Penularan di Pasar Cikini Ampiun Picu Tingginya Kasus Covid-19 di Permukiman Padat
Terbentuknya kluster Pasar Cikini Ampiun yang berlanjut ke permukiman padat RW 001 Pegangsaan ditengarai akibat salah satu kelurahan tetangga, yakni Kenari, sudah jadi episentrum penularan terlebih dahulu.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·5 menit baca
Tingginya angka kasus positif Covid-19 di RW 001 Kelurahan Pegangsaan Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, memperkuat indikasi pergeseran kluster penularan korona dari pasar ke permukiman padat. Kasus di sana dipicu oleh penyebaran Covid-19 di Pasar Cikini Ampiun.
Kondisi serupa terjadi di RW 006 dan RW 014 di Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang kini memiliki 36 kasus positif Covid-19. Kedua RW itu diyakini tertular dari kluster Pasar Palmerah yang letaknya memang berdekatan.
”Dari dua kali swab (uji usap), 50-an warga terindikasi Covid-19,” kata Sekretaris Pengurus RW 001 Pegangsaan Tri Yulian, Rabu (8/7/2020), saat ditemui di Sekretariat RW. Kondisi itu membuat pengurus RW berinisiatif menerapkan pembatasan sosial berskala lokal (PSBL) se-RW mulai 29 Juni dan direncanakan berjalan total dua pekan. Minggu depan, akses keluar-masuk RW 001 serta Pasar Cikini Ampiun dibuka kembali.
Pasar yang dikelola warga sendiri—bukan oleh Perumda Pasar Jaya—itu memang berlokasi di dalam RW 001 Pegangsaan. Dalam periode PSBL, hanya warga RW 001 dan para pengontrak di sana yang boleh keluar-masuk. Tri menyebutkan, pengontrak rumah atau kos di sana pun wajib meminta surat izin keluar masuk kepada ketua RT tempat tinggal masing-masing.
”Pasar Cikini Ampiun biasanya jadi pelintasan pegawai RS Cipto (Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo) dan yang bekerja di Kenari,” ujar Tri.
Mereka adalah pejalan kaki yang biasanya turun di Stasiun Cikini seusai menumpang kereta rel listrik. Selama PSBL, mereka dilarang melintasi wilayah RW 001 sebagai jalan pintas sehingga dari stasiun harus melambung lewat Jalan Pangeran Diponegoro.
Pembatasan akses keluar-masuk RW 001 Pegangsaan berjalan di tiga lokasi, yaitu di samping Cikini Gold Center (CGC), di Pasar Kembang, serta di Jalan Kimia. Dalam pantauan di akses samping CGC pada Rabu menjelang sore, sebuah tenda berdiri dan staf dari Kelurahan Pegangsaan serta Kecamatan Menteng berjaga di sana. Ada pula warga RW 001 yang berjaga di portal.
Sebuah papan ditempatkan di depan pos, bertuliskan: Batas ojol (ojek daring), selain warga Ampiun dilarang melintas. Spanduk juga dipasang pada pipa portal, berisi informasi lengkap bahwa karantina wilayah sedang dijalankan karena terdapat pasien isolasi mandiri di sana.
Memasuki lorong Pasar Cikini Ampiun, pintu geser pada kios-kios tertutup rapat. Selain kios, ada pula rumah-rumah warga di lorong itu. Setelah berbelok pada salah satu gang, di Sekretariat RW 001, para ibu sedang sibuk menyiapkan bahan masakan. Sekretariat difungsikan juga sebagai dapur umum untuk membantu kebutuhan pangan warga positif Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Menurut Tri, PSBL cukup efektif menekan jumlah kasus positif Covid-19. Dari awalnya 50-an warga tertular virus korona baru, data terbaru menunjukkan tinggal 21 warga RW 001 yang masih positif. Rinciannya, satu jiwa di RT 006, satu jiwa di RT 012, sembilan jiwa di RT 013, lima jiwa di RT 014, tiga jiwa di RT 015, dan dua jiwa di RT 016.
Namun, PSBL yang disertai penutupan Pasar Cikini Ampiun memberi beban bagi sebagian besar warga RW 001 yang menggantungkan hidup dari transaksi di sana. Karena itu, Tri berharap penutupan akses benar-benar bisa dihentikan pekan depan.
Meski demikian, bagi Sukarta, Ketua RT 002 RW 001 Pegangsaan, warga di wilayahnya tidak terlalu terganggu dengan penerapan PSBL. Sebab, hampir tidak ada yang bekerja di Pasar Cikini Ampiun. Ia sendiri masih bisa bekerja sebagai pengantar bunga di Pasar Kembang selama PSBL.
Edi Suryaman, Camat Menteng, berpendapat, karena Pasar Cikini Ampiun dan permukiman padat di RW 001 Pegangsaan menjadi satu, wajar jika lonjakan kasus Covid-19 terjadi di sana. Warga setempat dan pedagang bercampur baur, sedangkan ada pendatang yang juga berjualan di sana. Selain itu, konsumen pasar juga datang dari beragam asal, bukan hanya dari RW 001 Pegangsaan.
Terbentuknya kluster Pasar Cikini Ampiun yang berlanjut ke permukiman padat RW 001 Pegangsaan ditengarai akibat salah satu kelurahan tetangga, yakni Kenari, sudah jadi episentrum penularan terlebih dahulu.
”Banyak orang Kenari kalau berbelanja ke pasar ini, terus orang dari Stasiun Cikini kalau mau ke arah Kenari jalan kaki lewat sini juga,” ujar Edi. Tri menambahkan, salah seorang pedagang di Pasar Cikini Ampiun juga berasal dari Kelurahan Kenari.
Data per 8 Juli menunjukkan, terdapat 13.069 kasus positif Covid-19 di DKI, dengan 667 kasus di antaranya berakhir pada kematian. Pegangsaan dengan 115 kasus positif menempati urutan ketujuh kelurahan dengan jumlah kasus positif tertinggi, menyusul Kenari di posisi keenam dengan 124 kasus.
Saat ini, tiga orang dirawat di fasilitas kesehatan dan 44 orang menjalani isolasi mandiri di Pegangsaan, sedangkan di Kenari satu orang dirawat dan 59 orang jalani isolasi mandiri.
Data per 8 Juli menunjukkan, terdapat 13.069 kasus positif Covid-19 di DKI, dengan 667 kasus di antaranya berakhir pada kematian. Pegangsaan dengan 115 kasus positif menempati urutan ketujuh kelurahan dengan jumlah kasus positif tertinggi, menyusul Kenari di posisi keenam dengan 124 kasus.
Sebelumnya, peneliti dan pengajar di Departemen Perencanaan Kota dan Realestat Universitas Tarumanagara, Suryono Herlambang, beserta rekan-rekannya di Center for Metropolitan Studies (Centropolis) menangkap satu pola tren terkait penyebaran Covid-19 di Jakarta, yaitu terbentuknya kumpulan atau gugusan kelurahan-kelurahan dengan tingkat penyebaran Covid-19 yang tinggi, yang kemudian memengaruhi kelurahan-kelurahan tetangganya. Jumlah kasus di kelurahan-kelurahan yang masuk gugusan lebih tinggi dibandingkan kelurahan-kelurahan sekitar gugusan.
Contohnya, pada 31 Maret, terbentuk gugusan Pondok Pinang-Cilandak Barat di Jakarta Selatan dengan jumlah 20 kasus (10+10). Pada 12 April, Gugusan Pondok-Pinang-Cilandak Barat ”menambah” Bintaro dan Lebak Bulus di Jakarta Selatan sebagai anggota sehingga menjadi Gugusan Pondok Pinang-Cilandak Barat-Bintaro-Lebak Bulus (24+14+14+13 = 65 kasus).