Beribadah dan merayakan Idul Adha kali ini tetap bisa dijalankan dengan khusyuk dan aman karena disiplin menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara & Laraswati Ariadne Anwar
·5 menit baca
Beribadah dan merayakan Idul Adha kali ini tetap bisa dijalankan dengan khusyuk dan aman karena disiplin menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19. Dari ”Masjid Kubah Emas” di Depok, Jawa Barat, dan masjid-masjid di Tangerang Selatan, Banten, kisah manis ini layak disimak untuk menjadi contoh dan penyemangat di masa pandemi.
Pengurus Masjid Dian Al Mahri di Limo, Kota Depok, menyelenggarakan shalat Idul Adha 1441 Hijriah secara berjemaah dengan mengikuti protokol kesehatan. Salah satu penerapannya adalah keterisian kompleks tempat ibadah yang juga dikenal sebagai ”Masjid Kubah Emas” itu 40 persen dari kapasitas maksimal.
Jumat (31/7/2020) pagi, seluruh jemaah yang datang bisa mengikuti shalat sejak awal, dimulai pukul 06.50. Semua mobil dan sepeda motor muat di tempat parkir. Kondisi ini, menurut pengurus Masjid Dian Al Mahri, Eko Sukarno, jauh berbeda dengan shalat Idul Adha tahun lalu.
Beribadah dan merayakan Idul Adha kali ini tetap bisa dijalankan dengan khusyuk dan aman karena disiplin menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19.
”Bahkan, (di masa normal) selesai shalat pun masih banyak jemaah yang datang dari depan karena kendaraan susah masuk akibat antrean panjang,” kata Karno.
Pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah jemaah shalat Idul Adha bisa mencapai 7.000 orang. Kali ini, Karno memperkirakan hanya ada 2.000 anggota jemaah laki-laki dan 500-700 anggota jemaah perempuan.
Warga Cilandak, Jakarta Selatan, Rahmat Hidayat (48), juga sepakat bahwa jumlah jemaah dalam shalat Idul Adha tahun ini di masjid itu berkurang daripada tahun-tahun sebelumnya. Sebab, ia rutin shalat Idul Adha di masjid itu sejak 2015. Rahmat mengatakan, kenyamanan dan keunikan dari Masjid Dian Al Mahri memikat dia untuk terus datang ke sana. Sebagian besar dari 70-an hektar kompleks masjid itu merupakan ruang hijau. ”Di samping kanan dan kiri banyak pohon sehingga jemaah nyaman,” ujarnya.
Daya pikat lainnya adalah terletak pada kubah masjid yang berlapis emas. Selain itu, di dalam masjid terdapat bagian langit-langit berbentuk setengah bola yang dilukis menyerupai langit lengkap dengan awan-awan.
Wiraswasta asal Cinere, Depok, Muslim (48), baru pertama kali shalat Idul Adha di Masjid Dian Al Mahri. Ia memutuskan beribadah di sana karena masjid ini luas sehingga ia dan keluarga leluasa menjaga jarak fisik dengan umat lain.
Sekitar pukul 09.00, Masjid Dian Al Mahri melaksanakan pemotongan hewan kurban. Sebanyak 4 ekor sapi kurban dari keluarga mendiang pendiri masjid, Dian Djuriah Rais, disembelih dan dipotong. Karno mengatakan, pihaknya tidak menerima kurban di luar kalangan keluarga almarhumah. Warga lain yang hendak berkurban diarahkan untuk pergi ke masjid-masjid di sekitar Masjid Dian Al Mahri.
Untuk menegakkan protokol kesehatan, acara pemotongan hanya dihadiri kalangan terbatas. Pengambilan daging pun diwakilkan. Satu pengambil membawakan daging untuk 10-20 pemegang kupon. Pengurus masjid sudah membagikan lebih dari 600 kupon pengambilan daging bagi warga sekitar.
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi menerbitkan Surat Edaran Nomor SE 18 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban Tahun 1441 H/2020 M Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19. Berdasarkan surat itu, shalat dan penyembelihan bisa dilaksanakan di semua daerah dengan menerapkan protokol kesehatan dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, kecuali pada tempat-tempat yang dinilai masih belum aman Covid-19.
Untuk penyembelihan, kegiatan dilaksanakan di tempat yang memungkinkan pembatasan jarak fisik dan hanya dihadiri panitia serta pihak yang berkurban. Distribusi daging kurban dilakukan oleh panitia ke rumah mustahik.
Diselenggarakan Sabtu ini
Penyembelihan hewan di beberapa masjid di Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan dilaksanakan pada Sabtu (1/8).
”Memang bagi yang melaksanakan shalat Idul Adha sudah tidak wajib menjalankan shalat Jumat, tetapi sebagai masjid kami tetap wajib melayani mereka yang ingin menunaikan shalat Jumat,” kata Effendi, pengurus Masjid Al-Barkah di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Ia menerangkan, kegiatan shalat Idul Adha pada pagi hari hanya diisi setengah dari kapasitas masjid. Setiap orang dibatasi jaraknya minimal 40 sentimeter. Mereka semua wajib memakai masker dan dicek suhu tubuhnya sebelum memasuki halaman masjid. Lansia, ibu hamil, dan anak-anak dilarang mengikuti shalat berjemaah.
Mereka semua wajib memakai masker dan dicek suhu tubuhnya sebelum memasuki halaman masjid.
Di Masjid Al-Barkah terdapat 11 ekor sapi dan ekor 37 kambing yang akan disembelih di lahan parkir masjid. Panitia akan membuat sekat-sekat penyembelihan dan pembersihan daging. Ada empat ustaz yang menjadi penyembelih. Mereka juga memberi kesempatan kepada penderma hewan kurban untuk bergiliran menyembelih sapi atau kambing yang mereka sumbang apabila diinginkan.
Semua dilakukan secara tertutup karena pagar masjid akan ditutup dan dikunci. Tidak ada warga yang boleh masuk. Panitia juga bekerja sama dengan para petugas di rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) sekitar guna memastikan warga tidak berkerumun di luar halaman masjid. Pada kegiatan shalat Idul Adha dan shalat Jumat, khatib juga mengumumkan kepada jemaah agar mematuhi aturan dan tinggal di rumah masing-masing.
”Setiap RW dan RT sudah memberi data jumlah warga yang akan menerima daging. Setiap ketua RT boleh membawa maksimal lima petugas untuk menjemput daging dari masjid. Setelah itu, mereka mengantarkannya ke rumah warga,” tutur Effendi.
Setiap kantong daging berbobot 3 kilogram. Fokus pembagian ialah kepada mustahik (kelompok fakir dan miskin yang berhak menerima daging kurban).
Terdapat bungkusan yang juga dibagikan kepada penderma hewan kurban dan sebagai hadiah kepada warga lain. Kategori hadiah ini diberikan kepada warga kurang mampu dan warga yang bukan penganut Islam sebagai tanda kekerabatan. Ada pula yang disumbangkan ke wilayah lain.
Ramah lingkungan
Di Balai Kota DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria melaksanakan shalat Idul Adha berjemaah dengan perwakilan pejabat Pemerintah Provinsi Jakarta. Setelah itu, mereka menyerahkan 2 ekor sapi untuk dikirimkan ke rumah pemotongan hewan (RPH) Perusahaan Daerah Dharma Jaya di Cilincing, Jakarta Barat, agar disembelih.
Di Ibu Kota, selain sistem pemotongan dan pembagian hewan kurban tanpa melibatkan kerumunan, juga didorong warganya memusatkan penyembelihan di RPH. Hanya kawasan zona hijau yang boleh menyembelih sendiri hewan kurbannya.
”Bagi masjid dan mushala yang menyelenggarakan penyembelihan dan pemotongan hewan di wilayah masing-masing tidak boleh membuat keramaian,” kata Anies.
Ia mengingatkan agar pembagian daging diupayakan memakai wadah ramah lingkungan, seperti besek bambu, bukan kantong plastik.