Petugas Cari Keberadaan Ular yang Tewaskan Remaja di Serpong
Petugas Damkar dan Penyelamatan Tangsel melanjutkan pencarian ular yang menewaskan remaja di Serpong. Peristiwa itu membuat masyarakat sekitar sedikit resah.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangerang Selatan, Rabu (8/7/2020), masih mencari ular yang menewaskan seorang remaja di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Upaya pencarian diharapkan bisa memberikan ketenangan sekaligus meredakan keresahan warga.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangerang Selatan Uci Sanusi mengatakan, setelah peristiwa remaja tewas dililit ular pada Senin (6/7) malam, petugas pemadam kebakaran (damkar) langsung mencari ular itu. Hanya saja, situasi di sungai yang terlalu gelap menyulitkan petugas sehingga pencarian diputuskan untuk dilanjutkan kembali keesokkan harinya. Pencarian dilakukan dalam radius 50 meter dari lokasi ditemukannya jenazah.
”Setelah kejadian, masyarakat sekitar resah juga. Khawatir ada korban lagi. Kami coba untuk menelusuri lagi. Akan tetapi, sampai sejauh ini belum terlihat ada tanda-tanda kemunculan ular itu lagi,” kata Uci.
Korban lilitan ular bernama Yusuf (13). Ia ditemukan tewas di sebuah sungai kecil di bawah rel kereta api kawasan Sektor XII, BSD City, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Saat kejadian, Yusuf sedang bersama seorang temannya di tepi sungai kecil. Ia melihat ular yang diduga jenis sanca berukuran besar sedang bergerak di sungai.
Yusuf kemudian mencoba menangkap ular itu. Namun, saat mencoba menangkap ular, Yusuf justru tertangkap dan dililit hingga tewas. Jenazah Yusuf ditemukan terkapar di sungai oleh warga sekitar.
Yusuf kemudian mencoba menangkap ular itu. Namun, saat mencoba menangkap ular, Yusuf justru tertangkap dan dililit hingga tewas. Jenazah Yusuf ditemukan terkapar di sungai oleh warga sekitar.
Pencarian ular juga melibatkan komunitas pencinta reptil. Menurut Uci, komunitas pencinta reptil lebih mengerti soal karakteristik dan kebiasaan ular sehingga dapat mempermudah pencarian.
Lebih lanjut, Uci mendapat informasi dari warga sekitar bahwa di lokasi tersebut kerap muncul ular berukuran besar. Namun, Uci belum bisa mengonfirmasi apakah di sana benar-benar terdapat sarang ular atau tidak. Kejadian warga yang tewas dililit ular di sana pun baru pertama kali ini terjadi.
Anda (49), seorang warga yang tinggal sekitar 700 meter dari lokasi penemuan jenazah Yusuf, menuturkan, sejak beberapa tahun terakhir, di wilayah tempat tinggalnya sering muncul ular besar. Ukurannya diperkirakan mencapai 3 meter dan berwarna hitam mengilat. Anda mengaku pernah beberapa kali memergoki ular yang mencoba merayap masuk ke halaman rumahnya.
”Dulu daerah sini bekas rawa-rawa. Jadi memang cocok buat tempat tinggal ular,” kata Anda.
Sejak kemunculan ular, Anda mengkhawatirkan keselamatan keluarganya. Ia pun memasang pagar yang terbuat dari papan tripleks setinggi 90 sentimeter di halaman rumahnya. Situasi lingkungan di dekat tempat penemuan jenazah cukup banyak dikelilingi alang-alang.
”Kalau bisa, petugas cepat menangkap ular itu,” katanya.
Selain itu, ada sejumlah lubang dan gorong-gorong yang tersebar di sepanjang aliran sungai. Salah seorang petugas damkar yang melakukan pencarian, Muhammad Sigit, meyakini ular bersembunyi di lubang atau gorong-gorong tersebut.
”Ada beberapa titik yang kami curigai sebagai sarang ular. Tetapi, setelah diperiksa, lubang-lubang di sekitar sungai itu ukurannya tidak terlalu dalam. Kebetulan ada saluran air juga. Setelah dicek, tidak ada ular di dalamnya,” kata Sigit.
Warga lainnya, Ari (42), beberapa kali pernah menangkap anak-anak ular yang muncul dari semak-semak di depan rumahnya. Tahun lalu, ia menangkap ular besar jenis sanca. Ular itu kemudian mati dan dikubur di halaman belakang rumah Ari.