Lalu Lintas di Jakarta Berangsur Normal Selama PSBB Transisi
Polda Metro Jaya akan mengusulkan kembali pengadaan ELTE tahap III sebanyak 50 unit pada 2021. Kamera itu akan diletakkan di jalan tol untuk mendeteksi pelanggaran kecepatan lebih dari 100 kilometer.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama masa transisi pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, lalu lintas di Jakarta berangsur normal. Kepolisian Daerah Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2020 selama 23 Juli-5 Agustus 2020. Operasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tertib berlalu lintas, memperlancar arus lalu lintas, dan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
Dalam operasi yang melibatkan 1.807 personel dari berbagai instansi itu, polisi menyasar lima jenis pelanggaran lalu lintas, yaitu melawan arus, tidak menggunakan helm SNI bagi pengendara motor, melanggar marka stop line, melintasi bahu jalan tol, serta menggunakan sirene dan rotator tidak sesuai dengan ketentuan.
”Sejak awal tahun hingga Juni 2020, tercatat 4.708 laka lantas dan 484.302 pelanggaran lalu lintas. Jumlah yang bisa dikatakan cukup besar,” kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana, dalam apel pagi di Jakarta, Kamis (23/7/2020).
Data Dirlantas Polda Metro Jaya menunjukkan, volume kendaraan bermotor selama transisi PSBB meningkat dibandingkan dengan sebelum PSBB. Sebagai contoh, jumlah kendaraan di kawasan Ratu Plaza selama 31 Maret-5 April 2020 dibandingkan dengan 13-19 Juli 2020 tumbuh 138 persen. Sedangkan jumlah kendaraan di kawasan Sarinah selama 31 Maret-5 April 2020 dibandingkan dengan 13-19 Juli 2020 tumbuh 76,6 persen.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebutkan, berdasarkan pantauan, arus lalu lintas di Jakarta juga berangsur normal meski jumlahnya masih 10 persen di bawah rata-rata kondisi normal sebelum PSBB berlangsung.
Namun, lanjutnya, pemerintah masih mengevaluasi penerapan sistem ganjil-genap untuk mengurai kemacetan. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan, antara lain lalu lintas angkutan serta jumlah dan kapasitas kendaraan umum.
”Angkutan umum belum mampu menampung shifting masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum jika dilakukan ganjil-genap. Di sisi lain, angkutan umum juga menerapkan physical distancing sehingga kami menghindari penumpukan penumpang,” tutur Syafrin.
Angkutan umum belum mampu menampung shifting masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum jika dilakukan ganjil-genap. Di sisi lain, angkutan umum juga menerapkan physical distancing sehingga kami menghindari penumpukan penumpang.
Menurut Syafrin, pemerintah daerah berupaya untuk mengurangi penumpukan penumpang, seperti di KRL, dengan memberikan bantuan bus gratis dari Jakarta. Pemda dan Polda Metro Jaya terus berupaya untuk melancarkan lalu lintas agar tidak terjadi kepadatan.
Tilang elektronik
Polisi telah memberlakukan tilang konvensional sejak awal pekan ini dan tercatat 1.667 tilang selama 20-21 Juli 2020. Dalam Operasi Patuh Jaya 2020, polisi akan kembali melakukan sosialisasi mengenai tilang elektronik, mengingat tilang elektronik akan berlaku mulai 6 Agustus 2020. Sejauh ini, terdapat kamera pemantau sebanyak 57 unit kamera ETLE.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo menambahkan, dari 57 kamera itu, 12 kamera berasal dari pengadaan tahap I. Adapun 45 kamera adalah kamera baru dari pengadaan tahap II yang berasal dari hibah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta senilai Rp 38,5 miliar.
”Dari hasil evaluasi ETLE tahap I, ada penurunan pelanggaran 44,2 persen di Jalan Medan Merdeka Selatan selama November 2018-Februari 2019. Itu penurunan yang cukup signifikan di satu titik dan rata-rata juga terjadi di titik 12 kamera tahap pertama. Bisa dibayangkan jika seluruh ruas jalan Jakarta ada ELTE, Jakarta bisa menjadi kota terbaik dalam disiplin berlalu lintas,” ujar Sambodo.
Lokasi-lokasi yang ditambah 45 kamera ETLE baru adalah wilayah Jakarta Selatan (8 kamera), Jakarta Timur (8 kamera), Jakarta Pusat (11 kamera), dan kawasan Jalan Sudirman (18 kamera). Sedangkan lokasi kamera ETLE tahap I, antara lain, berada di Jalan Medan Merdeka Selatan, JPO Kementerian Pariwisata, JPO Ratu Plaza, dan JPO Hotel Sultan.
Sambodo melanjutkan, akan mengusulkan kembali pengadaan ELTE tahap III sebanyak 50 unit pada 2021. Kamera itu akan diletakkan di jalan tol untuk mendeteksi pelanggaran kecepatan lebih dari 100 kilometer.
Sambodo melanjutkan, akan mengusulkan kembali pengadaan ELTE tahap III sebanyak 50 unit pada 2021. Kamera itu akan diletakkan di jalan tol untuk mendeteksi pelanggaran kecepatan lebih dari 100 kilometer.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan, keberadaan ETLE mendorong masyarakat agar terbiasa tertib berlalu lintas. ”Masyarakat nantinya tertib lalu lintas karena kesadaran bukan semata-mata karena ada petugas atau karena khawatir kena tilang,” tuturnya.