Pedagang Pasar Berikrar Taat Protokol Covid-19 di Tengah Rendahnya Kepatuhan
Anak kecil dan lanjut usia masih dijumpai di pasar-pasar tradisional.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penegakan kedisiplinan pedagang dan pengunjung di pasar tradisional untuk memakai masker masih menghadapi berbagai tantangan. Di tengah ikrar ketaatan pada protokol kesehatan Covid-19 oleh Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Jumat (17/7/2020), kerumunan dan rendahnya kepatuhan tampak bersamaan.
Di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, Jumat pagi itu, pedagang dan pengunjung tampak mengenakan masker, tetapi mayoritas hanya mengalungkannya di leher atau sebatas menutupi bagian mulut. Di beberapa titik, tiga hingga empat orang banyak mengobrol berdekatan.
Pagi itu, pukul 09.00, Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) DKI Jakarta sedang mengucapkan ikrar di hadapan Wakil Gubernur Jakarta Ahmad Riza ”Ariza” Patria. Mereka berkomitmen mendisiplinkan diri dengan selalu bermasker, menjaga jarak fisik, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
”Memang sukar membendung jumlah pengunjung di pasar tradisional, tetapi sebenarnya keadaan pasar saat ini bisa dibilang sepi,” kata Ketua APPSI DKI Jakarta Sesfentri, yang juga dipanggil Pepen.
Menurut dia, sempat terjadi lonjakan pengunjung pasar pada pekan-pekan sebelum hari raya Idul Fitri. Akan tetapi, kepadatan pengunjung hanya terjadi di bagian penjualan makanan, terutama untuk daging, ayam potong, sayur, dan bumbu masak. Setelah Idul Fitri, suasana pasar bisa dikategorikan lengang.
Pepen mengakui selepas Idul Fitri itu muncul kasus-kasus pedagang pasar yang positif mengidap Covid-19. Data Pemprov Jakarta menyebutkan 6,8 persen kasus penularan virus korona jenis baru di Ibu Kota berasal dari kluster pasar tradisional. Ada 303 pasar di Jakarta. Sebanyak 153 pasar dikelola Perusahaan Daerah Pasar Jaya dan sisanya merupakan pasar rakyat.
”APPSI reguler mendatangi pasar-pasar untuk kampanye pentingnya menerapkan protokol Covid-19. Kami tentunya tidak mau tertular virus karena nanti tidak bisa berjualan akibat harus dirawat atau isolasi mandiri. Oleh karena itu, kedisiplinan harus ditegakkan,” ujarnya. Hal ini butuh pembiasaan karena pedagang banyak mengaku sukar berbicara jika memakai masker. Kebiasaan merokok dan memakan camilan juga menjadi alasan masker sering dilepas atau sekadar dikalungkan di leher.
Kerja sama
Ariza, dalam sambutannya, meminta kerja sama para pedagang pasar untuk terbuka terhadap tes metode reaksi rantai polimerase (PCR) ataupun tes usap tenggorokan (swab). Ia memahami kecemasan pedagang jika mereka ditemukan positif mengidap Covid-19 akan diminta mengisolasi diri selama 14 hari sehingga tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Sejauh ini sudah 46 pasar yang pedagangnya menjalani tes.
”Mohon dipahami bahwa melakukan tes, penelusuran kontak, dan isolasi adalah cara kita semua melawan penyebaran Covid-19. Justru dengan menghindar akan semakin susah bagi Pemprov Jakarta untuk mengendalikan pandemi,” tuturnya.
Ia mengingatkan masyarakat bahwa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi dilanjutkan hingga akhir bulan Juli. Jakarta mengalami peningkatan penularan dari 1 menjadi 1,15. Ariza menekankan, masyarakat jangan lengah dengan terminologi ”transisi” dan ”pelonggaran” karena kewaspadaan adalah keniscayaan.
Tempat terbaik bagi masyarakat saat ini adalah rumah masing-masing. Jika terpaksa keluar untuk kebutuhan mendesak seperti melakukan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan secara jarak jauh, wajib mematuhi protokol Covid-19 untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Setelah urusan selesai, segera kembali ke rumah untuk membersihakn diri. Sebaiknya jangan mampir ke tempat lain.
”Harap ingat bahwa lansia dan anak kecil adalah kelompok rentan tertular Covid-19. Jangan bawa mereka keluar dengan alasan apa pun,” kata Ariza.
Meskipun begitu, saat deklarasi itu terlihat banyak pengunjung di Pasar Tebet yang membawa anak kecil, demikian juga lansia yang datang untuk berbelanja. Mereka memakai masker dan sebelum memasuki pasar di pintu utama petugas keamanan mengukur suhu tubuh.
Salah satu petugas keamanan mengatakan, sejauh ini tidak ada arahan dari pengelola pasar untuk melarang lansia dan anak-anak ke pasar. Petugas keamanan juga tidak tampak di pintu samping yang mengarah ke los daging sehingga lalu lalang di sana tidak terpantau.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jakarta Fify Mulyani mengungkapkan, ada 15.708 kasus positif Covid-19. Sebanyak 9.994 orang sembuh dan 731 orang meninggal. Sisanya tengah dirawat atau ada pula yang melakukan isolasi mandiri. Setengah dari orang yang positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala apa pun. Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan Covid-19 tidak bisa ditawar.