Hari Ini, Dishub DKI-Polda Metro Jaya Jelaskan Ganjil Genap di Bundaran HI
Ganjil genap kembali berlaku pada 3 Agustus 2020. Warga yang menggunakan KRL diimbau atur waktu perjalanan agar tidak terjebak kepadatan penumpang.
Oleh
STEFANUS ATO/AGUIDO ADRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kembali menerapkan kebijakan ganjil genap pada 3 Agustus 2020. Penjelasan lengkap dari Dinas Perhubungan DKI dan Polda Metro Jaya dijanjikan akan diberikan hari ini, Minggu (2/8/2020).
Terkait kebijakan ganjil genap ini, PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mengajak pengguna kereta rel listrik untuk mengatur waktu perjalanan. Ini karena lonjakan penumpang transportasi berbasis rel itu diprediksi meningkat drastis di awal pekan.
Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengajak pengguna kereta rel listrik atau KRL agar kembali ke Jakarta atau tempat akan dimulai aktivitasnya pasca-Idul Adha sebelum 3 Agustus 2020. Lonjakan pengguna KRL diperkirakan akan meningkat pada awal pekan.
”Awal pekan terutama pada Senin, selalu tercatat sebagai hari dengan jumlah pengguna KRL paling padat dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Terlebih pada akhir pekan ini merupakan akhir pekan panjang hari libur Idul Adha,” kata Anne, saat dihubungi Kompas, pada Sabtu (1/8/2020), di Jakarta.
Berdasarkan data PT KCI, pengguna KRL pada 30 Juli 2020 mencapai 409.814 pengguna. Jumlah itu naik 10 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya pada hari yang sama, yaitu hanya sebanyak 370.948 pengguna. Adapun saat libur Idul Adha, jumlah pengguna KRL sebanyak 187.257 pengguna.
Dari data itu, PT KCI memperkirakan, pengguna KRL dari stasiun-stasiun tujuan ke Jakarta pada Senin atau 3 Agustus 2020 akan meningkat drastis. Oleh karena itu, pengguna KRL diimbau untuk kembali ke Jakarta ataupun lokasi aktivitas kerjanya dengan memanfaatkan kondisi KRL yang cenderung lebih lengang pada akhir pekan ini.
Pengguna KRL dari stasiun-stasiun tujuan ke Jakarta pada Senin atau 3 Agustus 2020 akan meningkat drastis. Agar tak terjebak antrean panjang dan kepadatan penumpang, pengguna KRL diimbau kembali ke Jakarta ataupun lokasi aktivitas kerjanya dengan memanfaatkan kondisi KRL yang cenderung lebih lengang pada akhir pekan ini.
Anne menjelaskan, pada hari kerja, persebaran pengguna KRL masih terfokus di pukul 05.00-08.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB. Di luar waktu itu, kondisi KRL tampak lebih lengang dan tidak ada antrean pengguna. Para pengguna jasa bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk naik KRL dengan lebih nyaman.
”Pengguna juga kami imbau mempersiapkan KMT, kartu uang elektonik bank, atau tiket kode QR sehingga saat tiba di stasiun tidak perlu lagi mengantre serta lebih aman saat naik KRL,” katanya.
Maksimal 74 orang
PT KCI saat ini masih tetap mengikuti arahan pemerintah sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman dan Petunjuk Teknis Pengendalian Transportasi Perkeretaapian Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru untuk Mencegah Penyebaran Covid-19. Implementasi dari aturan itu, yakni melayani maksimal 74 orang per kereta agar penerapan pembatasan jarak secara fisik di dalam KRL terpenuhi.
Pada masa pandemi Covid-19, PT KCI secara bertahap menambah perjalanan KRL dan sampai saat ini sudah mencapai 971 perjalanan per hari. Jumlah itu merupakan jumlah maksimal dengan mempertimbangkan kapasitas angkut serta kapasitas prasarana perkeretaapian yang tersedia.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, saat dihubungi terpisah, mengatakan, kebijakan ganjil genap akan dimulai pada 3 Agustus 2020 dan akan diterapkan di 25 ruas jalan di DKI Jakarta. Namun, ia enggan menjawab soal strategi Pemerintah DKI mengantisipasi lonjakan pengguna transportasi publik saat ganjil genap berlaku.
”Besok pukul 08.00, di Bundaran Hotel Indonesia akan ada penjelasan resmi dari saya dan Ditlantas (Polda Metro Jaya),” kata Syafrin.
Penjelasan soal pelaksanaan ganjil genap akan dilakukan oleh saya dan dari Polda Metro Jaya, hari ini, Minggu (2/8/2020) saat hari bebas kendaraan bermotor di depan Bundaran Hotel Indonesia. (Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo)
Tak berpengaruh
Akademisi Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata serta Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno menambahkan, penerapan ganjil genap di DKI Jakarta tidak akan berdampak signifikan pada kepadatan penumpang angkutan publik, terutama KRL. Sebab, jumlah penumpang hanya melonjak di waktu tertentu, saat awal pekan.
”Secara total, (di luar awal pekan) sebenarnya tidak sampai 50 persen pengguna KRL ataupun Transjakarta. Jadi, sebenarnya ini hanya pola penggunaan angkutan umum saja,” kata Djoko.
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, kata Djoko, sedang merencanakan pengembangan layanan alternatif reguler berbentuk bus Jabodetabek Residential Connexion (JRC). Kebijakan ini dipilih lantaran ada kelompok masyarakat kelas menengah ke atas yang sepakat untuk menggunakan transportasi publik, tetapi tak ingin untuk mengantre terlalu lama.
”Kelompok menengah ke atas itu sebagian ada yang menggunakan KRL, tetapi mereka kalau disuruh antre tidak mau. Jadi, daripada pakai mobil pribadi lebih baik disediakan bus JRC,” katanya.
Penyediaan bus JRC, kata Djoko, direncanakan akan diupayakan lebih terjangkau dari permukiman calon penumpang. Kebijakan ini juga sangat beralasan karena dapat mengurangi biaya perjalanan.
”Kendaraan pribadi itu diperkirakan akan menghabiskan biaya perjalanan Rp 75.000 per hari. Kalau pakai angkutan umum dengan tarif Rp 25.000, berarti sehari biaya perjalanan yang dihabiskan hanya Rp 50.000,” kata Djoko.