Bersepeda kini kembali naik daun. Di tengah tren, terbuka ancaman pencurian sepeda. Pemilik sepeda mesti ekstra hati-hati demi mencegah peluang pencurian.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
Berapapun harga sepeda yang dimiliki, pesepeda tetap wajib mengamankan sepedanya dari sasaran pencuri. Hal yang terpenting adalah mengenali situasi lingkungan sebelum memarkir sepeda.
Di tengah pandemi Covid-19, bersepeda kembali populer di kalangan masyarakat. Penjualan sepeda pun bergairah, mulai dari sepeda dengan harga ratusan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah. Tidak hanya sepeda baru, sepeda bekas pun banyak dicari orang akhir-akhir ini.
Di sisi lain, ditangkapnya tiga pencuri sepeda mahal di wilayah Tangerang Selatan beberapa waktu lalu seakan menjadi pengingat bagi para pemilik sepeda untuk menjaga keamanan sepedanya. Terlebih, tiga pencuri tersebut sudah beraksi pada 17 titik di klaster perumahan setelah melihat kelengahan pemilik.
Potensi kriminalitas itu telah diantisipasi Wahyu Angko (29), karyawan swasta yang tinggal di daerah Bintaro, Tangerang Selatan. Selama ini, ia selalu mengamankan sepeda Polygon Strattos S3 miliknya di dalam rumah. Tak cukup disitu, ia juga selalu menggembok sepedanya.
Bahkan, jika harus meninggalkan rumah bersama keluarga, Angko selalu memasukkan sepedanya ke dalam kamar. Tentunya dalam posisi tergembok.
”Sepeda selalu aku taruh dalam rumah, enggak pernah di luar atau garasi,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (4/9/2020).
Hal ini dilakukan Angko sebab perumahannya tidak dilengkapi dengan penjagaan petugas satpam. Ia tinggal di sebuah perumahan mini, yang di dalamnya hanya terdapat beberapa rumah.
”Karena rumahnya sedikit, jadi tidak ada petugas satpam. Hanya ada orang yang bertugas mengunci pagar kluster setiap jam 10 malam,” katanya.
Hal berbeda dilakukan Wahyu Cahyono (51), karyawan swasta yang tinggal di salah satu kompleks perumahan di Ciputat, Tangerang Selatan. Pria yang memiliki empat sepeda ini tidak pernah sekalipun menggembok sepedanya yang selalu diparkir di halaman rumah.
Beruntung, selama ini sepedanya tak pernah disatroni pencuri karena ada petugas satpam kompleks yang selalu berkeliling. ”Di rumah ada tiga sepeda motor, satu mobil, dan empat sepeda. Alhamdulilah selama ini, sih, aman-aman saja,” katanya.
Pengalaman tidak mengenakkan justru menimpa salah satu teman gowes Wahyu yang tinggal di Perumahan Ciputat Baru, Sawah Lama, Ciputat, Tangerang Selatan, tiga bulan lalu. Sepeda jenis road bike seharga satu mobil jenis MPV tersebut raib meski sudah digembok dan diparkir di dalam garasi rumah.
”Padahal ada petugas satpam dan CCTV. Kejadiannya juga petang menjelang Maghrib,” ungkapnya.
Ketua Bike to Work Indonesia Poetoet Soedarjanto mengimbau agar para pesepeda mengenali kondisi lingkungan di sekitarnya sebelum memarkirkan sepeda. Tak terkecuali saat memarkirkan sepeda di rumah.
”Bisa jadi saat ini lingkungan kita aman, tetapi belum tentu keesokan hari atau pekan depan juga aman,” katanya.
Jika pesepeda tidak dapat memastikan keamanan lingkungan, lakukan langkah pengamanan ganda. Poetoet menganjurkan agar para pesepeda segera membersihkan dan memarkir sepedanya ke dalam pagar rumah sepulang dari gowes.
Jika merasa situasi lingkungan tidak aman, akan lebih baik jika sepeda juga langsung digembok. ”Karena dalam beberapa kejadian, maling lompat ke dalam pagar dan melempar sepeda yang enggak tergembok ke luar pagar,” ungkapnya.
Warga yang tidak memungkinkan memasukkan sepedanya ke dalam rumah, bisa memasang gantungan sepeda di dinding luar rumah. Gantungan ini akan menyulitkan gerak pencuri asalkan sepeda tersebut digembok bersama gantungannya. Bahkan, gantungan sepeda juga bisa dipasang di dalam rumah.
Menurut Poetoet, berapapun harga sepeda yang dimiliki, pemilik harus menjaga sepeda dari incaran pencuri. Menurut dia, sepeda adalah salah satu barang yang diincar oleh pencuri, bukan hanya saat ini, melainkan sejak sepeda belum digandrungi seperti sekarang.
Karena dalam beberapa kejadian, maling lompat ke dalam pagar dan melempar sepeda yang enggak tergembok ke luar pagar.
Selain itu, ada tiga hal yang perlu diwaspadai para pesepeda jika ingin memarkirkan sepedanya di tempat umum. Pertama, ketahuilah lokasi parkir sepeda di tempat yang akan dituju, seperti gedung, pusat perbelanjaan, atau perhentian transportasi umum.
Kedua, selalu bawa kunci gembok sepeda. Kaitkan bodi sepeda dengan tiang di tempat parkir sepeda menggunakan kunci yang dibawa. Ketiga, cari lokasi parkir yang dijaga dan ramai.
”Bulan ini, kami dan Pemprov DKI akan mengaudit gedung-gedung yang ramah dengan pesepeda. Keamanan adalah salah satu kriteria yang paling penting,” ujar Poetoet.
Menurut pemerhati masalah transportasi, Budiyanto, secara umum pencurian timbul karena ada niat dan kesempatan dari pelaku. Untuk itu, tugas pesepeda adalah mencegah agar kedua celah tersebut tidak terjadi.
”Pemilik harus mampu mengamankan barang miliknya dengan mengedepankan sikap kewaspadaan,” ujar mantan Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya tersebut.
Pengamanan sepeda yang paling mudah memang dengan memasang kunci gembok dan alarm. Namun, yang sering diabaikan adalah memarkir sepeda di ruang publik yang terjangkau oleh CCTV.
”Dengan alat pengaman tersebut berarti kesempatan bagi para pencuri menjadi sempit. Di sisi lain, bangun sifat kewaspadaan di mana pun kita berada,” tuturnya.