Perusahaan Aplikasi Ojek Daring Sibuk Sosialisasi Protokol Kesehatan kepada Para Mitranya
Selain menyemprot kendaraan dan helm, juga disosialisasikan kepada pengemudi agar rajin menyemprot helm cadangan dengan cairan disinfektan.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengemudi ojek daring meningkatkan keamanan layanan pada masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi yang mengizinkan mereka kembali mengangkut penumpang. Kesadaran menyemprot sepeda motor dengan disinfektan dan mengingatkan penumpang agar membawa helm sendiri menjadi penting.
Di shelter ojek daring Poins Square Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Fadil, salah satu staf perusahaan ojek daring Grab, sibuk menyemprot sepeda motor dengan cairan disinfektan. ”Staf selalu ada di shelter ini setiap hari dari pukul 10.00 hingga 14.00,” katanya pada Selasa (9/6/2020) siang.
Selain menyemprot kendaraan dan helm, ia juga menyosialisasikan kepada pengemudi agar rajin menyemprot helm cadangan dengan cairan disinfektan. Setidaknya dilap dengan tisu basah yang mengandung alkohol.
Di Grab Lounge TB Simatupang, Jakarta Selatan, Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata melakukan peninjauan langsung. Dari 21 titik pelayanan Grab, ada tiga titik, termasuk di TB Simatupang, yang membagikan pratisi plastik kepada para pengemudi. Partisi ini dipasang dengan tali di punggung pengemudi seperti ransel.
”Pastinya sosialisasi kepada pengemudi dan penumpang juga terus dilakukan. Contohnya, untuk aturan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta soal masker yang sudah sangat jelas kewajibannya. Kami tidak menerapkan biaya penalti pembatalan pesanan baik untuk penumpang maupun pengemudi apabila salah satu dari mereka tidak bermasker,” tuturnya.
Kami tidak menerapkan biaya penalti pembatalan pesanan baik untuk penumpang maupun pengemudi apabila salah satu dari mereka tidak bermasker.
Bertahap
Sementara itu, di pusat perbelanjaan Poins Square, belum banyak perubahan PSBB transisi dengan PSBB biasa. Toko-toko yang dibuka masih sebatas tempat makan yang hanya melayani pembelian untuk dibawa pergi, apotek, optik, dan kios gawai elektronik.
Dea, pegawai di kios telepon genggam, mengatakan, pembelian telepon pintar dan aksesorinya lebih banyak dilakukan secara daring. Khusus layanan perbaikan telepon memang masih harus di konter, tetapi konsumen tidak diperbolehkan menunggu di tempat.