Para Pekerja di Pusat Bisnis Jakarta Menjaga Diri dengan Masker
Mengenakan masker menjadi cara warga Jakarta melindungi diri dari Covid-19. Dari pengamatan lapangan, kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih dilakukan mayoritas pekerja di kawasan perkantoran dan bisnis Jakarta.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Protokol kesehatan ditaati mayoritas oleh publik di kawasan perkantoran, seperti di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta. Namun, masih ada juga para pekerja perkantoran di kawasan bisnis Jakarta ini yang tak patuh dengan protokol kesehatan.
Setidaknya dari pengamatan di lapangan, kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih dilakukan mayoritas pekerja di kawasan perkantoran dan bisnis Jakarta. Seperti pada Kamis (3/9/2020) siang pekan lalu, sekitar pukul 12.45 hingga 12.55, terpantau ada 56 orang yang berjalan kaki di salah satu ruas jalan SCBD. Dari jumlah itu, sekitar 10 orang tidak mengenakan masker dengan benar.
Puluhan orang lainnya memakai masker dengan etika yang benar, yakni mulut dan hidung tertutup. Salah seorang bahkan mengenakan sarung tangan lateks.
Di sudut-sudut perkantoran SCBD lainnya, protokol kesehatan masih dilaksanakan dengan relatif baik. Sejumlah pekerja kantoran yang berkumpul saat jam istirahat tetap mengenakan masker saat mengobrol.
Pegawai swasta, Agus (52), mengaku selalu mengenakan masker saat bepergian ke luar rumah. Ia khawatir dengan risiko tertular Covid-19 jika tidak patuh bermasker. Pasalnya, ia tidak tahu keberadaan virus korona baru tersebut.
Ada banyak sekali informasi soal Covid-19 di berita, bahkan ada juga teori konspirasi. Saya tidak mau ambil pusing. Jadi, mau benar atau tidak informasi yang ada, lebih baik saya menjaga diri dengan pakai masker. Ini cara paling aman.
”Rasanya risih dan takut kalau keluar rumah tanpa masker. Kalau sampai saya kena Covid-19, penyakit ini bisa menyebar ke mana-mana, khususnya orang terdekat,” kata Agus saat ditemui di SCBD.
Hingga kini, ia sebisa mungkin tertib mengikuti protokol kesehatan untuk diri sendiri. Jika ada rekan kerja di kantor yang tidak mengenakan masker, ia akan menegur mereka.
Pegawai perusahaan asuransi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Ita (38), mengaku tertib dan patuh pada peraturan bermasker di ruang publik. Peraturan memakai masker ini diterapkan pula di rumah tangganya.
Ia tidak pernah absen mengingatkan suami dan anak-anaknya untuk selalu mengenakan masker. Ita pun membekali mereka dengan masker kain cadangan ketika beraktivitas di luar rumah.
Selain aturan memakai masker, ia juga menaati protokol kesehatan lain yang dianjurkan pemerintah. Menurut dia, mencuci baju, masker, dan mandi serta keramas adalah hal yang wajib dilakukan ketika pulang ke rumah.
”Ada banyak sekali informasi soal Covid-19 di berita, bahkan ada juga teori konspirasi. Saya tidak mau ambil pusing. Jadi, mau benar atau tidak informasi yang ada, lebih baik saya menjaga diri dengan pakai masker. Ini cara paling aman,” kata Ita, Rabu malam pekan lalu.
Pegawai BUMN di Sudirman, Fitri (45), mengatakan, sebisa mungkin ia memakai masker untuk berjaga-jaga dari ancaman Covid-19. Alasan lain bermasker adalah agar ia tidak mengeluarkan tetesan (droplet) kepada orang lain saat bicara. Dengan begitu, ia pun menghargai hak orang lain untuk hidup sehat.
”Saya sebenarnya tidak tau pasti bila masker benar-benar bisa menyaring udara atau tidak. Tapi, saya pikir lebih baik tetap memakai masker agar tidak merugikan orang lain,” kata Fitri.
Kesadaran bermasker ia terapkan pula ketika bekerja di kantor. Ketika melepas masker, sebisa mungkin ia tidak berbicara dengan orang lain agar tidak mengeluarkan droplet. Ketika ia akan berbicara atau menghadiri rapat, ia mengenakan masker.