Catatan Aktivitas Harian Selama Pandemi Bisa Menolong Banyak Orang
Catatan harian seseorang tentang aktivitas selama pandemi Covid-19 memudahkan penelusuran kontak erat jika ada kasus positif Covid-19.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Inisiatif mencatat aktivitas harian selama pandemi Covid-19 tidak akan sia-sia. Catatan-catatan itu berguna untuk menelusuri kontak erat seseorang dengan orang lain jika sewaktu-waktu positif Covid-19.
Emha Poetra (23) mulai mencatat aktivitas di luar rumah sejak 20 Maret 2020. Isi catatan harian mahasiswa koas kedokteran gigi di Jakarta Pusat itu ialah waktu, tempat tujuan, dan orang yang berinteraksi erat dengannya.
Ia mulai rutin mencatat setelah salah satu orang terdekat meninggal karena positif Covid-19. Kala itu, semua orang kebingungan dan tidak tahu persisnya interaksi terakhir dengan almarhum saat ada penelusuran kontak erat. ”Berkaca dari peristiwa itu, ada ketakutan terpapar dan menularkan kepada orang lain. Mau tidak mau rutin mencatat tanpa pernah bosan,” ujar Emha, Jumat (7/8/2020). Catatan harian itu berupa buku dan selalu dibawanya saat bepergian.
Pelonggaran aktivitas tidak mengendurkan kewaspadaannya. Ia tetap keluar rumah seperlunya saja untuk belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar atau toko serba ada. Apalagi koas masih terhenti. Jika rasa jenuh di rumah menghampiri, sesekali dirinya berkeliling dengan mobil tanpa berhenti atau singgah untuk sekadar menghirup udara di luar ruangan.
Lia (27) juga membuat catatan harian meskipun masih bekerja dari rumah sejak 16 Maret. Manajemen perusahaannya bekerja menunda bekerja dari kantor pada 20 Juli karena kasus positif Covid-19 belum terkendali. Apalagi kluster perkantoran terus bertambah.
Warga Gandaria, Jakarta Selatan, itu menandai tanggal-tanggal saat dirinya beraktivitas di luar rumah. ”Supaya berjaga-jaga kalau terpapar. Bisa tahu ke mana saja jalan-jalannya,” kata Lia. Sesampainya di rumah akan langsung mandi dan keramas.
Catatan aktivitas harian memudahkan penelusuran kontak erat. Dari situ tes usap tepat sasaran. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Budi Haryanto menuturkan, ada keluhan buang waktu, termasuk bosan, ketika mengisi aktivitas harian. Padahal, catatan itu penting untuk penelusuran kontak erat.
Selama ini, ada kendala dalam penelusuran kontak. Penelusuran terbatas hanya pada orang dekat seperti keluarga, tetangga, dan rekan kerja. ”Lantas bagaimana dengan orang yang ketemu di jalan, bus, atau tempat nongkrong? Mereka tidak ditelusuri karena tidak ada catatan,” ucap Budi. Terbatasnya penelusuran kontak erat berimbas pada sulitnya menentukan jumlah kasus positif Covid-19. Sebab, banyak orang dites meskipun tidak ada kontak erat.