Jangan Abaikan Risiko Penularan Covid-19 Saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor
Jangan abaikan potensi penularan Covid-19 di ruang publik karena animo warga pada kegiatan di ruang terbuka tidak selaras dengan protokol kesehatan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hari bebas kendaraan bermotor atau car free day di DKI Jakarta akan diadakan lagi, Minggu (21/6/2020). Anak-anak, lanjut usia, ibu hamil, dan pedagang dilarang ikut serta karena dalam masa pembatasan sosial berskala besar transisi.
Pelaksanaan car free day di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin itu berkurang satu jam dari biasanya. Kali ini akan berlangsung pukul 06.00 hingga pukul 10.00.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Jumat (19/6/2020), menuturkan, anak-anak berusia di bawah 9 tahun, lanjut usia di atas 60 tahun, dan ibu hamil tidak boleh mengikuti car free day karena rentan terpapar SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Demikian juga warga dengan gejala demam, flu, ataupun sedang sakit dan pedagang kaki lima yang berpotensi menimbulkan kerumunan. ”Nanti akan dievaluasi aktivitas warga selama car free day dan waktu pelaksanaannya,” ujar Syafrin.
Pemprov DKI mengimbau warga untuk mematuhi protokol kesehatan selama car free day. Warga juga sebaiknya membawa masker cadangan, tisu kering dan basah, botol minum, serta kantong plastik.
Sebelumnya animo warga berolahraga di ruang terbuka tak terbendung. Warga memenuhi sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin serta di kawasan Gelora Bung Karno, Minggu (7/6/2020). Alhasil, banyak kerumunan yang rentan pada penularan virus.
Lurah Gelora Nurul Huda mengatakan, ada pengawasan dari Pemerintah Kota Jakarta Pusat, satuan polisi pamong praja, dan kelurahan untuk memastikan kepatuhan pda protokol kesehatan. ”Ada sanksi (bagi pelanggar),” ujar Nurul.
Berkaca dari kerumunan yang terjadi karena animo warga, pengelola Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno mulai mengetatkan aturan di kawasan itu agar protokol kesehatan terlaksana dengan baik.
Pengetatan itu ialah pembatasan jam operasional pukul 05.00 hingga pukul 20.00, akses masuk hanya melalui pintu 5 dan pintu 10, kendaraan roda empat parkir di Parkir Timur dan Parkir Selatan, kendaraan roda dua parkir di halaman Istora dan Stadion Akuatik, akses keluar kendaraan hanya melalui pintu 8, stadion utama hanya untuk pejalan kaki tanpa sepeda, skateboard,scooter, atau stroller.
Selanjutnya akses masuk menuju stadion utama hanya melalui pintu A dengan buka-tutup secara berkala dan akses keluar melalui pintu D, pintu E, dan pintu G. Adapun jumlah pengunjung Stadion Utama GBK diatur dalam sif maksimal 1.000 orang selama satu jam. Pengunjung berusia kurang dari 12 tahun dan ibu hamil dilarang masuk ke kawasan Gelora Bung Karno.
Dokter spesialis olahraga dari Slim+Health Sports Therapy, Michael Triangto, Minggu (7/6/2020), mengatakan, orang yang merasa bosan dan terpaksa harus berolahraga di luar ruangan perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, olahraga harus dilakukan secara mandiri dengan menjaga jarak dan wajib mengenakan masker. ”Dengan begitu, kita tidak bisa dengan mudah berbicara dengan orang lain,” ujarnya.
Selain itu, warga yang berolahraga di luar ruangan juga dapat menggunakan kacamata google seperti halnya sedang berenang. Dengan menggunakan kacamata dan masker, semua akses masuk virus, yakni mulut, hidung, dan mata, dapat terlindungi dengan baik.
Setelah berolahraga, warga diimbau segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan seluruh badan. ”Jangan duduk di sofa, beristirahat, menggendong anak, atau melakukan kegiatan lain setelah berolahraga. Kita tidak pernah tahu ada droplet yang menempel di tubuh kita,” katanya.
Meski begitu, Michael tetap merekomendasikan warga untuk berolahraga di dalam rumah karena lebih ringkas. Hal tersebut tentu untuk menghindari sejumlah protokol kesehatan yang cenderung merepotkan jika berolahraga di luar ruangan.