Tak Ada Mudik Idul Fitri, Mudik Idul Adha Pun Jadi
Libur Idul Adha akhir pekan ini membuat sejumlah orang berencana pulang kampung. Angkutan kereta menjadi salah satu moda yang dilirik warga. Apalagi, saat ini tersedia layanan tes massal cepat di Stasiun Pasar Senen.
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga yang sebelumnya urung mudik pada masa libur Idul Fitri kini bersiap untuk pulang kampung pada libur Idul Adha tahun ini. Terlebih, syarat bepergian kini jauh lebih dipermudah.
Dede Miswanto (21), karyawan swasta asal Depok, Jawa Barat, akan pulang ke kampung halamannya di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/7/2020). Ia memutuskan pulang ke Cilacap pada momen Idul Adha ini lantaran tidak bisa mudik pada Idul Fitri lalu.
”Kebetulan memang tidak bisa mudik Lebaran kemarin. Jadi ya mudiknya sekarang mumpung bisa,” katanya saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (27/7/2020).
Baca juga: Jaga Protokol Kesehatan di Angkutan Umum
Menurut rencana, Dede akan menghabiskan waktu selama tujuh hari di Cilacap. Ia akan kembali ke Depok pada Selasa (4/8/2020) dengan moda transportasi yang sama.
Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan bahwa Idul Adha 1441 Hijriah jatuh pada Jumat (31/7/2020). Artinya, pada akhir pekan ini, warga akan menikmati hari libur panjang.
Momen tersebut juga dimanfaatkan oleh kakak beradik Rian Al Wahid (24) dan Septi Nur Aini (20) untuk pulang kampung ke Purwokerto, Jawa Tengah. Keduanya akan berangkat pada Kamis (30/7/2020) pagi. ”Lumayan tiga hari buat pulang ke rumah. Hari Minggu (2/8/2020) nanti sudah balik lagi ke Jakarta,” kata Rian.
Baca juga: Protokol Kesehatan di Soekarno-Hatta meski Kini Tanpa SIKM
Keduanya akan berangkat menggunakan KA Serayu yang memiliki waktu perjalanan lebih dari 11 jam. Mereka tidak bisa naik KA Bengawan yang waktu tempuhnya hanya lima jam karena tiketnya sudah ludes terjual.
”Waktu memilih tempat duduk sih banyak yang terisi ya. Kemungkinan juga banyak yang diblok,” kata Rian.
Rian juga mengaku tidak terlalu khawatir dengan risiko penularan Covid-19 di dalam kereta meskipun nantinya jumlah penumpang melonjak. Ia sepenuhnya mengandalkan hasil tes massal cepat (rapid test) dari semua penumpang.
”Dengan rapid test ini berarti penumpang yang lolos kan dipastikan sehat ya. Yang penting itu saja sih,” ujarnya.
Leonnie Saraswati (29), karyawan swasta asal Bekasi, Jawa Barat, berniat untuk pulang ke kampung halamannya di Jepara, Jawa Tengah, pada Rabu pagi. Sempat berencana naik kereta, ia dan suami memutuskan pulang menggunakan kendaraan pribadi.
Sebelumnya, ia mencari tiket kereta secara daring. Namun, tiket yang inginkan hanya tersedia pada akhir pekan. ”Saya baca-baca berita katanya tidak ada penyekatan lagi di jalan raya. Jadi akhirnya pilih naik mobil,” katanya saat dihubungi.
Saya baca-baca berita katanya tidak ada penyekatan lagi di jalan raya. Jadi akhirnya pilih naik mobil.
Puryono (33), warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, nyaris kehabisan tiket KA Bengawan untuk keberangkatan Jumat (31/7/2020). Sebab, saat dicek kembali pada Senin siang, tiketnya sudah ludes terjual.
”Mau pulang ke Kebumen, Jawa Tengah, lewat Stasiun Gombong. Belinya kemarin, hari ini sudah habis," katanya.
Tes massal cepat Rp 85.000
Sebelumnya, Puryono sempat berpikiran untuk pulang menggunakan bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Namun, karena mengetahui ada layanan tes massal cepat di stasiun seharga Rp 85.000, ia memutuskan untuk berangkat menggunakan kereta.
”Tadinya mau naik bus, tapi enggak ada rapid test-nya (di terminal). Saya was-was karena ada anak saya masih balita di rumah. Jadi akhirnya naik kereta,” ujarnya.
Menurut Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus, layanan tes massal cepat tersebut merupakan hasil kerja sama dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Saat ini, layanan rapid test ini baru tersedia di Stasiun Pasar Senen.
Layanan yang dikhususkan untuk calon penumpang ini nantinya akan tersedia pada 11 stasiun lainnya secara bertahap. Sebelas stasiun yang dimaksud adalah Gambir, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Purwokerto, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, dan Malang.
Penumpang dapat menggunakan layanan rapid test di stasiun setiap hari pada pukul 07.00-19.00. Jika penumpang hendak melakukan rapid test di stasiun pada hari keberangkatan, maka disarankan untuk datang minimal 30 menit sebelum jadwal keberangkatan. Adapun hasil rapid test akan keluar sekitar 30 menit setelah pengetesan dilakukan. Hasil rapid test berlaku 14 hari.
Apabila dari hasil rapid test di stasiun ini ada penumpang yang reaktif, uang tiket yang telah dibeli akan dikembalikan 100 persen.
Martinus menambahkan, layanan rapid test ini sudah dirintis sejak tiga bulan yang lalu. Hanya saja, peresmiannya bertepatan dengan momentum Idul Adha. Ia berharap, layanan ini dapat membantu warga yang ingin bepergian di masa Idul Adha.
”Kami ingin meningkatkan dan memudahkan warga yang bepergian, tetapi tetap mengutamakan protokol kesehatan,” katanya.
Secara umum, Joni menilai jumlah penumpang pada masa Idul Adha meningkat sekitar 20 persen dibandingkan hari-hari sebelumnya di masa pandemi. ”Tiket yang terjual saat ini berkisar 40-60 persen. Sebelumnya, penjualan hanya 30 persen,” ujarnya.
Menurut Joni, peningkatan tersebut dinilai belum signifikan. Ia menduga, masih banyak warga yang masih merasa khawatir untuk bepergian. Di sisi lain, kondisi perekonomian mereka juga belum sepenuhnya pulih.
Tambah perjalanan
Khusus untuk menyambut masa Idul Adha, PT KAI juga menambah KA Argo Bromo Anggrek yang melayani rute Jakarta Gambir-Surabaya Pasarturi. Rute ini menjadi rute yang paling banyak diminati untuk saat ini.
”Selama Covid-19, kami melihat kereta dari Gambir menuju Yogyakarta, Solo, dan Surabaya relatif tinggi,” katanya.
Bahkan, tiket Argo Bromo Anggrek yang terjual kini sudah mencapai 69 persen. Sebelumnya, jumlah penumpang kereta lain untuk rute yang sama hanya 30-40 persen. Seperti diketahui, selama pandemi Covid-19, PT KAI hanya menjual 70 persen tiket dari kapasitas kereta.
Dari seluruh kereta, saat ini baru 31 persen yang sudah dioperasikan kembali oleh PT KAI. Menurut Joni, PT KAI akan menjalankan kereta secara bertahap sesuai dengan antusiasme warga dalam menggunakan kereta di setiap rute.
Kereta yang diberangkatkan dari Jakarta adalah Turangga (Gambir-Surabaya Gubeng), Kertajaya (Pasar Senen-Surabaya Pasarturi), Bima (Gambir-Malang-Surabaya Gubeng), Sembrani (Gambir-Surabaya Pasarturi), Bengawan (Pasar Senen-Purwosari), Serayu (Pasar Senen-Purwokerto), dan Tegal Ekspres (Pasar Senen-Tegal). Keenam kereta itu juga melayani rute sebaliknya.
Selain itu, PT KAI juga memberikan potongan harga hingga 25 persen di masa Idul Adha ini. Misalnya, KA Sembrani rute Surabaya Pasarturi-Jakarta Gambir yang sebelumnya dihargai Rp 600.000 turun menjadi Rp 450.000.
”Potongan ini berlaku mulai dari sebelum Idul Adha sampai waktu yang belum ditentukan. Hampir untuk semua kereta jarak jauh,” katanya.