Pemasangan Partisi Harus Pertimbangkan Keselamatan dan Keamanan
Partisi di layanan Goride akan diuji coba dalam minggu ini. Uji coba dilakukan di beberapa kota, termasuk Jakarta.
Oleh
Aguido Adri
·4 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Kemacetan mulai kembali terjadi di depan Stasiun Palmerah, Jakarta, pada hari pertama masuk kerja, Senin (8/6/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi, ojek daring kembali menggeliat meramaikan jalan di Jakarta. Pengemudi ojek daring sudah berusaha mematuhi protokol kesehatan meski belum ada partisi pemisah antara pengemudi dan penumpang. Pemasangan partisi tidak hanya mempertimbangkan kesehatan, tetapi juga keamanan dan keselamatan penumpang dan pengemudi.
Sejak hari pertama pemberlakuan PSBB transisi, Senin (8/6/2020), Mulyadi (35) dan Hidayat (26) sudah kembali turun ke jalan pukul 06.00 untuk menunggu penumpang yang keluar dari Stasiun Sudirman di Jakarta Pusat. Begitu pula hari kedua PSBB transisi, Selasa, mereka sudah siap mengantar penumpang sejak pagi.
”Padahal sebelumnya maksimal turun pukul 10.00 karena memang ojek daring tak boleh antar jemput penumpang. Itu untuk pesanan antar makanan. Nah, sekarang harus rajin dan pagi sudah turun biar rezeki lancar lagi,” ujar Mulyadi yang sedang beristirahat di trotoar Jalan MH Thamrin, Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat.
Hari ini, meski sudah beraktivitas sejak pukul 06.00, Mulyadi tak banyak mendapat pesanan antar jemput penumpang. Hingga pukul 11.00, ia baru mendapat dua penumpang. Pesanan antar makanan justru lebih mendominasi.
Ia mengatakan, di masa PSBB transisi, warga lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi dan ojek daring belum menjadi pilihan sebagai transportasi penyambung.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Sejumlah pengemudi ojek daring beristirahat sejenak setelah membawa penumpang dan pesanan makan di trotoar MH Thamrin, Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/6/2020).
”Biasanya hingga siang (pukul 12.00) saya bisa bawa penumpang 4-6 orang atau lebih. Sekarang baru dapat dua, tapi enggak masalah, daripada tidak ada kayak masa PSBB itu. Alhamdulillah, ini sudah ada penumpang yang mau pesan. Sampai saat ini, pesanan antar makanan tetap yang paling banyak. Sepertinya warga banyak yang pakai kendaraan pribadi, makanya macet lagi. Mungkin warga masih ragu menggunakan jasa ojol (ojek online)karena masalah kebersihan dan keamanan,” lanjut Mulyadi tertawa.
Untuk meyakinkan penumpang, pengemudi ojek daring berusaha untuk mengikuti dan taat protokol kesehatan. Di pangkalan ojek tak jauh dari Stasiun Sudirman, para pengemudi berbaris rapi untuk diperiksa suhu tubuhnya serta mengambil masker dan obat gratis. Setelah selesai pemeriksaan dan mendapat masker dan vitamin, pengemudi yang hendak melanjutkan perjalanan wajib disemprot dengan disinfektan di seluruh sepeda motor, helm, hingga pakaiannya.
Hidayat menyebutkan, protokol kesehatan yang mereka jalani sebagai upaya agar pengemudi tetap sehat dan bersih ketika membawa penumpang.
”Protokol kesehatan tetap kami jalani. Jadi, saya dan penumpang pakai masker. Saya lebih sarankan penumpang bawa helm sendiri. Tapi kalau enggak bawa, bisa pakai helm yang saya bawa. Helmnya sudah saya cuci dan dua hari ini selalu disemprot disinfektan biar bersih. Selain itu, ada wacana motor akan dipasang partisi (pembatas plastik antara penumpang dan pengemudi). Tapi sampai sekarang belum ada tuh dapat barangnya,” tutur Hidayat.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Di pangkalan ojek daring tak jauh dari Stasiun Sudirman, pengemudi ojek daring yang hendak membawa penumpang wajib disemprot disinfektan di sepeda motor, helm, hingga pakaiannya, Selasa (9/6/2020).
Terkait partisi, kata Hidayat, dirinya akan mengikuti aturan tersebut meski kemungkinan akan tidak membuat nyaman pengemudi dan penumpang. Ia menyarankan pemakaian partisi harus diuji coba terlebih dahulu agar aman saat berkendara.
”Saya takutnya kalau pakai partisi jatuh karena angin. Kami belum tahu seberapa aman penggunaan pratisi. Partisi penting, tapi perlu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan juga,” ucap Hidayat.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menjelaskan, partisi di layanan Goride akan diuji coba dalam minggu ini. Uji coba dilakukan di beberapa kota, termasuk Jakarta.
Partisi di layanan Goride akan diuji coba dalam minggu ini. Uji coba dilakukan di beberapa kota, termasuk Jakarta.
”Hal ini merupakan salah satu dari banyak inisiatif Gojek dalam mengedepankan aspek kesehatan dan keamanan pengemudi serta penumpang,” ujarnya.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Di pangkalan ojeng daring tak jauh dari Srasiun Sudirman, pengemudi ojek daring melakukan pengecekan suhu tubuh sebelum membawa penumpang, Selasa (9/6/2020).
Protokol kesehatan lainnya yang berlaku di Gojek antara lain mewajibkan pengemudi menggunakan masker, sarung tangan, dan cairan antiseptik. Hal ini juga berlaku bagi penumpang.
Gojek juga mendirikan 130 Posko Aman Bersama Gojek di 16 kota. Di sini tersedia tiga layanan, yaitu pemeriksaan suhu tubuh, pembagian healthy kit, dan penyemprotan disinfektan pada kendaraan pengemudi.
Fitur kesehatan pengemudi pun dapat diakses di aplikasi. Dengan fitur ini, penumpang dapat mengetahui suhu tubuh pengemudi dan status disinfeksi kendaraan pengemudi.
Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia, menjelaskan bahwa Grab telah mengedukasi mitra melalui protokol kesehatan melalui GrabProtect. Masker, sarung tangan, serta partisi plastik pun dibagikan kepada pengemudi.
Kompas/Raditya Helabumi
Pengemudi ojek daring mengantarkan penumpang menuju perkantoran di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020). Ojek daring diperbolehkan membawa penumpang pada hari pertama pemberlakukan PSBB masa transisi.
Targetnya, hingga akhir Juni, semua alat itu akan disebar kepada 8.000 pengemudi. Grab juga menganjurkan penumpang membawa helm sendiri.
Neneng melanjutkan, mitra dan pengemudi dapat membatalkan pemesanan sebelum perjalanan dimulai jika salah satu pihak tidak menggunakan masker.
”Pilih pengemudi/penumpang tidak memakai masker (driver/passengers did not wear a mask) sebagai alasan pembatalan. Dengan alasan tersebut, kami tidak akan memberikan denda kepada salah satu pihak yang melaporkan,” ujar Neneng.
Pilih pengemudi/penumpang tidak memakai masker (driver/passengers did not wear a mask) sebagai alasan pembatalan. Dengan alasan tersebut, kami tidak akan memberikan denda kepada salah satu pihak yang melaporkan.
Pembatalan menjadi bagian dalam protokol GrabProtect. Dua fitur lain adalah formulir deklarasi kesehatan daring dan fitur pengecekan masker melalui ”mask selfie”. Kedua fitur ini akan diterapkan mulai akhir Juni.
Selain itu, Grab juga mendirikan 40 stasiun sanitasi di Indonesia. Sebanyak 21 stasiun sanitasi berada di Jakarta. Pengemudi bisa membawa kendaraannya ke stasiun ini untuk disemprot dengan cairan disinfektan.