Angkutan Umum Tambah Frekuensi Layanan Selama PSBB Transisi
Untuk mendukung perpanjangan PSBB transisi dan kebijakan ganjil genap, operator angkutan umum mengubah jam layanan dan menambah frekuensi layanan. Upaya itu untuk menekan persebaran virus korona di angkutan umum.
Oleh
Helena F Nababan
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Merespons kebijakan perpanjangan pembatasan sosial berskala besar transisi serta ganjil genap yang diberlakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya mulai Senin (3/8/2020), operator angkutan umum seperti MRT Jakarta, Transjakarta, dan KRL mengubah jam dan frekuensi layanan mereka. Sementara Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek mengoperasikan bus JR Connexion.
Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi, Minggu (2/8/2020), menjelaskan, MRT Jakarta melakukan perubahan kebijakan jadwal operasi. ”Mulai Senin, layanan jam operasi MRT Jakarta kami perpanjang sampai pukul 22.00,” ujarnya.
Meski jam operasi diperpanjang, Effendi menegaskan, seluruh protokol kesehatan tetap diterapkan dengan baik sehingga MRT Jakarta dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat dalam bermobilisasi dengan tetap menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya.
Dengan perubahan jam layanan itu, Effendi berharap para penumpang MRT Jakarta akan mencermati perubahan operasi dan layanan yang terjadi. Di hari kerja, kereta MRT Jakarta beroperasi mulai pukul 05.00 sampai pukul 22.00. Saat akhir pekan, kereta MRT Jakarta beroperasi mulai pukul 06.00 sampai pukul 20.00.
Adapun untuk jarak antarkereta, pada hari kerja kereta akan datang setiap 5 menit saat jam sibuk pagi (07.00-09.00) dan jam sibuk sore (17.00-19.00). Di luar dua jam sibuk itu, kereta datang tiap 10 menit sekali. Adapun saat akhir pekan, kereta tiba setiap 20 menit sekali.
MRT Jakarta, lanjut Effendi, tetap memberlakukan pembatasan jumlah penumpang sebanyak 62-67 orang per kereta atau 390 orang per rangkaian kereta.
Dari Transjakarta, Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta Nadia Diposanjoyo menjelaskan, Transjakarta akan menambah armada pada ruas koridor yang terimbas kebijakan ganjil genap. Akan ada penambahan 155 bus yang dioperasikan di jalur-jalur yang terdampak kebijakan pembatasan kendaraan berdasarkan pelat nomor itu.
”Bus-bus tambahan mulai disterilisasi dan disiapkan secara teknis untuk diluncurkan hari Senin,” kata Nadia.
Penambahan tersebut untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pengguna pada waktu pelaksanaan kebijakan ganjil genap. Penambahan armada ditujukan untuk tetap memastikan terjaganya kapasitas maksimal sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu 50 persen dari kapasitas angkut dan mempercepat pengosongan halte pada jam-jam saat sistem ganjil genap diterapkan.
Sistem ganjil genap diterapkan pagi hari pukul 06.00-10.00 dan sore hari pukul 16.00-21.00. ”Seluruh armada tersebut akan disebar di 10 koridor yang bersinggungan dengan 25 ruas jalan yang terkena imbas kebijakan ganjil genap,” jelas Nadia.
Ke-10 koridor yang bersinggungan dengan kebijakan ganjil genap adalah koridor 1 Blok M-Kota; koridor 2 Pulogadung 1-Harmoni; koridor 3 Kalideres-Pasar Baru; koridor 4 Pulogadung 2-Tosari; koridor 5 Kampung Melayu-Ancol; koridor 6 Ragunan-Tosari; koridor 7 Kampung Rambutan-Kampung Melayu; koridor 8 Lebak Bulus-Harmoni; koridor 9 Pinang Ranti-Pluit; dan koridor 10 PGC 2-Tanjung Priok.
”Dengan demikian, total armada yang beroperasi di 13 koridor BRT pada masa ganjil genap akan mencapai 871 unit,” ujar Nadia.
Selain menambah 155 unit di 10 koridor BRT, Transjakarta juga kembali mengoperasikan layanan rute non-BRT atau nonkoridor untuk melayani lima rusun. Rute itu meliputi L2 Pulogadung-Harmoni Via Pramuka; 10D Kampung Rambutan-Tanjung Priok; 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung; 3A Rusun Pesakih-Kalideres; 11B Rusun Rawabebek-Penggilingan; 11C Rusun Pinus Elok-Rusun Pulo Gebang; dan 11K Rusun Komarudin-Penggilingan.
Dari KRL, VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Erni Sylvianne Purba menjelaskan, mulai 1 Agustus 2020, PT KCI kembali menambah jumlah perjalanan KRL. Penambahan itu untuk memaksimalkan upaya menjaga jarak dan jumlah pengguna di dalam KRL sesuai kapasitas yang diizinkan, yaitu 74 orang per kereta.
”Mulai 1 Agustus 2020, PT KCI menambah lima perjalanan KRL di lintas Rangkasbitung-Tanah Abang PP,” ujar Purba.
Tambahan perjalanan itu adalah KLB Parungpanjang-Tigaraksa berangkat pukul 03.05, KLB Tigaraksa-Tanah Abang berangkat pukul 04.15, KA 1920 Tanah Abang-Rangkasbitung berangkat pukul 05.45, KA 1973 Rangkasbitung-Tanah Abang berangkat pukul 08.00, dan KLB Tanah Abang-Parungpanjang berangkat pukul 10.05.
Dengan tambahan lima perjalanan ini, mulai 1 Agustus 2020 total jumlah perjalanan yang dioperasikan PT KCI mencapai 971 perjalanan setiap hari. ”Penambahan ini juga diharapkan dapat mengakomodasi penambahan jumlah pengguna yang terjadi setiap pekan pada periode PSBB transisi ini,” jelas Purba.
Sementara itu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melalui keterangan tertulis menjelaskan telah meluncurkan layanan angkutan umum massal komuter berbasis bus Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion) untuk pertama kalinya bagi Kota Bogor. Layanan JR Connexion ini mulai diuji coba pada Senin, 3 Agustus 2020, dengan dua rute sekaligus, yakni Taman Sari Persada (Bogor)-Blok M (Jakarta) dan Taman Sari Persada-Juanda (Jakarta).
Bertempat di Perumahan Taman Sari Persada, Bogor, kegiatan flag off layanan dihadiri Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Direktur Angkutan BPTJ Aca Mulyana, dan Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa, Kamis (30/7/2020).
Pada uji coba operasional layanan JR Connexion ini, Perum PPD sebagai operator mengoperasikan layanan lima unit bus besar. Untuk keberangkatan, bus beroperasi dari Taman Sari Persada pukul 05.30, 06.00, dan 09.00. Untuk rute sebaliknya, baik dari Blok M maupun Juanda, bus beroperasi pada pukul 16.30, 17.20, dan 20.00. Masyarakat Taman Sari Persada dan sekitarnya dapat memanfaatkan layanan ini dengan tarif promo sebesar Rp 15.000.
Aca Mulyana berharap pengoperasian layanan JR Connexion dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang masih harus beraktivitas melakukan perjalanan komuter dengan memanfaatkan angkutan umum massal. ”Dengan layanan ini, sekarang masyarakat yang tinggal di Taman Sari Persada dan sekitarnya tidak hanya dapat memanfaatkan layanan KRL, tetapi juga layanan JR Connexion untuk beraktivitas harian menuju wilayah Jakarta,” ujar Aca.
Sesuai karakteristiknya, JR Connexion merupakan layanan point to point yang melayani masyarakat dari permukiman menuju pusat perkantoran, pusat perdagangan, dan pusat industri. ”Mengingat layanan ini bersifat point to point, JR Connexion hanya akan melayani penumpang dari titik keberangkatan dan titik tujuan,” jelas Aca.
Selain itu, Aca menambahkan, layanan JR Connexion juga merupakan upaya pemerintah dalam mencapai target 60 persen moda share penggunaan angkutan umum massal pada tahun 2029 sesuai yang diamanatkan dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek.
Layanan JR Connexion dari Kota Bogor itu menambah jumlah layanan JR Connexion yang pertama kali diluncurkan BPTJ pada 14 Februari 2017. Sampai saat ini JR Connexion total telah melayani 44 rute.
Permukiman di wilayah Jabodetabek yang telah dilayani JR Connexion antara lain Kabupaten Bogor sebanyak 14 rute, Kota Bekasi 16 rute, Kabupaten Bekasi 1 rute, Kabupaten Tangerang 12 rute, dan Kota Tangerang Selatan 1 rute.
Adapun untuk operator terdapat delapan perusahaan bus yang telah menjalankan layanan JR Connexion. Kedelapan operator tersebut adalah Perum PPD, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk, PT Sejahtera Cemerlang Trans, PT Sinarjaya Megah Langgeng, PT Wifend Darmapersada, PT Royal Wisata Nusantara, PT Transportasi Jakarta, dan PT Alfa Omega Sehati Mitra.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menambahkan, perubahan-perubahan layanan pada angkutan umum itu untuk merespons kebijakan ganjil genap. ”Dari hasil survei kami, pelaksanaan protokol kesehatan terbaik ada di layanan angkutan umum (MRT, LRT, Transjakarta) dan harapannya ini menjamin keselamatan warga,” jelas Syafrin.