Setelah Bos Roti asal Taiwan, Ada Target Lain Lagi yang Akan Dibunuh
Para pelaku juga sudah merencanakan cara menghalangi sorotan kamera CCTV saat eksekusi korban.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komplotan yang menghabisi nyawa bos bisnis roti asal Taiwan, Hsu Ming-hu (52), diduga juga menyasar target lain untuk dilukai. Hal itu terungkap dari rekonstruksi perencanaan pembunuhan Hsu Ming-hu pada Kamis (13/8/2020) di Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jakarta.
Rekonstruksi digelar di dua lokasi, yakni di Polda Metro Jaya untuk reka adegan perencanaan serta di rumah korban di Kota Deltamas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, untuk reka adegan eksekusi. Kepala Unit V Subdirektorat III/Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Rulian Syauri menjelaskan, rekonstruksi perencanaan terdiri atas empat adegan.
Dalam adegan kedua, otak pembunuhan yang juga sekretaris pribadi korban, SS (37), menyampaikan kepada tersangka S (buron) akan memberikan tugas lain setelah misi terhadap Hsu Ming-Hu selesai. ”Tugas lain, dalam tanda kutip, dapat diartikan untuk melukai orang lain. Namun, siapa sasaran selanjutnya, akan kami dalami,” ucap Rulian.
Seperti diberitakan, sembilan orang diduga bertanggung jawab atas kematian Hsu Ming-hu, terdiri dari SS, FI (30), AF (31), dan SY (38) yang sudah ditangkap, serta lima buron berinisial S, R, MS, TJ, dan EJ. Tersangka SS membiayai pembunuh bayaran untuk mengeksekusi korban. Eksekutornya, AF, S, dan R, membunuh korban pada 24 Juli sore di rumah Hsu Ming-hu di Kota Deltamas. Tanggal 26 Juli, jasad korban ditemukan di Sungai Citarum di wilayah Subang, Jawa Barat.
Rulian mengatakan, perencanaan pertama untuk membunuh korban berjalan di salah satu rumah makan di Kota Deltamas, 25 Juni sore. Pertemuan dihadiri SS, AF, FI, dan S. Tersangka SS berteman dengan FI, sedangkan AF merupakan suami FI. Adapun dengan S, hari itu merupakan perkenalan perdananya. Dalam pertemuan tersebut, SS menyampaikan keinginannya agar Hsu Ming-hu dihabisi.
Tanggal 9 Juli di rumah makan yang sama, keempatnya kembali bertemu. Mereka membahas harga yang pas bagi tim eksekutor. SS dan para pembunuh bayaran sepakat dengan angka Rp 150 juta, dan SS meminta waktu 10-14 hari untuk pelunasan. Dalam kesempatan itu, SS memberikan denah rumah korban kepada S. Ia berpesan agar mobil Toyota Fortuner putih milik korban dihilangkan seusai pembunuhan. Ia juga menyampaikan akan ada tugas lain setelah eksekutor menghabisi nyawa Hsu Ming-hu.
SS berpesan agar mobil Toyota Fortuner putih milik korban dihilangkan seusai pembunuhan. Ia juga menyampaikan akan ada tugas lain setelah eksekutor menghabisi nyawa Hsu Ming-hu.
Pertemuan ketiga terjadi di lantai dua pabrik roti milik korban di kawasan pergudangan Green Land, Deltamas, 17 Juli. SS setiap harinya berkantor di sana. Pertemuan dihadiri SS, FI, dan SY. Tersangka SY diperintahkan untuk memarkirkan mobil di depan rumah korban pada hari-H eksekusi guna menghalangi sorotan kamera pengawas (CCTV) yang mengarah ke rumah korban.
Perencanaan keempat berjalan di dalam mobil, di pangkalan truk Citarik tanggal 18 Juli, dihadiri SS, AF, S, dan SY. Saat itu, mereka mematangkan lagi rencana pembunuhan. Untuk menghalangi sorotan kamera CCTV, S meminta SY menggunakan mobil boks.
”Selanjutnya, rekonstruksi di rumah korban di Bekasi,” ujar Rulian.
Dalam konferensi pers pada Rabu (12/8/2020), Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Nana Sudjana menuturkan, motif SS mendalangi pembunuhan berencana terhadap Hsu Ming-hu adalah akibat SS sakit hati korban menghamilinya tetapi tidak bertanggung jawab. Korban malah memberikan uang sekitar Rp 15 juta untuk pengguguran kandungan. Dendam SS makin besar setelah mendengar bosnya itu berencana menikahi asisten rumah tangganya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menambahkan, sebelum pembunuhan ini, SS pernah punya rencana mengakhiri hidup bosnya lewat jalur mistis. April 2019, SS meminta bantuan FI mencarikan dukun untuk menyantet Hsu Ming-hu. Uang Rp 15 juta sudah dikeluarkan, tetapi tidak terjadi apa-apa.