Pekan kedua PSBB transisi kembali diwarnai kepadatan penumpang KRL. Meski antrean panjang terjadi, PT KCI memastikan penumpang tetap menerapkan protokol Covid-19.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pada pekan kedua pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi, pengguna KRL semakin tertib dalam mengikuti protokol kesehatan yang dijalankan PT Kereta Commuter Indonesia. Pada perjalanan Senin pagi ini, 160.946 penumpang menggunakan jasa layanan angkutan kereta komuter.
Erni Sylvianne Purba, VP Corporate Communications PT KCI, Senin (15/6/2020), dalam keterangan tertulis menjelaskan, di sejumlah stasiun KCI Senin pagi ini kembali terlihat antrean pengguna. Namun, antrean penumpang dapat mengalir dan terlayani untuk bergerak ke peron dan kereta.
Hingga pukul 11.00, pengguna yang telah memindai kartu pembayaran atau tap in di gerbang pembayaran seluruh stasiun KRL mencapai 160.946 orang. Angka ini naik 12 persen dibandingkan waktu yang sama pada Senin (8/6/2020) atau pekan pertama PSBB transisi.
Di Stasiun Bogor, lanjut Purba, hingga pukul 11.00 tercatat jumlah pengguna yang telah masuk ke stasiun untuk menggunakan KRL sebesar 12.437 orang. Angka ini bertambah 4 persen dibandingkan Senin lalu.
Pada jam sibuk pagi hari, pengguna KRL di Stasiun Bogor masuk stasiun dengan disiplin. Pengguna mengantre hingga ke selasar dari area parkir stasiun. Meski demikian, antrean berlangsung tertib, mengalir, dan pengguna senantiasa mengikuti marka dan arahan petugas untuk jaga jarak. Waktu yang dibutuhkan calon pengguna untuk mengantre telah berkurang hingga rata-rata di bawah 30 menit.
Antrean yang tertib dan mengalir juga terlihat di stasiun-stasiun lain, yaitu Cilebut, Bojonggede, dan Rangkasbitung. Seluruh staisun yang melayani KRL sepekan ini terus memaksimalkan upaya mengatur antrean dengan membuat skema zona antrean dan menambah marka di stasiun.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (persero) yang pagi ini juga ikut melayani pengguna di Stasiun Bogor mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kerja sama para pengguna KRL.
”Para pengguna KRL pagi hari ini sangat tertib mengikuti antrean, dan berbagai protokol kesehatan yang diwajibkan. Kami sangat berterima kasih atas pengertian dan kesabaran para pengguna. Inilah adaptasi yang senantiasa kita upayakan pada masa transisi ini. Terima kasih pula untuk dukungan dari TNI, Polri, dan pemerintah sehingga kita dapat menyediakan layanan transportasi publik sesuai protokol kesehatan kepada masyarakat,” ungkap Didiek.
Sebagai bentuk koordinasi dan dukungan dari pemerintah, para calon pengguna KRL di Stasiun Bogor, Cilebut, Bojonggede, Tambun, dan Cikarang dapat memanfaatkan bus gratis yang disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan. Kehadiran bus ini menjadi alternatif moda angkutan dari stasiun-stasiun tersebut ke sejumlah lokasi di Jakarta. Secara total tersedia puluhan bus menuju Jakarta untuk pemberangkatan mulai pukul 05.30 hingga 07.30.
Sebelumnya dilaporkan bahwa untuk membantu mobilitas penumpang kereta komuter KRL Jabodetabek dari arah Bogor serta mencegah potensi penularan Covid-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menyediakan bus gratis bagi para penumpang kereta.
Senin (15/6/2020) pagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, ditemani Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau pelaksanaan pengangkutan penumpang KRL menggunakan bus sekolah di Stasiun Bogor.
”Kami menyiapkan 50 bus yang dikirimkan ke beberapa stasiun. Jadi harapannya bisa membantu mengurangi beban karena penuhnya penumpang pada Senin pagi. Dan diparkirnya di depan (bus sekolah gratis), jadi sebelum masuk stasiun, mereka bisa menggunakan bus ini,” ucap Anies.
Ke-50 bus sekolah bantuan Pemprov DKI Jakarta itu disebar di Stasiun Cilebut, Stasiun Bojong Gede, Stasiun Bogor, dan Stasiun Depok Baru untuk mengangkut penumpang KRL menuju Jakarta.
Sementara Wali Kota Bogor Bima Arya dalam kesempatan tersebut mengapresiasi bantuan bus sekolah gratis dari Pemprov DKI Jakarta. Ia mengatakan, bus bantuan tersebut membantu pihak stasiun dan Pemkot Bogor mengelola kepadatan KRL menuju DKI Jakarta.
”Pagi ini ada 3 hal yang lebih baik dibandingkan minggu lalu. Pertama karena ada bus bantuan dari Jakarta 30 unit dan ditambah pemkot 10 unit jadi 40 unit. Jadi relatif lebih cair. Kedua, sistem antrean yang jauh lebih baik oleh teman-teman KAI dan KCI sehingga lebih rapi, tidak menumpuk. Ketiga ada data banyak penumpang yang memilih berangkat tadi malam dibandingkan Senin pagi. Jadi situasinya walaupun masih padat tapi jauh lebih bisa kita urai. Jadi saya terima kasih kepada PT KAI, Pak Gubernur yang ikut sama-sama berkordinasi sehingga dapat mengurangi penumpukan penumpang di sini,” kata Bima Arya.
Pagi ini ada 3 hal yang lebih baik dibandingkan minggu lalu. Pertama karena ada bis bantuan dari Jakarta 30 unit dan ditambah pemkot 10 unit jadi 40 unit. Jadi relatif lebih cair. Kedua, sistem antrean yang jauh lebih baik oleh teman-teman KAI dan KCI sehingga lebih rapi, tidak menumpuk. Ketiga, ada data banyak penumpang yang memilih berangkat tadi malam dibandingkan Senin pagi.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengapresiasi kolaborasi antara Pemprov DKI dan Pemkot Bogor untuk mengurai kepadatan di stasiun-stasiun, salah satunya Stasiun Bogor.
”Hari ini kita menyaksikan hasil koordinasi yang sangat bagus antara kami sebagai operator dengan Pak Gubernur Pemprov DKI Jakarta dan Bapak Wali Kota Bogor. Artinya dengan pembatasan kapasitas kereta, maka perlu koordinasi. Artinya imbauan dari hulu untuk sif kerja itu bisa diatur. Kita tunjukkan hari ini bahwa Bogor lebih tertata dibandingkan minggu lalu. Harapan kami, imbauan kepada para penumpang agar tetap kita menjaga protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 dengan baik,” tandasnya.
Selain membantu mengangkut penumpang KRL menuju stasiun-stasiun di Jakarta, bus sekolah gratis juga mengangkut penumpang dari stasiun-stasiun di Jakarta menuju Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada Senin ini.