Pemerintah Kota Tangerang Selatan memonitor kedatangan pemudik setelah Idul Adha. Ketua RW dikerahkan mendata pemudik untuk diarahkan menjalani tes Covid-19. Namun, pengurus RT/RW tunggu perintah langsung dari lurah.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengantisipasi gelombang kedatangan pemudik setelah Idul Adha berakhir. Ketua rukun warga akan dikerahkan memonitor pemudik. Pemudik diminta menjalani tes usap atau tes cepat setelah kembali dari kampung halaman.
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany, Jumat (31/7/2020), mengaku belum mengetahui perkiraan jumlah warganya yang mudik saat perayaan Idul Adha. Pemerintah Kota Tangsel tidak melarang masyarakat untuk mudik. Di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Banten, sejumlah warga dari Tangerang Raya dan sekitarnya terlihat sudah kembali ke sejumlah daerah beberapa hari sebelum Idul Adha. Mereka bermaksud merayakan Idul Adha bersama keluarga di kampung halaman.
Kepala Satuan Pelayanan Terminal Poris Plawad Alwien Athena menyampaikan, daerah tujuan mudik terbesar untuk bus yang berangkat dari Terminal Poris Plawad adalah Madura, Jawa Timur, dan Padang, Sumatera Barat. Jumlah penumpang bus jelang Idul Adha melonjak hingga 400 orang dalam satu hari. Itu belum termasuk penumpang yang diperkirakan berangkat dari sejumlah terminal bayangan di wilayah Tangerang Raya.
”Saya, pertama-tama, akan meminta satuan tugas RT/RW untuk bisa mendata dan menyampaikan jika memang ada yang mudik. Saat mereka pulang, pastikan untuk bisa menjalani rapid test dan swab test,” ujar Airin seusai melaksanakan shalat Id di Masjid Al I’thisom, Tangsel.
Pernyataan Airin tersebut baru sebatas gagasan lisan, belum berupa perintah resmi ke jajaran perangkat lurah dan camat di bawahnya. Ketua RW 018 Kelurahan Serua, Tangsel, Masdar mengatakan, belum ada instruksi tertulis yang disampaikan lurah kepada ketua RW untuk memonitor kedatangan pemudik. Masdar mengapresiasi pernyataan Airin tersebut. Namun, ia mengaku hanya akan bergerak memonitor pemudik dan mengarahkan mereka menjalani tes jika sudah mendapat perintah langsung dari lurah.
”Namun, kami hanya akan respons kalau sudah ada perintah tertulis dari lurah. Kalau sudah ada, kami siap menjalankan instruksi Wali Kota,” ujar Masdar.
Kewajiban bagi pemudik yang baru tiba di Tangsel untuk menjalani tes didukung peningkatan kapasitas pemeriksaan tes usap menggunakan metode reaksi berantai polimerase (PCR). Airin mengklaim pemeriksaan hasil tes cepat kini bisa dilaksanakan secara lebih singkat di Tangsel.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel telah mendatangkan satu mesin pengujian cepat. Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Tangsel Deden Deni mengatakan, alat tersebut ditempatkan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Tangsel dan memiliki kapasitas pemeriksaan hingga 70 spesimen dalam jangka waktu dua jam.
Hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Tangerang Raya memasuki tahap perpanjangan ketujuh, kasus Covid-19 di Tangsel terus bertambah. Data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Tangsel per 31 Juli 2020 menyebutkan ada penambahan empat kasus terkonfirmasi positif sehingga total kasus Covid-19 di Tangsel 541 kasus. Sementara jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah satu orang menjadi total 38 orang. Jumlah korban meninggal berstatus pasien dalam pengawasan 97 orang.
Berpotensi meluas
Gelombang arus mudik Idul Adha sebelumnya dikhawatirkan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra. Menurut Hermawan, hampir semua wilayah di Pulau Jawa sudah masuk kategori zona merah. Ketidakmampuan pemerintah menahan arus mudik membuat potensi penyebaran Covid-19 kian meluas.
Gubernur Banten Wahidin Halim menegaskan, target Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banten adalah membuat masyarakat Banten sadar terhadap protokol kesehatan. Wahidin menyebut masih ada kelompok masyarakat yang belum memiliki kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan.
Ia juga menekankan pentingnya memberlakukan karantina dan pemeriksaan Covid-19 bagi penduduk yang baru tiba dari wilayah luar Banten. Upaya itu bertujuan mencegah munculnya kluster penularan baru.
”Harus diterapkan aturan juga sanksi. Jangan sampai diberikan kelonggaran menjadi pelanggaran,” ujar Wahidin dikutip melalui siaran pers.
Gubernur Banten Wahidin Halim menegaskan, target Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banten adalah membuat masyarakat Banten sadar terhadap protokol kesehatan.
PSBB perpanjangan tahap ketujuh di Tangerang Raya akan berakhir pada 9 Agustus 2020. Pada PSBB kali ini Pemkot Tangsel memberikan sejumlah kelonggaran terhadap beberapa aktivitas hiburan.
Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie sebelumnya menyatakan bioskop-bioskop di Tangsel sudah boleh dibuka kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Akan tetapi, meski sudah diperbolehkan, Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan, pihaknya tetap memutuskan menunda pembukaan kembali bioskop di seluruh wilayah Indonesia.
”(Pembukaan bioskop) sudah boleh mulai PSBB ini, dengan catatan kapasitas kursi 50 persen dan perhatikan protokol kesehatan. Namunn, kalau itu keputusannya, kami serahkan kepada GPBSI karena pasti sudah dengan pertimbangan matang,” kata Benyamin dinukil dari Kompas.com.
Sementara itu, keberlanjutan PSBB Tangerang Raya belum dapat dipastikan. Namun, Wahidin menyampaikan akan terus memperpanjang PSBB hingga angka penularan di Tangerang Raya bisa ditekan hingga nol kasus. Menurut Wahidin, PSBB bisa menjadi instrumen mendisiplinkan masyarakat untuk membiasakan diri menerapkan protokol kesehatan.