Protokol kesehatan di sejumlah pasar tradisional di Jakarta belum mampu terlaksana secara merata. Pemprov DKI Jakarta perlu mengantisipasi longgarnya protokol kesehatan di pasar untuk menekan potensi penularan Covid-19.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Protokol kesehatan di sejumlah pasar tradisional Jakarta pada masa pembatasan sosial berskala besar transisi belum diterapkan merata. Baik pedagang maupun pembeli diingatkan menaati aturan guna mencegah kluster penyebaran Covid-19.
Tidak meratanya penerapan protokol kesehatan di pasar tersebut seperti tampak di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Suasana pasar cukup ramai sejak Senin (15/6/2020) pagi. Beberapa jalan kecil di sekitar gedung pasar dipadati para pedagang yang membuka lapak sejak dini hari. Adapun jalan tersebut dipadati pembeli.
Di area yang padat tersebut, pembatasan sosial hampir mustahil dilakukan karena lebar jalan yang terbatas, yakni 3-4 meter. Baik pedagang maupun pembeli mengenakan masker wajah untuk melindungi diri dari paparan virus korona baru. Namun, tidak sedikit yang mengenakan masker tanpa menutupi hidung dan mulut.
”Keramaian di pasar sangat disayangkan. Kami terus mengimbau agar pembatasan sosial dilakukan. Saya juga menurunkan perangkat Pemkot Jakarta Selatan, baik dari kelurahan maupun kecamatan, untuk memantau kondisi pasar setiap hari,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali saat dihubungi pada Senin.
Menurut dia, jumlah orang yang diturunkan untuk memantau pasar terbatas. Hal ini menyebabkan pemantauan kurang optimal. ”Kami ajak semua orang bekerja sama agar protokol kesehatan dipatuhi, terlebih di 27 pasar di Jakarta Selatan,” ujarnya.
Pengaturan diupayakan
Suasana berbeda terlihat di gedung Pasar Kebayoran Lama. Kerumunan berarti tidak tampak di dalam gedung. Hal ini karena pengelola pasar, yakni PD Pasar Jaya, telah memberlakukan sistem ganjil-genap bagi pedagang pasar di dalam gedung untuk mencegah kerumunan.
Manager Area 11 Kebayoran lama PD Pasar Jaya Nelsa menjelaskan, PD Pasar Jaya hanya bisa mengatur pasar dan pedagang di gedung Pasar Kebayoran Lama. Lapak dan pedagang di luar gedung merupakan otoritas pemda.
Selain menerapkan aturan ganjil-genap, sirkulasi pergerakan pengunjung pasar di dalam gedung juga diatur. Akses pasar yang semula tak terhitung jumlahnya kini dibatasi menjadi satu pintu. Gerbang masuk terletak dekat gerai Ramayana.
Ada tempat mencuci tangan dan bilik disinfektan di gerbang itu. Ada pula petugas yang bertugas memeriksa suhu tubuh pengunjung. Begitu masuk ke dalam pasar, jalur masuk-keluar pengunjung diarahkan dengan panah di lantai.
Keramaian di pasar sangat disayangkan. Kami terus mengimbau agar pembatasan sosial dilakukan. Saya juga menurunkan perangkat Pemkot Jakarta Selatan, baik dari kelurahan maupun kecamatan, untuk memantau kondisi pasar setiap hari
Akses masuk-keluar pasar ”tidak resmi” kini ditutupi dengan kawat berduri. Penutupan akses itu belum selesai sepenuhnya. Penutupan akses ditargetkan selesai besok.
”Di gedung ini, kami terus mengingatkan semua orang agar mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan membersihkan tangan. Beberapa petugas kami turunkan untuk mencegah kerumunan dan mengingatkan semua orang untuk mengenakan masker,” kata Nelsa.
Kecemasan pedagang
Kendati protokol kesehatan telah tersedia, beberapa pedagang mengaku khawatir pada potensi penularan Covid-19. Salah satu pedagang itu ialah Yar (61), pedagang barang pecah belah yang telah berjualan 38 tahun.
Ia mengaku takut berdagang sejak virus korona baru mewabah. Untuk itu, ia memundurkan jam berdagang dari pukul 03.00 pagi menjadi pukul 04.00 pagi. Ia juga menutup kiosnya lebih awal, yakni pukul 14.00 sesuai arahan pengelola pasar.
”Selain takut sama (virus) korona, saya juga takut dibubarkan satpol PP kalau ada kerumunan. Semoga di sini tidak ada kerumunan,” kata Yar.
Menurut data Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) per 29 Mei 2020, ada 214 pedagang pasar yang positif terinfeksi Covid-19 dan 19 orang meninggal. Kasus paling banyak muncul di Jawa Timur, antara lain Surabaya, Mojokerto, dan Malang.
Ketua Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan, persiapan normal baru tanpa protokol kesehatan yang matang dapat memperparah penularan Covid-19 melalui pasar rakyat. Padahal, sebelum PSBB berlaku, sudah ada pasar rakyat yang menjadi klaster penularan Covid-19 (Kompas.id, 31/5/2020).