PT MRT Jakarta memastikan sejumlah pohon terdampak proses konstruksi MRT fase 2a. Setelah inventarisasi, identifikasi, dan ada izin, pohon-pohon akan dipindah untuk diganti dan ditanam lagi setelah pembangunan.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT MRT Jakarta menyatakan dengan dimulainya proses konstruksi paket kontrak atau CP 201 Bundaran HI-Harmoni yang merupakan bagian dari pekerjaan fase 2a MRT Jakarta, sebanyak 867 pohon terdampak. Pohon-pohon itu ada yang direlokasi, diganti, dan ada yang dibawa ke penimbunan kayu bila pohon dinyatakan tidak sehat. PT MRT Jakarta memastikan proses penggantian pohon terdampak terlaksana dengan baik.
Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta dalam paparan dan kunjungan lapangan ke kawasan Monas, Selasa (11/08/2020) menjelaskan, untuk bisa memastikan angka itu, sebelumnya sudah ada serangkaian tahapan yang dilakukan PT MRT Jakarta. Tahapan yang dimaksud di antaranya proses inventarisasi dan identifikasi pohon di Jalan Thamrin yang akan merupakan lokasi stasiun Thamrin, serta di Jalan Museum dan di dalam kawasan Monas sebelah barat yang akan menjadi lokasi stasiun Monas.
Dalam proses identifikasi, proses yang dijalankan yaitu identifikasi mulai dari jumlah, jenis, ukuran, dan juga kondisi kesehatan pohon. "Kita juga melakukan USG pohon. Karena nanti pohon yang sehat akan mendapatkan penanganan yang berbeda, pohon yang tidak sehat juga akan mendapatkan penanganan yang berbeda," jelas Silvia.
Proses identifikasi dan inventarisasi, lalu diikuti dengan penyampaian hasil kepada Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, serta kepada UPK Monas. Dari sana keluar perizinan dan rekomendasi kepada PT MRT Jakarta. Izin penanganan pohon itu terbit Juni 2020 silam.
"Dari proses ini kita dapat arahan, bagaimana menangani pohon itu, apakah akan direlokasi atau dipindahkan atau diganti? Kalau diganti, nanti diganti dengan apa, berapa banyak. Kalau direlokasi, maka direlokasi kemana hingga ke jenis pohonnya," jelas Silvia.
Kita juga melakukan USG pohon. Karena nanti pohon yang sehat akan mendapatkan penanganan yang berbeda, pohon yang tidak sehat juga akan mendapatkan penanganan yang berbeda.
Untuk stasiun Thamrin, sesuai desain akan dimulai dari depan Thamrin 10, melewati perempatan Kebon Sirih dan MH Thamrin, lalu berujung di Medan Merdeka Selatan atau menjelang bundaran Patung Kuda. Untuk stasiun Thamrin, Silvia melanjutkan, pohon yang terdampak adalah yang ada di median jalan atau tengah, di sisi barat, dan di sisi timur jalan.
Pohon-pohon itu terdampak karena pembangunan stasiun. Juga karena kontraktor pelaksana melakukan pelebaran jalan sementara untuk bisa melakukan pembangunan di tengah. Sehingga pohon di kanan dan di kiri pun harus terdampak.
Untuk stasiun Thamrin, pohon-pohon terdampak ada di median jalan, dan di kanan kiri jalan. Total ada 235 pohon. Dari 235 itu 171 pohon diganti dan 64 pohon direlokasi. "Untuk jumlah pohon pengganti pohon-pohon terdampak pembangunan stasiun Thamrin, total ada 1.173 pohon dengan diameter 10 - 25 cm," jelas Silvia.
Kemudian untuk pembangunan stasiun Monas, ada dua lokasi pohon yang terdampak. Pertama pohon-pohon di sisi Jalan Museum untuk pembangunan entrance di Jalan Museum. Ada 52 pohon yang harus diganti. Kedua, pohon-pohon di dalam area Monas ada 580 pohon yang terdampak, dengan rincian 430 pohon diganti dengan instant tree atau pohon besar yang diameternya 40 cm ke atas. Sedangkan 150 pohon lainnya akan direlokasi.
Sesuai rekomendasi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Silvia melanjutkan, Kebun Bibit Srengseng milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota di Jakarta Barat menjadi lokasi penempatan relokasi dan penanaman kembali untuk pohon-pohon pengganti untuk area MH Thamrin dan Jalan Museum. Batang pohon yang tidak sehat, dibawa ke tempat penimbunan kayu milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota di Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Untuk pohon pengganti area Monas, ada sebanyak 430 pohon berupa pohon besar dengan diameter lebih dari 40 cm. Pohon-pohon itu akan ditanam di sisi selatan kawasan Monas, tepatnya di bekas kandang rusa. Lalu jumlah pohon pengganti untuk Jalan Museum yang disiapkan ada 260 pohon.
Suzi Marsitawati, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta menjelaskan, untuk pohon-pohon yang terdampak proyek MRT Jakarta ini memang sebelumnya sudah ditentukan melalui pengecekan di lapangan. Sehingga, akan diketahui pohon yang betul-betul bisa dieksekusi karena pohon itu tidak sehat.
Dijelaskan Suzi, pohon tidak sehat dicirikan dengan struktur tidak bagus dan kondisi pohon punya kemiringan lebih dari 30 derajat. Lalu karena kawasan Monas adalah kawasan bersejarah, maka bisa digantikan dengan pohon besar berdiameter lebih dari 40 cm.
Silvia menambahkan, untuk penanaman kembali pohon-pohon di area Monas itu sesuai acuan Keputusan Gubernur No.792 Tahun 1997, akan dilakukan dalam dua tahap sesuai masterplan. Tahap I adalah penanaman di lahan bekas kandang rusa dan tahap II di sisi barat setelah pembangunan selesai.
Isa Sanuri, Kepala UPK Monas menjelaskan, pohon-pohon di kawasan Monas yang terdampak di antaranya jenis akasia, mahoni, trembesi, hingga palem. Dalam penjelasan PT MRT Jakarta di kawasan Monas, pohon-pohon yang akan ditanam di area bekas kandang rusa seluas kurang lebih 3 hektar yaitu trembesi (5 pohon), flamboyan (5 pohon), bodhy (5 pohon), Ficus Variegata (5 pohon), Kidelia Pinnata (10 pohon), Tabebuia (10 pohon), Bungur (15 pohon), Spatodea (15 pohon), Kapuk Variegata (15 pohon), Pulai (5 pohon), Buttercup (10 pohon), dan Damar (5 pohon).
"Kita mencari pohon-pohon besar itu di Jakarta dan di luar Jakarta," jelas Silvia.
Pada prinsipnya, Silvia melanjutkan, untuk pohon-pohon terdampak, PT MRT memiliki dua prinsip. Prinsip pertama, yaitu mengganti pohon dengan pohon besar dan prinsip kedua dengan rasio. Proses pemindahan pohon direncanakan dimulai bulan ini hingga dua bulan ke depan.
Adapun untuk Jalan Medan Merdeka Selatan sendiri, jelas Silvia, pohon-pohon di median jalan dan selebihnya tidak akan terdampak. Karena proses pembangunan stasiun Monas menggunakan metode khusus box jacking yang memungkinkan pembangunan bawah tanah tanpa melakukan rekayasa lalu lintas.