Pemkot terus gencar menggelar tes cepat dan tes usap untuk mengetahui pergerakan orang tanpa gejala. Hal ini penting agar meningkatkan kewaspadaan warga di ruang publik yang disebut sebagai salah satu lokasi penularan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
Penambahan sejumlah kasus terkonfirmasi positif terus bertambah di Kota Bogor, Jawa Barat. Kewaspadaaan warga di ruang publik harus ditingkatkan dengan mematuhi protokol kesehatan karena siapa saja bisa membawa dan menyebarkan virus Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, situasi Kota Bogor belum sepenuhnya aman dari penyebaran Covid-19 karena masih ada penambahan kasus terkonfirmasi positif. Peningkatan kewaspadaan di ruang-ruang publik harus diperhatikan.
”Pergerakan warga di ruang-ruang publik perlu diperhatikan kewaspadaan dan kepatuhan protokol kesehatan. Belajar dari kasus Swalayan Yogya Bogor Junction dan Terminal Barangansiang, kita belum sepenuhnya aman. Ruang publik ruang rentan penyebaran virus,” kata Dedie, Selasa (14/7/2020).
Berdasarkan data Covid-19 Kota Bogor, Selasa (14/7/2020), kata Dedie, ada penambahan jumlah orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 11 orang sehingga total menjadi 101 orang. Orang dalam pemantauan (ODP) bertambah 2 orang, total 39 orang; dan pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah 4 orang, total menjadi 48 orang. Secara keseluruhan, jumlah terkonfirmasi positif 213 orang, sembuh 154 orang, pasien dalam perawatan 41 orang, dan meninggal 18 orang.
Dari data tersebut, kata Dedie, jumlah OTG cukup tinggi. Oleh karena itu, penting bagi Pemkot Pemkot Bogor gencar menggelar tes cepat dan tes usap agar mengetahui pemetaan lokasi rawan penyebaran Covid-19 hingga upaya tim surveilans dan tim deteksi Covid-19 menelusuri dan melacak warga yang pernah kontak dengan orang terkonfirmasi positif.
”Di ruang publik seperti di stasiun kereta, terminal, pusat perbelanjaan, dan lainnya kita tidak tahu penyebaran virus oleh siapa. Orang tampak sehat dan tidak ada gejala sakit, bisa saja dia membawa virus, itu yang kita waspadai. OTG bisa di mana saja. Makanya, kita gencar tes kesehatan untuk mengetahui warga yang OTG ini agar tidak semakin meluaskan penyebarkan virus,” papar Dedie.
Dedie melanjutkan, upaya Pemkot Bogor mengencarkan tes kesehatan perlu dibarengi dengan tingkat kedisplinan dan kepatuham protokol kesehatan.
Diberitakan sebelumnya, Kompas (13/7/2020), 191 karyawan toko swalayan Yogya Bogor Junction menjalani tes cepat dan tes usap setelah salah satu karyawan terkonformasi positif Covid-19.
Dedie mengatakan, dari hasil tes usap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor, satu karyawan Swalayan Yogya Junction terkonfirmasi positif Covid-19.
”Kami langsung tindak lanjut. Tim surveilans Dinas Kesehatan dibantu Tim Deteksi Covid-19 langsung memetakan, tracing, dan tracking karyawan terkonfirmasi positif itu. Pagi tadi tim juga lakukan tes kesehatan pada 191 karyawan swalayan. Status mereka saat ini ODP. Saat ini swalayan ditutup sementara tiga hari. Semoga ini tidak jadi kluster baru,” kata Dedie, Senin (13/7/2020).
Dedie melanjutkan, tim belum mengetahui pasti karyawan tersebut tertular di lingkup komunitas, angkutan umum, di lingkup tempat kerja, atau lingkup tempat tinggal.
”Yang pasti mobilitasnya cukup tinggi dan karyawan itu sering menggunakan angkutan umum saat berangkat dan pulang kerja. Namun, belum bisa dipastikan apakah ia tertular di angkutan umum. Oleh karena itu, kami tracing. Intinya, ini jadi kewaspadaan bersama, di mana saja kita harus patuh protokol kesehatan. Kita masih dalam masa pandemi. Kita jaga diri dan keluarga kita,” kata Dedie.
Dedie menuturkan, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, warga Kota Bogor yang pernah berbelanja di swalayan Yogya Bogor Junction pada 25 Juni-9 Juli 2020 diimbau untuk ikut tes cepat dan tes usap.
Dedie menuturkan, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, warga Kota Bogor yang pernah berbelanja di swalayan Yogya Bogor Junction pada 25 Juni-9 Juli 2020 diimbau untuk ikut tes cepat dan tes usap.
Kepada warga Kota Bogor, Dedie memastikan, tes yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Bogor tidak dipungut biaya atau gratis.
Bagi masyarakat Kota Bogor yang merasa pernah berkunjung atau berbelanja ke Yogya Bogor Junction pada 25 Juni-9 Juli 2020, bisa segera mendaftar ke https://bit.ly/form_Pendaftaran_SWAB untuk mengikuti tes usap.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, karyawan Yogya Bogor Juction yang terkonfirmasi positif merupakan seorang tenaga penjualan (sales promotion girl/SPG).
Sebelum diketahui positif, kata Retno, Yogya Bogor Junction yang mulai beroperasi sejak 22 Juni berinisiatif untuk menggelar tes cepat kepada karyawan pada Kamis (9/7/2020). Tes tersebut berdasarkan surat edaran Menteri Perdagangan, bagi pelaku usaha harus memastikan karyawannya bebas Covid-19, minimal dengan pemeriksaan tes cepat.
Dari hasil tes cepat tersebut, salah satu karyawan yang merupakan SPG menunjukkan hasil reaktif. Perusahaan meminta karyawan tersebut mengikuti tes usap di RSUD Kota Bogor pada Jumat (10/7/2020).
”Dari tes usap, karyawan terkonfirmasi positif. Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor berkoordinasi dengan perusahan agar dilakukan tes kesehatan untuk karyawan dan tutup sementara selama tiga hari terhitung Senin (13/7/2020),” kata Retno.
Sementara itu, Manajer Area Yogya Bogor Jakarta Junction Endang Yudi mengatakan siap mengikuti dan berkomitmen menjalankan protokol kesehatan. Selain menutup swalayan dan menjalani tes kesehatan, pihak perusahan juga membersihkan barang-barang di setiap tenant.
”Manajemen akan rutin menyemprotkan disinfektan saat toko buka dan tutup. Dan, untuk beberapa produk makanan, kami musnahkan karena khawatir ada virus yang menempel,” kata Yudi.
Manajemen akan rutin menyemprotkan disinfektan saat toko buka dan tutup. Dan, untuk beberapa produk makanan, kami musnahkan karena khawatir ada virus yang menempel. (Endang Yudi)
Selain di Yogya Bogor Junction, kasus konfirmasi positif juga terjadi di Terminal Baranangsiang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor sekaligus juru bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan, dari 114 sampel acak yang mengikuti tes kesehatan pada Jumat (10/7/2020), tujuh orang terkonfirmasi positif Covid-19.
”Dari 7 kasus terkonfirmasi, 3 warga Kota Bogor dan 4 orang lainnya warga Jakarta serta Kabupaten Bogor. Jadi, saat ini kami tracing dan tracking warga yang kontak erat dengan 3 orang positif tersebut. Sementara 4 orang lainnya kami koordinasi dan assessment kepada gugus tugas setempat untuk memantau mereka,” kata Retno.
Retno melanjutkan, Pemkot Bogor akan terus menggencarkan tes cepat dan tes usap di ruang-ruang publik, termasuk terminal, stasiun kereta, pusat perbelanjaan, dan area lain. Tes itu bertujuan untuk memetakan penyebaran Covid-19 selama masa pra-adaptasi kebiasaan baru.