Risiko Covid Mengintip di Balik Tilang Ganjil Genap
Sejumlah anggota polisi lalu lintas juga menyimpan rasa khawatir tertular Covid-19 saat bertugas. Protokol kesehatan ditetapkan secara ketat demi mencegah kemungkinan tertular virus.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kekhawatiran tertular Covid-19 turut dirasakan sejumlah anggota polisi lalu lintas ketika bertugas. Agar tugas tidak terganggu, mereka menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Kasubdit Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Fahri Siregar menjelaskan, ketika mengawasi penegakan hukum kebijakan ganjil genap yang mulai berlaku Senin (10/8/2020), personel di lapangan akan berinteraksi dengan banyak pengendara.
”Oleh sebab itu, selain untuk memastikan penegakan hukum ganjil genap, keamanan anggota dari penularan Covid-19 juga harus dijaga,” katanya, ketika ditemui di Perempatan Tomang, Jakarta Barat, Senin (10/8/2020).
Ia mengimbau agar personel menerapkan protokol kesehatan di tempat kerja maupun saat kembali ke rumah. ”Sesampai di rumah, cuci tangan dulu. Jika perlu, mandi dulu sebelum bercengkerama dengan keluarga,” katanya.
Polisi lalu lintas dari Polda Metro Jaya Inspektur Dua Ariyanto merasa waswas lantaran Covid-19 tak kunjung mereda. Di tengah pandemi Covid-19, pengendara yang berinteraksi dengan petugas bisa saja membawa virus korona baru. Untuk itu, sejumlah protokol kesehatan saat menindak pelanggar lalu lintas disiapkan.
Pertama, kata Ariyanto, jarak fisik saat berinteraksi dengan pengendara harus terjaga. Petugas wajib menggunakan masker. ”Saat kami harus melakukan pemeriksaan, kalau petugas mengenakan sarung tangan, SIM dan STNK bisa diperiksa langsung. Tetapi jika sedang tak menggunakan sarung tangan, pengendara diminta untuk memperlihatkan surat kendaraannya kepada petugas tanpa bersentuhan,” katanya, ketika ditemui di Pos Polisi Mampang Prapatan.
Ariyanto menekankan bahwa kekhawatiran terhadap Covid-19 bukan berarti membuat polisi lalai dalam menjalankan tugas. Dirinya akan tetap memastikan lalu lintas berjalan lancar di tengah pagebluk.
Sebagai bentuk antisipasi, Ariyanto menjaga betul kesehatannya. Warga Jakarta Timur ini akan melepas baju ketika sampai di depan rumah. Setelah mandi, baru ia berkumpul dengan keluarga. ”Rumah harus safe. Saya juga menjaga kondisi tubuh dengan minum vitamin,” katanya.
Kekhawatiran yang sama juga dikatakan oleh Ajun Inspektur Satu Hartono. Sebagai personel Patroli Pengawal (Patwal) Polda Metro Jaya, Hartono, antara lain, bertugas untuk mengawal perjalanan mobil jenazah Covid-19.
Hartono sekitar dua minggu lalu mengawal jenazah Covid-19 ke Blitar, Jawa Timur. Selain petugas medis, personel Patwal pun turut mengenakan alat pelindung diri. ”Pas pakai APD (alat pengaman diri) itu panasnya minta ampun,” katanya, ketika ditemui saat bertugas di Jalan Gelora, Jakarta Pusat.
Setelah pulang dari pengawalan, Hartono mengisolasi diri di rumahnya di Bekasi, Jawa Barat. Ia tidur di kamar terpisah. ”Seminggu setelah dari Blitar, saya enggak berani ketemu sama istri dan anak, tetapi tetap bertugas,” kata anggota Korps Bhayangkara yang sudah tiga kali mengawal jenazah Covid-19 ini.
Seminggu setelah dari Blitar, saya enggak berani ketemu sama istri dan anak, tetapi tetap bertugas. (Ajun Inspektur Satu Hartono)
Beberapa waktu lalu, katanya, semua anggota Patwal Polda Metro Jaya melakukan tes cepat (rapid test). ”Alhamdulillah, semua hasilnya negatif,” katanya.