Lima Halte Transjakarta Bakal Terdampak Pembangunan MRT Jakarta Fase 2
Dengan dimulainya pembangunan MRT Jakarta fase2, akan ada lima halte Transjakarta yang terdampak. Untuk sementara akan dipindah dan nantinya dibangun terintegrasi dengan stasiun MRT. Layanan bus dipastikan tetap ada.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan fase 2 MRT Jakarta koridor utara-selatan dari Bundaran HI ke Kota akan berdampak pada sejumlah halte bus Transjakarta di koridor 1 rute Blok M-Kota. Ada sekitar lima halte yang akan dipindahkan dan nantinya akan dibangun terintegrasi dengan stasiun bawah tanah MRT Jakarta.
Sardjono Jhony Tjitrokusumo, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Senin (27/7/2020), menjelaskan, halte yang bakal terdampak yaitu Halte Bank Indonesia, Central Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, dan Glodok.
Dalam forum jurnalis MRT Jakarta, Rabu (22/7/2020), dijelaskan, untuk pembangunan tahap awal adalah konstruksi paket kontrak (CP) 201 yang akan membangun stasiun dan terowongan dari Sarinah hingga Harmoni. Di lintasan itu, halte yang akan direlokasi adalah Halte BI.
Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, dalam forum jurnalis itu, menjelaskan, halte yang saat ini ada di tengah Jalan MH Thamrin dan bisa diakses dengan pelican crossing nantinya akan dibongkar.
Akan ada halte bus sementara yang dibangun di depan Bank Mandiri dan di depan BI. ”Sekarang haltenya ada di tengah. Karena terdampak, kita split atau pecah menjadi dua. Satu di depan Bank Mandiri untuk yang ke arah selatan dan satunya di depan BI untuk yang ke arah utara,” jelas Silvia.
Halte sementara itu akan ada di lokasi pembangunan selama lima tahun ke depan. ”Desain fisiknya seperti halte Transjakarta permanen dengan desain paling baru sesuai standar Tranjakarta,” jelas Silvia.
Nadia Diposanjoyo, Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta menambahkan, meski ada lima halte yang terdampak, tidak semua halte langsung akan dibongkar. Pembongkaran halte permanen dan pembuatan halte sementara akan dikerjakan bertahap mengikuti alur kerja pembangunan fase 2 MRT Jakarta.
Sardjono melanjutkan, meski terdampak, pihak Transjakarta tetap memastikan layanan angkutan bus tetap berlangsung. Dalam situasi normal tanpa adanya pandemi Covid-19, koridor 1 Transjakarta dari Blok M ke Kota adalah koridor padat dengan melayani hampir 90.000 penumpang per hari.
Ke depannya, lanjut Sardjono, untuk halte-halte Transjakarta yang berlokasi sama dengan stasiun MRT Jakarta akan dibangun sebagai halte baru yang terintegrasi dengan stasiun MRT Jakarta. Untuk halte terintegrasi ini, yang sudah terjadi dan beroperasi adalah Halte Bundaran HI.
Rekayasa lalu lintas
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menjelaskan, pembongkaran halte Transjakarta BI itu sesuai dengan jadwal rekayasa arus lalu lintas terkait pembangunan MRT fase 2. Untuk pembangunan fase 2, akan dibagi dalam tiga segmen pekerjaan sesuai paket kontrak, yaitu CP 201, CP 202, dan CP 2023.
Pekerjaan dari Bundaran HI menuju Simpang Harmoni, lanjut Syafrin, masuk ke segmen CP 201. Untuk itu, mulai 24 Juli-30 November 2020 akan ada beberapa pekerjaan di kawasan Jalan MH Thamrin. Beberapa pekerjaan tersebut, yaitu pelebaran jalan di depan Gedung Sinarmas, pelebaran jalan mulai dari depan Gedung BPPT sampai dengan Gedung BI, pelebaran jalan di depan Gedung ESDM hingga Thamrin 10.
Pekerjaan pelebaran jalan itu diikuti dengan pembongkaran Halte BI dan pembuatan halte sementara. Selain itu, juga akan terjadi pengurangan satu jalur di Jalan MH Thamrin.
”Pengurangan jalur di setiap arah karena media tengah bersama-sama dengan jalur Transjakarta akan dipakai sebagai area kerja MRT Jakarta,” jelas Syafrin.
Adapun pemindahan halte ke halte temporer serta perubahan jalur lalu lintas akan terjadi mulai 1 Desember 2020-30 Maret 2021. Dengan pemindahan halte, layanan bus Transjakarta yang melewati area kerja akan menggunakan layanan kiri dan bukan layanan tengah seperti sekarang.
Mesin isi ulang
Nadia melanjutkan, terkait layanan Transjakarta di saat pandemi Covid-19, PT Transportasi Jakarta menyiapkan 236 mesin isi ulang kartu uang elektronik di 100 halte koridor. Uji coba layanan mesin isi ulang itu dimulai Senin ini.
Menurut Nadia, layanan itu dilakukan memberikan kemudahan pelanggan melakukan isi ulang nontunai secara mandiri tanpa petugas. Selain itu, juga untuk mencegah persebaran virus korona.
Mesin-mesin isi ulang itu, lanjut Nadia, sudah mulai dipasang sejak pertengahan Juli lalu. Diharapkan pemasangan mesin isi ulang akan rampung pada akhir Agustus 2020.
Adapun fitur yang dapat digunakan pada mesin ini meliputi, cek saldo kartu uang elektronik; top up atau isi ulang kartu uang elektronik; update atau pembaruan saldo kartu uang elektronik; pembelian kartu perdana; pembelian kartu perdana dan top up melalui applikasi Whatsapp; membeli pulsa seluler maupun token listrik; serta transaksi menggunakan QR Code.
Layanan mesin isi ulang itu diterapkan PT Transportasi Jakarta Transjakarta sejalan dengan kebijakan penghilangan layanan loket isi ulang dan pembelian kartu menggunakan uang tunai di seluruh loket halte. Kebijakan itu dilakukan guna mencegah penularan Covid-19.
Layanan mesin isi ulang itu diterapkan PT Transportasi Jakarta Transjakarta sejalan dengan kebijakan penghilangan layanan loket isi ulang dan pembelian kartu menggunakan uang tunai di seluruh loket halte. Kebijakan itu dilakukan guna mencegah penularan Covid-19.
Untuk saat ini, Nadia menambahkan, proses pengembangan yang sedang berjalan hanya tinggal transaksi menggunakan debit yang segera disusulkan dalam waktu dekat. Pelanggan yang ingin membeli kartu perdana atau melakukan pengisian ulang atau top up kartu elektronik dapat menggunakan uang tunai. Selanjutnya, untuk menghindari kegagalan transaksi, pelanggan diimbau untuk menggunakan uang tunai dalam kondisi yang baik, seperti tidak sobek, tidak kusut, serta uang yang dilem dan semacamnya.