Temuan Kasus di Jakarta Tinggi, Khususnya di Komunitas dan Rumah Sakit
Dalam pekan PSBB transisi dan PSBB transisi lanjutan, terjadi lonjakan temuan kasus positif di Jakarta di hari-hari tertentu. Itu dimungkinkan karena adanya strategi penemuan kasus yang dilakukan Dinkes DKI.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan angka kasus yang tinggi merupakan hasil temuan dari beberapa strategi yang dijalankan. Temuan di komunitas disebutkan lebih tinggi angkanya dibanding temuan di rumah sakit.
Widyastuti, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yang ditemui seusai rapat pimpinan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (13/7/2020), menjelaskan, untuk menemukan kasus positif di DKI Jakarta, ada beberapa strategi yang dijalankan dinas kesehatan.
Strategi pertama melalui passive case finding atau menunggu kasus bergejala datang ke RS. Yang kedua, dari kasus positif di rumah sakit, lalu dilakukan penelusuran kontak, kemudian turun ke lapangan. ”Kami mencari kasus Covid-19 dari kasus confirm (di RS),” kata Widyastuti.
Yang ketiga adalah strategi active case finding. ”Artinya, kami mencari kasus positif. Kami, kan, sudah membuat pemetaan daerah-daerah, kelurahan yang merah, daerah-daerah yang laju incident rate-nya tinggi. Nah, dari situ turun, lakukan active case finding,” kata Widyastuti.
Dari strategi yang dijalankan, Minggu (12/7/2020), seperti yang dijelaskan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, angka kasus per Minggu 404 kasus baru. Sementara per Senin (13/7/2020) ini terdapat penambahan jumlah kasus positif 279 kasus.
"Ini tidak boleh dianggap enteng," kata Anies dalam keterangannya melalui sosial media.
Dari hasil temuan itu, Widyastuti melanjutkan, angka kasus juga persentase lebih banyak ditemukan di komunitas yang terdiri atas pasar dan permukiman. Menyusul di rumah sakit.
Selanjutnya adalah data dari pekerja migran Indonesia, yang meskipun berasal dari luar provinsi, karena itu masuk di DKI sementara, tetap dimasukkan dalam daftar DKI. Kemudian ada juga dalam porsi yang lebih kecil lagi, yaitu ada beberapa perkantoran, lembaga di tingkat nasional, dan lokal yang juga ditemukan positif.
Angka kasus juga persentase lebih banyak ditemukan di komunitas yang terdiri atas pasar dan permukiman. Menyusul di rumah sakit. Selanjutnya, meskipun berasal dari luar provinsi, pekerja migran yang masuk sementara ke Jakarta tetap dimasukkan dalam daftar DKI.
”Kalau total RS dibandingkan komunitas, tinggi komunitas. Disebut komunitas itu, kan, artinya, baik di permukiman, di pasar, maupun di tempat-tempat keramaian, itu lebih banyak di komunitas karena lebih banyak yang ditemukan di active case finding daripada passive case finding,” kata Widyastuti.
Untuk pasar saja, jumlah kasus positif yang ditemukan 5,5 persen dari total kasus hasil pemeriksaan swab di DKI Jakarta.
Dengan temuan kasus positif harian itu, Widyastuti melanjutkan, positive rate di DKI Jakarta per Senin ini 9,8 persen. Sementara per hari Minggu 10,5 persen.
”Positivity rate adalah persentase kasus positif dibandingkan dengan total kasus yang diperiksa. Jadi, kami menghitungnya tergantung dari sisi yang mana. Kalau mau lihat tren harian bisa, per mingguan bisa,” ujar Widyastuti.
Namun, mengacu pada penilaian gugus tugas nasional, positivity rate yang dipakai adalah yang setiap seminggu-dua minggu. ”Terakhir kita sudah 5,5 persen. Itu kita variasi, ya. WHO menargetkan positivity rate di bawah 5 persen yang artinya peningkatannya sudah menurun. Kami mingguannya sekitar 5 persen, tetapi hariannya kebetulan karena positifnya tinggi, ya, jadi 10 persen,” kata Widyastuti.
Terakhir kita sudah 5,5 persen. Itu kita variasi, ya. WHO menargetkan positivity rate di bawah 5 persen yang artinya peningkatannya sudah menurun. Kami mingguannya sekitar 5 persen, tetapi hariannya kebetulan karena positifnya tinggi, ya, jadi 10 persen
Kembali ke angka 404 kasus positif pada Minggu juga angka harian lainnya, Widyastuti menerangkan, ia tidak bisa menjelaskan secara detail di mana saja kasus-kasus tersebut berada. Namun, jika ditelusuri di laman resmi corona.jakarta.go.id, saat ini ada 30 RW yang masuk zona merah.
”Saat kami melakukan active case finding itu memang difokuskan kepada daerah-daerah rawan dan kluster baru. Singgungan antara daerah RW yang tadi tinggi dan kasus positif bahwa pada saat menetapkan suatu daerah itu harus dipantau ketat. Tentu kurun waktunya tidak sampai saat itu sehari itu, perlu waktu yang ditetapkan berdasarkan masa lalu, seminggu yang lalu, dua minggu yang lalu,” katanya.
Widyastuti kembali mengingatkan karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi belum selesai, warga diharapkan terus menjalankan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan dan memakai masker.
Untuk sejumlah tempat yang ditengarai menjadi tempat penularan virus korona, seperti KRL, dinas kesehatan bekerja sama dengan pihak lain, termasuk PT KAI dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Terpisah, Erni Sylvianne Purba, VP Corporate Communications PT KCI, dalam keterangan tertulis menjelaskan, situasi di sejumlah stasiun pada Senin pagi terpantau lancar. Di Stasiun Bogor, misalnya, pagi ini para pengguna terlihat tertib saat memasuki area stasiun.
Sosialisasi pemberlakuan stasiun khusus KMT di Stasiun Bogor, Cilebut, dan Cikarang yang mulai berlaku hari Senin ini terlihat efektif lantaran para pengguna sudah mempersiapkan KMT, kartu elektronik bank, dan tiket dengan kode QR saat akan naik KRL.
Penambahan dua perjalanan KRL relasi Bogor-Manggarai, lanjut Purba, juga membantu mengurai kepadatan pengguna yang biasanya terjadi setiap awal pekan. Antrean yang biasanya terjadi hingga halaman parkir stasiun hingga pukul 07.00 hari ini antrean hanya terjadi hingga area selasar.
Antrean dapat lebih lancar meskipun hingga pukul 07.00 tercatat 6.126 pengguna naik dari Stasiun Bogor atau meningkat 7 persen dibandingkan dengan Senin (29/06/2020) yang berjumlah 5.787 untuk kurun waktu yang sama. Sementara secara total hingga pukul 07.00 pada Senin ini tercatat sudah 68.657 orang menggunakan KRL.
Saat ini, lanjut Purba, ada sekitar 400.000 pengguna KRL setiap harinya. Angka ini semakin meningkat seiring telah beroperasinya kegiatan perkantoran dan perniagaan di wilayah Ibu Kota.
”PT KCI mendukung upaya pemerintah dalam hal penyelenggaraan rapid test dan swab test di stasiun guna membantu menekan penyebaran Covid-19 di KRL,” kata Purba.
Sebelumnya, dari hasil tes cepat yang diikuti tes usap di Stasiun Bogor dan Bojonggede oleh pemerintah daerah setempat, ditemukan dua orang positif Covid-19 dari sekitar 800 pengguna KRL yang mengikuti tes. Keduanya merupakan orang tanpa gejala. Artinya, persentase mereka yang positif terpapar Covid-19 hanya 0,25 persen dari sampel yang diperiksa.
Sementara Nadia Diposanjoyo, Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta, menjelaskan, upaya mengurangi persebaran Covid-19 di Transjakarta adalah dengan menjalankan sejumlah rute saja. Lalu, untuk yang rute non-BRT (nonrute utama) ada yang dilayani hanya di jam sibuk, tetapi ada yang dilayani seharian. Selain itu, juga menerapkan protokol kesehatan kepada penumpang dan petugas.