Di Posko Pengaduan, Warga Korban Penyerangan di Ciracas Berharap Mendapatkan Keadilan
Warga korban penyerangan Ciracas mulai berdatangan melaporkan kerugian mereka di posko pengaduan masyarakat di Koramil Kramatjati, Jakarta Timur, pada Senin (31/8/2020).
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
Sebagian warga yang turut menjadi korban kekerasan berkelompok, yang diduga melibatkan prajurit TNI, di sejumlah lokasi, di Jakarta Timur, mulai melaporkan kerugian yang mereka alami ke posko pengaduan, di Koramil Kramatjati, Jakarta Timur. Warga mengapresiasi langkah TNI yang secara terbuka bersedia bertanggung jawab mendata dan mengganti kerugian para korban.
Di pusat pengaduan warga korban kekerasan itu, pada Senin (31/8/2020), dari pukul 13.30 sampai 14.30, sedikitnya ada tiga warga yang datang melapor. Dua warga melaporkan kerugian akibat kerusakan kendaraan bermotornya. Adapun satu warga lain melaporkan peristiwa kekerasan yang mengakibatkan bagian kepalanya terluka.
Iskandar (48), salah satu warga korban kekerasaan, mengatakan, ia melaporkan kerugian yang dialaminya karena dihubungi pihak perusahaan tempatnya bekerja. Ia juga mengapresiasi langkah TNI yang secara terbuka meminta maaf kepada publik dan bersedia mengganti kerugian mereka.
”Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada TNI yang bersedia bertanggung jawab. Kami hanya warga biasa yang saat kejadian tidak tahu apa pun,” katanya.
Malam itu saya juga sempat ditonjok, berapa kali dipukul di bagian belakang. Tetapi saya tidak sampai terluka. (Iskandar)
Menurut Iskandar, kekerasan berkelompok yang terjadi pada 29 Agustus 2020 dini hari itu mengakibatkan sepeda motornya rusak. Kerusakan itu berupa hilangnya salah satu kaca spion dan retaknya bagian belakang sepeda motor.
”Malam itu saya juga sempat ditonjok, berapa kali dipukul di bagian belakang. Tetapi saya tidak sampai terluka,” kata Iskandar.
Ia merupakan salah satu korban kekerasan yang saat terjadi penyerangan di sejumlah lokasi di Jakarta Timur sedang mengawasi mobil perusahaan tempatnya bekerja mengisi bahan bakar minyak di salah satu SPBU di sekitar Taman Mini Indonesia Indah. Sekitar 29 Agustus 2020 dini hari tiba-tiba muncul kelompok massa yang menyerang mereka.
”Ada salah satu teman saya yang terluka di kepala. Setelah sampai di rumah sakit, luka di kepalanya dijahit 18 kali,” ucapnya.
Kaca mobil pecah
Korban lain yang datang melapor, yakni Rabib (27), warga asal Depok, Jawa Barat. Ia melaporkan kerugian berupa kerusakan pada kaca depan mobil miliknya yang bermerek Toyota Yaris.
Lelaki itu mengatakan, mobilnya dirusak kelompok massa saat pulang dari Jakarta, tepatnya di sekitar Mayasari, Jalan Gondang Sari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Ia yang pulang dari arah Jakarta bersama tiga rekannya tiba-tiba dihadang orang tak dikenal dan kaca mobilnya dipukul hingga retak.
”Kami dihadang, ada tiga mobil di depan saya yang dihadang. Saya mau putar balik, ada bus, sudah enggak bisa ke mana-mana. Di depan saya ada motor dua orang juga diberhentikan, dan dihantam sampai jatuh,” katanya.
Seperti diketahui, kasus kekerasan berkelompok yang melibatkan sejumlah prajurit TNI merusak barang dan gedung di Kepolisian Sektor Ciracas serta Polsek Pasar Rebo, Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Timur. Sejumlah polisi dan warga sipil terluka. Bahkan, harta benda warga sipil juga dirusak kelompok ini saat mereka dalam perjalanan.
Dalam keterangan resmi hari Sabtu, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyebutkan, penyerangan berawal dari kabar kecelakaan tunggal di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (27/8/2020) sekitar pukul 20.00. Kecelakaan menimpa anggota TNI yang bertugas di Direktorat Hukum TNI Angkatan Darat, yaitu Prajurit Dua (Prada) MI.
Namun, berdasarkan riwayat komunikasi di telepon selulernya, Prada MI menginformasikan pada angkatannya tahun 2017 bahwa ia dikeroyok, bukan kecelakaan tunggal. Saat ditelepon seniornya, ia juga mengaku dikeroyok.
Prada MI menginformasikan pada angkatannya tahun 2017 bahwa ia dikeroyok, bukan kecelakaan tunggal. Saat ditelepon seniornya, ia juga mengaku dikeroyok.
”Tapi, SMS (pesan singkat) kepada komandannya, dia mengaku mengalami kecelakaan tunggal,” kata Dudung (Kompas, 30/8/2020).
Hari Minggu (30/8/2020), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan, Komandan Garnisun Tetap I sudah memanggil saksi-saksi untuk mengusut kejadian itu. Polisi militer memeriksa secara intensif 12 saksi di antaranya, dan terdapat tiga orang yang sudah mengakui turut merusak kendaraan.