HBKB Jakarta pada Masa Adaptasi Normal Baru Tak Ada Kerumunan
Pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor di 32 lokasi di Jakarta, Minggu (28/6/2020) berjalan baik dan lancar. Dari tiga titik pantuan, tidak terlihat ada kerumunan warga selama HBKB.
Oleh
STEFANUS ATO/AGUIDO ADRI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta yang tersebar ke 32 lokasi memecah kerumunan warga. Warga yang bermukim di dekat lokasi pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor pun antusias berolahraga pagi pada masa adaptasi normal baru.
Di Jalan Gajah Mada, Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (28/6/2020), ramai dengan aktivitas olahraga, baik bersepeda maupun jalan santai. Petugas dari dinas perhubungan, satuan polisi pamong praja, hingga TNI dan Polri tersebar di berbagai titik mengawasi dan mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Suasana di dua ruas Jalan Gajah Mada cukup ramai, tetapi tak tampak ada kerumunan. Warga yang berolahraga bersepeda ataupun berjalan kaki bergerak dari sekitar Halte Harmoni hingga kawasan Kota Tua. Suasana serupa juga terlihat dari ruas jalan sebaliknya menuju ke arah Monumen Nasional. Tak ada pedagang kaki lima berjualan di lokasi hari bebas kendaraan bermotor (HBKB).
Petugas gabungan bersiaga di berbagai titik masuk lokasi HBKB dan terus mengingatkan warga untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di Jalan Gajah Mada, jalur pesepeda dan pejalan kaki juga dipisah.
Meski warga mengenakan masker, tetapi tak selalu digunakan untuk menutup seluruh mulut hingga hidung. Di lokasi HBKB juga terlihat banyak warga yang datang bersama anak-anak atau keluarga yang telah lansia, meskipun sebenarnya dilarang.
Hawa (40), salah satu peserta HBKB mengatakan, pelaksaan HBKB di Jalan Gajah Mada kian membantu warga. Sebab, dia tak perlu berjalan jauh ke Jalan Sudirman MH Thamrin untuk berolahraga.
"Ini baru pertama kali ikut, (di masa adaptasi normal baru) karena lokasinya dekat. Jadi, tadi dengan anak-anak, kami jalan kaki saja ke sini," ucap warga Glodok, Jakarta Barat, itu.
Hawa juga tak khawatir berolahraga bersama anak-anaknya lantaran tak ada kerumunan. Mereka juga selalu mengenakan masker, membawa hand santizer, dan menyiapkan air minum yang dibawa sendiri dari rumah.
Adrian (28), salah satu peserta HBKB yang berolahraga dengan sepeda menilai pelaksanaan HBKB kali ini lebih baik, tertata, dan mulai ada kesadaran warga untuk tertib. Mereka juga bebas memacu sepedanya sekuat tenaga karena jalur HBKB yang dipisah dengan jalur pejalan kali relatif lebih sepi dan longgar.
"Lancar banget ya, tapi sayang aja, enggak bisa bareng sama teman-teman komunitas. Masing-masing hari ini bersepeda di lokasi HBKB yang paling dekat dengan rumah," ujar warga Mangga Besar, Jakarta Barat, itu.
Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan
Antusias warga mengikuti HBKB juga terpantau lancar di salah satu lokasi HBKB di Jalan Danau Tondano, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Di jalan itu terpasang sejumlah pembatas dan petugas gabungan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Satuan Polisi Pamong Praja DKI, bersama TNI dan Polri bergantian menghalau kendaraan bermotor yang hendak melintas. Keberadaan petugas itu juga untuk mengawasi warga agar tetap mengikuti protokol kesehatan seperti pengunaan masker dan menjaga jarak aman.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan sejumlah westafel untuk mencuci tangan. Tong sampah pun disebar di beberapa titik guna memudahkan warga membuang sampah. Selain itu, untuk menjaga kondisi jalan tetap bersih dan kondusif, petugas tidak mengizinkan pedagang kaki lima atau pedagang kopi keliling berjualan di dalam area aktivitas olahraga, kecuali pedagang yang sudah memiliki warung dan lapak tetap.
Kegiatan HBKB disambut antusias Filo Andritany (40), warga Bendungan Hilir yang datang bersama istri dan dua anaknya untuk bersepeda di ruas Jalan Danau Tondano. Filo menilai, ide HBKB yang tersebar di 32 titik memberikan rasa aman dan pengawasan petugas lebih terpantau.
“Kalau HBKB dibuat seperti ini lebih terpantau protokol kesehatannya. Kami pun merasa tidak khawatir meski membawa anak-anak. Semoga ini bisa terus terlaksana ke depan, tapi sayang HBKBnya hanya dari pukul 06.00 sampai pukul 09.00, terlalu singkat. Setidaknya sampai pukul 11.00,” kata Filo.
Suasana serupa juga terlihat di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Sejumlah petugas gabungan berjaga di pertigaan Mal Gandaria. Mereka menghalau kendaraan bermotor yang hendak masuk Jalan Sultan Iskandar Muda.
Selain itu, melalui pengeras suara petugas mengingatkan warga yang berolahraga untuk selalu memakai masker dan menjaga jarak aman. Fasilitas westafel, tong sampah, dan mobil toilet juga tersebar di sejumlah titik jalan Jalan Sultan Iskandar Muda.
Yunita (30) dan Wilda Sari (25), warga Bungur, mengatakan, kegiatan HBKB yang tersebar di 32 titik lebih efektif pada masa pandemi Covid-19. “Kemarin sempat ikut CFD Sudirman-MH Thamrin, gila itu ramai banget, tumpah ruah. Jadi takut. Mau olahraga biar sehat malah bisa tertular virus kalau ramai gitu. Nah, HBKB kali ini lebih baik, lebih aman untuk berolahraga,” kata Yunita.
Camat Kebayoran Lama Aroman Nimbang yang ikut memantau HBKB di Jalan Jalan Sultan Iskandar Muda mengatakan, kegiatan HBKB untuk memberi ruang warga sekitar Kebayoran Lama untuk berolahraga.
“Meski begitu tetap protokol kesehatan harus dijaga. Dari pantauan saya warga sudah tertib. Dan bisa kita dilihat bersama, lebih kondusif dan termonitor pemantauan warga daripada HBKB Sudirman-MH Thamrin,” kata Aroman.
Jalan Gajah Mada, Danau Tondano, dan Jalan Sultan Iskandar Muda merupakan bagian dari 32 lokasi HBKB yang disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna memfasilitasi warga berolahraga. Pelaksaan HBKB yang biasanya terpusat di Jalan Sudirman-MH Thamrin itu dipindahkan ke 32 lokasi lain untuk memecah kerumunan warga.
Sebab, pada hari pertama HBKB pada 21 Juni 2020, sebagian warga mengabaikan protokol kesehatan, terutama berkerumun akibat membeludaknya peserta HBKB. Saat itu, diperkirakan ada 40.155 warga tumpah ruah ke Jalan Sudirman-MH Thamrin untuk mengikuti pelaksaan HKBKB untuk pertama kali setelah DKI Jakarta menerapkan PSBB transisi.