Hindari kesalahan saat memutuskan untuk membeli sepeda. Simak tips berikut supaya bersepeda tak sekadar ikut-ikutan orang lain.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wabah bersepeda melanda warga di sejumlah kota. Toko-toko sepeda pun kebanjiran pembeli. Tak perlu gegabah, tentukan tujuan bersepeda, pilih jenis sepeda yang cocok, dan sesuaikan dana agar kantong tak bolong.
Poetoet Soedarjanto (53) sudah 15 tahun lebih memilih sepeda sebagai sarana mobilitas ke kantor ataupun sarana olahraga dan rekreasi. Pilihan itu tentu saja tidak ujug-ujug karena ada banyak pertimbangan.
”Pertama-tama, tentukan untuk apa bersepeda. Bisa untuk olahraga dan rekreasi atau mobilitas ke tempat kerja. Sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang,” ujar Poetoet, Jumat (26/6/2020).
Bukan tanpa alasan Ketua Gerakan Bike to Work itu menyarankan orang untuk menentukan tujuan bersepeda terlebih dahulu. Penentuan tujuan bersepeda akan mengerucut pada jenis sepeda yang cocok. Untuk blusukan ke kampung-kampung, misalnya, sepeda yang cocok ialah sepeda gunung. Sementara sepeda balap lebih cocok untuk berangkat ke tempat kerja dengan jarak tempuh hingga 30 kilometer.
Menurut Poetoet, warga yang bersepeda untuk olahraga atau rekreasi pada hari bebas kendaraan bermotor lebih cocok menggunakan sepeda lipat lantaran cocok untuk semua ukuran tubuh. Sepeda jenis itu juga cocok untuk komuter yang berpindah-pindah angkutan umum.
Selanjutnya, sesuaikan dana dengan varian sepeda supaya kantong tidak bolong. Itu juga penting untuk keberlanjutan bersepeda karena sia-sia sepeda mahal berakhir di gudang. ”Beli sepeda jangan sekadar suka supaya tidak menyesal kemudian. Selalu ingat tujuan dan konsisten bersepeda,” katanya.
Sepeda yang kini tengah digandrungi warga antara lain sepeda lipat, sepeda gunung, dan sepeda balap. Salah satu pendiri Brompunk, Debyo Surya Setiyawan, Sabtu (20/6/2020), menuturkan, jangan lupa sesuaikan spesifikasi sepeda dengan postur tubuh. Tujuannya, supaya pengguna terhindar dari cedera. ”Supaya tidak ada cedera saat bersepeda dan sepeda tahan lama,” ujar Debyo.
Asosiasi Penjual Sepeda Amerika Serikat (National Bicycle Dealers Association) dalam artikel ”Hints for Purchasing a Bike” membagikan sejumlah tips membeli sepeda. Pertama, tentukan kegiatan bersepeda yang akan dilakukan. Jenis kegiatan menentukan jenis sepeda yang sesuai kebutuhan. Tanya diri Anda dengan pertanyaan berikut ini, kenapa kamu mau bersepeda? Untuk kebugaran? Hanya untuk bersenang-senang? Dengan santai atau serius? Mau bersepeda ke mana? Jalur sepeda atau lintas alam? Seberapa sering bersepeda?
Selanjutnya, temukan toko penjualan dan bengkel sepeda profesional di tempat Anda. Berbicaralah tentang sepeda pilihan dan mintalah saran mereka. Contohnya, sepeda gunung untuk penggunaan lintas alam. Sepeda itu menonjolkan ban lebar untuk kenyamanan dan traksi, bodi datar untuk kontrol, dan roda gigi rendah supaya mudah menanjak bukit. Sementara sepeda balap untuk penggunaan di jalan dan trotoar. Sepeda itu punya ban kecil dan lebih aerodinamis untuk kecepatan.
Jangan lupa, perhatikan ukuran sepeda karena sangat penting untuk kenyamanan berkendara. Minta toko sepeda untuk merekomendasikan sepeda yang cocok.
Sementara Bike Exchange dalam artikel ”Choosing the Right Bike”menyarankan, temukan ukuran sepeda yang tepat. Penyesuaian dengan ukuran sepeda antara lain ketinggian sadel dan setang serta jangkauan ke setang. Setelah itu, pertimbangkan suku cadang aksesori tambahan, misalnya tempat botol air, lampu, pompa, dan kunci. Di Australia, pesepeda wajib mengenakan helm.