TNI Angkatan Darat, yang menginformasikan kepada rekan-rekannya bahwa ia dikeroyok di simpang Arundina, Kecamatan Ciracas, Kamis (27/8/2020) malam. Faktanya, ia mengalami kecelakaan tunggal saat bersepeda motor.
Penyerangan di Ciracas dan Pasar Rebo mengakibatkan sejumlah polisi dan warga sipil terluka serta rusaknya harta benda warga di jalan, mobil, dan beberapa bagian gedung di Kepolisian Sektor Ciracas serta Polsek Pasar Rebo, Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Timur.
Penyerangan di Ciracas dan Pasar Rebo mengakibatkan sejumlah polisi dan warga sipil terluka serta rusaknya harta benda warga di jalan, mobil, dan beberapa bagian gedung.
Data Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta (Kodam Jaya) yang disampaikan Kamis (3/9/2020), ada tiga korban yang menderita luka cukup parah sehingga harus dioperasi dari total 16 korban yang dianiaya serta 90 korban mengalami kerugian material. Untuk sementara, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Andika Perkasa menalangi ganti rugi material yang Kamis itu jumlahnya Rp 388,586 juta.
Yusri menuturkan, pengusutan kasus penyerangan di Ciracas dan Pasar Rebo merupakan ranah Pusat Polisi Militer TNI.
Terkait penyerangan dan penusukan di Kampung Melayu, dalam wawancara via telepon dengan Kompas, IS mengaku menderita lima luka tusuk di punggung, dua luka tusuk di tangan kiri, dan telinga kanan hampir putus. Sementara MH menyatakan hanya mendapat satu luka tusuk di punggung kirinya, tetapi para pelaku yang diperkirakan berjumlah 10 orang tega meninggalkan senjata tajam tertancap di punggung MH.
Penderitaan IS bukan hanya luka-luka tusukan yang membuatnya tidak bisa bekerja berhari-hari, melainkan juga ketidaksanggupannya membayar biaya perawatan. Sebab, pemasukannya dari menjadi tukang sampah di daerah Jatiwaringin, Kota Bekasi, mepet untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Saat di Jakarta setelah kejadian, ia sempat dirawat di rumah sakit dan membayar total Rp 645.000. Ia belum pulih benar, tetapi memilih segera keluar RS dan pulang ke Cilacap karena tidak punya uang lagi untuk kelanjutan perawatan.
Pendiri Siaga Peduli, Zanu Ashari Nurrahman, mengatakan, keluarga IS kebetulan tergolong prasejahtera sehingga memenuhi kriteria target penerima bantuan.
Di Cilacap, IS berpikir untuk konsultasi ke dokter lagi, tetapi bingung karena tidak ada biaya. Untungnya, terdapat Siaga Peduli, yang membantu meringankan penderitaannya. Lembaga swadaya masyarakat bidang kemanusiaan tersebut menyalurkan bantuan berupa uang tunai Rp 500.000 dan bahan pangan pokok.
Pendiri Siaga Peduli, Zanu Ashari Nurrahman, mengatakan, keluarga IS kebetulan tergolong prasejahtera sehingga memenuhi kriteria target penerima bantuan. ”Kami ada SOP (prosedur standar operasi) untuk menentukan target. Menurut informasi tim yang survei, beliau masuk daftar penerima manfaat, dengan melihat kondisi ekonomi, rumah, dan lain-lain,” ujarnya.
Zanu mengatakan, Siaga Peduli awalnya menerima laporan dari media massa tentang kondisi IS. Dia kemudian mengutus tim di Majenang untuk datang ke rumah IS guna mengecek. IS pun menunjukkan luka-lukanya yang ditutupi perban kepada tim. Bantuan kemudian disalurkan Sabtu (5/9/2020).