Milenial Indonesia Menilai Citra Polisi Masih Bermasalah
Generasi milenial muda Indonesia menilai citra kepolisian masih bermasalah. Mereka menganggap citra buruk tersebut karena masih ada polisi yang nakal hingga bertindak represif dalam pengendalian massa.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Generasi milenial muda Indonesia menilai citra kepolisian masih bermasalah. Mereka menganggap citra buruk tersebut karena masih ada polisi yang nakal, bertindak represif dalam pengendalian massa, serta perekrutan anggota kepolisian yang belum bebas suap. Korps Bhayangkara diminta konsisten mengayomi masyarakat.
Mardianto (30), warga Kerinci, Jambi, selalu takut ketika melihat polisi di jalan. Pengalaman kena tilang sewaktu SMA masih membekas. Ia waktu itu menerobos lampu merah.
Menurut dia, sebaiknya warga diingatkan dulu ketika melanggar peraturan. Namun, berdasarkan pengalaman di kampungnya, polisi langsung menilang pelanggar. Tak jarang, damai di tempat menjadi solusi.
”Sekarang kami lihat wajah polisi saja sudah ngeri,” katanya ketika dihubungi pada Rabu (1/7/2020).
Pradeta Surya Akbar (28), karyawan swasta di Jakarta Selatan, berpendapat, kinerja kepolisian secara umum sudah membaik. Namun, proses perekrutan anggota polisi masih belum terbuka.
Menurut dia, masih ada anggota Polri yang lulus dengan pertimbangan di luar hasil tes. Ini akan memengaruhi kinerja polisi itu saat bertugas. ”Kalau mereka masuk saja sudah membayar ratusan juta, ketika bekerja tentu yang dipikirkan bagaimana caranya balik modal dulu,” ujarnya.
Gina Mardani Cahyaningtyas (24), warga Tangerang Selatan, menjelaskan, citra polisi buruk terlihat dalam hal pengendalian massa. Polisi dinilai terlalu represif tatkala menangani demonstrasi mahasiswa pada akhir tahun lalu. Di Kendari, Sulawesi Tenggara, misalnya, ada dua mahasiswa tewas saat berunjuk rasa.
Menurut dia, citra polisi bisa membaik jika bisa mengawal demonstrasi tanpa kekerasan. Peran Korsp Bhayangkara sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat harus dijalankan dengan konsisten.
Pandangan generasi milenial ini selaras dengan hasil survei Litbang Kompas, 23-25 Juni 2020. Hasil survei dari 522 responden itu, salah satunya menyimpulkan bahwa generasi milenial muda (di bawah 30 tahun) paling skeptis dalam menilai kinerja kepolisian. Sebanyak 48,8 generasi milenial muda setuju dengan persepsi polisi mudah disuap.
Secara umum, hasil survei menyimpulkan bahwa citra kepolisian sudah baik (62,1 persen). Dari jejak pendapat berkala sejak April 2015 hingga Juni 2020, persepsi publik ini bukan yang terbaik, juga bukan yang terburuk. Catatan terbaik ada pada April 2018, yakni 72 persen, sedangkan yang terendah pada April 2015, yakni 55 persen.