Bingung Anjuran WHO dan Unicef, Orangtua Tetap Bekali Anak dengan Masker
Selama pandemi Covid-19 belum berakhir, orangtua belum siap membiarkan anak-anak di luar rumah tanpa menggunakan masker, seperti halnya anjuran yang mereka dengar dari WHO dan Unicef.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anjuran Organisasi Kesehatan Dunia dan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak tentang penggunaan masker untuk anak-anak membuat para orangtua kebingungan. Selama pandemi Covid-19 belum berakhir, mereka mengaku belum siap membiarkan anak-anak mereka berada di luar rumah tanpa menggunakan masker.
Pada Jumat (21/8/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) telah mengeluarkan anjuran penggunaan masker bagi anak-anak selama pandemi Covid-19. WHO dan Unicef menganjurkan agar anak berusia 12 tahun ke atas menggunakan masker, seperti halnya orang dewasa.
Adapun bagi anak berusia 6-11 tahun, pemakaian masker hendaknya disesuaikan dengan tingkat risiko penularan masing-masing. Misalnya, penggunaan masker dianjurkan bagi anak yang berada di wilayah berisiko tinggi atau yang tinggal bersama lansia.
Sementara anak berusia lima tahun ke bawah dinilai tidak perlu memakai masker. Penggunaan masker bagi anak-anak dianggap dapat mengganggu kenyamanan serta keamanan anak dalam beraktivitas. Kondisi ini juga diperkuat dengan hasil-hasil studi yang menyatakan bahwa penyebaran Covid-19 di kalangan anak-anak tidak sebesar kalangan remaja.
Anjuran ini membuat sejumlah orangtua kebingungan. Pasalnya, para orangtua selama ini sudah menekankan kepada anak-anak mereka mengenai pentingnya penggunaan masker ketika berada di luar rumah sesuai dengan anjuran dari pemerintah.
Seperti yang dilakukan oleh Ablung (47), warga Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Sudah berbulan-bulan ini ia selalu meminta anaknya yang duduk di kelas III SD untuk memakai masker setiap bermain di luar rumah bersama teman-temannya.
”Saya, kan, ikut anjuran pemerintah. Jadi, kalau dia keluar, masker kainnya selalu, tuh, dikalungin di leher," ujarnya di Jakarta, Senin (24/8/2020).
Jika merujuk pada anjuran WHO tersebut, putra bungsunya itu tidak harus memakai masker setiap melakukan kegiatan. Mengingat, dia masih berusia 10 tahun dan tinggal di zona hijau. Selain itu, ia juga tidak tinggal satu rumah bersama lansia.
Kendati demikian, Ablung mengaku tidak siap membiarkan anaknya bermain tanpa mengenakan masker meskipun sekadar bermain di depan rumah. ”Tetap anak saya suruh pakai masker. Masih waswas walaupun mainnya dengan teman-teman seumuran dekat rumah sini saja,” katanya.
Hal yang sama dibingungkan oleh Aditya (29), karyawan swasta asal Jepara, Jawa Tengah. Selama ini ia selalu membekali anaknya yang masih berusia dua tahun dengan masker setiap bepergian keluar rumah.
”Iya, aku udah baca (anjuran WHO dan Unicef). Bingung juga gimana baiknya,” katanya.
Meski begitu, hingga saat ini Aditya masih membekali putrinya dengan masker. Menurut dia, satu-satunya cara yang paling aman saat ini adalah membatasi putrinya keluar rumah jika tidak ada kebutuhan mendesak.
Icha (35), karyawan swasta di Jakarta Pusat, mengatakan, selama ini anaknya yang masih enam tahun selalu memakai masker. Keharusan itu terutama jika Icha mengajak anak pergi ke tempat keramaian, seperti supermarket atau pasar.
Meski begitu, ia kerap kecolongan melihat anaknya tidak memakai masker saat bermain bersama teman-temannya. ”Iya kadang main sama temen-temennya di dekat rumah enggak pake masker,” katanya.
Icha menilai, anjuran dari WHO dan Unicef bisa memicu persepsi yang salah di kalangan orangtua. Ia khawatir jika para orangtua membebaskan anak-anak mereka yang masih berusia 6-11 tahun untuk tidak mengenakan masker tanpa mengenal risiko tempat tinggal atau tempat yang dikunjungi.
”Kalau ngajak anak jalan-jalan, pasti saya pakaikan masker yang bergambar itu. Tapi, kalau main dekat-dekat sini, ya sering enggak pakai," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah anak terlihat bermain sepak bola di Jalan Banjir Kanal, Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, pada Senin siang. Tidak satu pun dari mereka terlihat memakai masker meski beberapa kali harus bersentuhan fisik saat berebut mendapatkan bola.
Rava (11), salah satu anak yang bermain bola, mengaku meninggalkan maskernya di rumah. Ia jarang memakai masker saat bermain bersama teman-temannya. ”Jarang, (pakai masker). Kalau ngaji biasanya pakai masker,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Fahri (13), teman Rava yang ikut bermain sepak bola. Ia mengaku mempunyai tiga masker di rumahnya. Saat ditanya alasan tidak memakai masker siang itu, ia hanya melempar tawa.
Menyusul panduan dari WHO dan Unicef tersebut, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B Pulungan mengatakan, saat ini IDAI tengah menyusun rekomendasi pemakaian masker untuk anak-anak. Rekomendasi tersebut akan disesuaikan dengan keadaan yang berkembang di Indonesia.
”Lagi dibuat rekomendasinya, tetapi akan disesuaikan dengan keadaan di Indonesia,” katanya saat dihubungi.
Sebelum rekomendasi tersebut dikeluarkan, masyarakat sementara diminta untuk mengikuti Anjuran IDAI mengenai Aktivitas Anak di Luar Rumah Selama Pandemi Covid-19. Anjuran yang dikeluarkan pada 17 Juni 2020 ini menyatakan bahwa anak berusia 2-18 tahun dianjurkan menggunakan masker.
Bahkan, jika diperlukan, anak tidak hanya memakai masker, tetapi juga mengenakan pelindung wajah. Selain itu, anak diminta selalu menjaga jarak fisik sejauh dua meter. Anak juga harus selalu didampingi oleh orangtua atau pengasuhnya.