Pemudik Idul Adha dari Terminal Bekasi Naik 10 Persen
Menjelang Idul Adha, gelombang arus mudik ke daerah dari Kota Bekasi meningkat. Warga yang bepergian diimbau mematuhi protokol kesehatan.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pergerakan orang ke luar Kota Bekasi, Jawa Barat, menjelang Idul Adha 1441 Hijriah dari Terminal Induk Bekasi meningkat 10 persen selama dua hari terakhir. Pelaku perjalan dari Kota Bekasi paling banyak menuju daerah tujuan Jawa Barat dan Sumatera.
Kepala Terminal Induk Bekasi Kurniawan mengatakan, selama dua hari terakhir ada peningkatan penumpang pengguna bus antarkota antarprovinsi (AKAP) ke daerah tujuan Jawa Barat, seperti Ciamis, Indramayu, dan Cirebon, serta Sumatera, terutama Padang. Jumlah penumpang yang bepergian ke luar daerah dari Terminal Bekasi diperkirakan meningkat 10 persen.
”Mulai ada kenaikan dari sejak kemarin. Kalau pada hari biasa, satu bus AKAP penumpang paling banyak 5 orang. Tetapi sejak dua hari terakhir, sekarang satu bus bisa terisi sampai 15 orang,” kata Kurniawan, Rabu (29/7/2020), di Bekasi.
Kurniawan menambahkan, meski masih dalam masa pandemi Covid-19, pengelola terminal tidak membatasi warga yang akan bepergian ke luar daerah. Pihaknya hanya menyiagakan petugas untuk memastikan penumpang dan sopir bus AKAP mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
”Penerapan prototokol kesehatan sejak pintu masuk. Ada pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan masker, dan di setiap perusahan otobus disiapkan fasilitas cuci tangan. Para sopir bus diwajibkan memakai masker dan mengenakan baju lengan panjang,” katanya.
Kepala Unit Pengendali Operasional Terminal Bekasi Acim menambahkan, untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik Idul Adha, pengelola terminal menyediakan 285 bus AKAP dan 100 bus cadangan. Langkah antisipasi ini disiapkan lantaran lonjakan pemudik diperkirakan meningkat saat Idul Adha karena banyak warga yang menunda mudik Idul Fitri akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar di Jabodetabek.
Warga yang mudik, kata Acim, tidak dibebankan syarat khusus, selain mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Kapasitas penumpang di setiap bus juga dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas normal.
Tidak dibatasi
Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan Kota Bekasi Fatikhun mengatakan, Pemerintah Kota Bekasi tidak melarang warga yang akan bepergian ke luar daerah. Warga yang akan bepergian hanya diimbau untuk menjaga diri dengan mematuhi protokol kesehatan.
”Pengawasan di terminal dilaksanakan oleh pengelola terminal. Mereka dibantu petugas dari TNI dan Polri,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta warganya untuk tidak mudik Idul Adha, terutama ke daerah yang masih berstatus zona merah penularan Covid-19. Ini karena banyak kasus Covid-19 di daerah itu dibawa oleh pelaku perjalanan dari luar daerah.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta warganya untuk tidak mudik Idul Adha, terutama ke daerah yang masih berstatus zona merah penularan Covid-19.
”Kita masih di masa pandemi Covid-19. Warga Kota Bekasi jangan ke luar kota, terutama ke tempat-tempat yang masih tinggi kasus Covid-19,” katanya pada Selasa (28/7/2020).
Rahmat menambahkan, perjalanan ke luar daerah masih berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19. Ini didasarkan pada data meningkatnya kasus baru Covid-19 di Kota Bekasi yang didominasi oleh pelaku perjalanan dari luar daerah.
Tren penularan Covid-19 di Kota Bekasi kini bergeser ke keluarga. Warga yang datang dari luar daerah berisiko tinggi menularkan Covid-19 kepada anggota keluarganya.