Warga berduyun-duyun kembali pergi ke kantor dan menggunakan sarana transportasi di Jabodetabek. Situasi ini perlu dibarengi kepatuhan warga menjalankan protokol kesehatan.
Oleh
Sharon Patricia/Insan Alfajri
·5 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Lalu lintas padat di Jalan Tol Dalam Kota dan Jalan Gatot Subroto di Jakarta Selatan, Senin (8/6/2020) pukul 17.45.
JAKARTA, KOMPAS — DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sejak Jumat pekan lalu. Dengan pemberlakuan PSBB transisi ini, meski tak sepenuhnya kembali seperti semula, aktivitas ekonomi kembali bergeliat dan ribuan orang mulai datang ke kantor yang terletak di wilayah DKI Jakarta pada Senin (8/6/2020).
Sebelum Jumat pekan lalu, PSBB yang lebih ketat diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang ditandai dengan larangan bagi bidang-bidang kehidupan non esensial untuk beraktivitas.
Pada Senin, sejak sekitar pukul 05.30, antrean panjang terjadi di Stasiun Bogor, Jawa Barat. Dengan memperhatikan pembatasan jarak, ribuan orang antre untuk masuk ke peron dan naik kereta rel listrik (KRL). Hampir semuanya hendak pergi ke Jakarta untuk bekerja.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Antrean panjang calon penumpang KRL terjadi di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (8/6/2020).
”Tetap jaga jarak, lihat garis merah,” teriak para petugas di Stasiun Bogor. Seruan ini dilakukan agar para calon penumpang tetap tertib, memperhatikan pembatasan jarak yang dintunjukkan dengan garis pembatas.
Selama masa PSBB transisi, pengoperasian KRL dimulai pada pukul 04.00 (dari Stasiun Bogor) hingga pukul 21.00 (dari Stasiun Jakarta Kota). Adapun pada masa PSBB sebelumnya, pengoperasian KRL mulai pukul 06.00 (dari Stasiun Bogor) hingga pukul 18.00 (dari Stasiun Jakarta Kota).
Dengan lama pengoperasian harian yang lebih lama, jumlah perjalanan KRL dalam sehari ditambah dari sebelumnya 784 perjalanan menjadi 935 perjalanan. Jarak waktu antarkereta (headway), terutama pada jam-jam sibuk—berangkat dan pulang kantor—dimaksimalkan. Di lintas Bogor, misalnya, headway pada jam sibuk ialah 5 menit, dengan 124 perjalanan pada pagi hari dan 126 perjalanan pada sore hari.
Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menyampaikan, hingga pukul 10.00, volume pengguna KRL mencapai 140.000 orang dan pengguna yang telah melakukan tap masuk di gerbang elektronik 150.000 orang. Adapun sebelum PSBB transisi, dalam periode waktu yang sama, rata-rata ada sekitar 80.000 pengguna setiap hari.
35-40 persen
Jumlah penumpang di tiap kereta, menurut Anne, disesuaikan dengan aturan dari Kementerian Perhubungan, yakni 35-40 persen dari kapasitas per kereta, atau lebih kurang 74 orang. Sebagai perbandingan pada masa PSBB sebelumnya, tiap kereta diisi 60 orang.
Selama masa PSBB transisi sekarang, pengendara ojek daring diperbolehkan membawa penumpang dengan syarat antara lain partisi dipasang di antara keduanya. Akan tetapi, kemarin, di dekat Stasiun Palmerah, Jakarta, sepeda motor ojek belum dilengkapi partisi penyekat. Sejumlah penumpang juga masih memakai helm dari pengemudi, bukan helm mereka sendiri sebagaimana diatur protokol kesehatan, walau penumpang serta pengendara telah mengenakan masker.
KOMPAS/INSAN ALFAJRI
Warga naik ojek daring, Senin (8/6/2020), di dekat Stasiun Palmerah, Jakarta.
Menurut Kukuh (29), pengojek daring, partisi belum dibagikan kepada semua pengemudi. Penambahan alat itu pun masih menjadi perdebatan di kalangan pengemudi. Mereka khawatir partisi berpengaruh pada keselamatan berkendara.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menjelaskan, partisi di layanan Goride akan diuji coba dalam minggu ini. Uji coba dilakukan di beberapa kota, termasuk Jakarta.
Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia, dalam keterangan tertulis menjelaskan, Grab mengedukasi mitra mengenai protokol kesehatan melalui GrabProtect. Masker, sarung tangan, serta partisi plastik pun dibagikan kepada pengemudi. Grab menganjurkan penumpang membawa helm sendiri.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pengemudi ojek daring menunggu penumpang di pintu keluar Stasiun Palmerah, Jakarta, Senin (8/8/2020).
Di tengah upaya menjaga jarak, sopir dan penumpang angkutan kota (angkot) kesulitan untuk menerapkannya. Sejumlah angkot di Jakarta masih membawa lebih dari lima penumpang, atau lebih dari 50 persen kapasitas angkut kendaraan (10 orang).
Kepadatan di dalam angkot dikeluhkan Kiki (23), warga Jakarta Timur, tetapi dia terpaksa tetap menaikinya karena takut terlalu lama menunggu. ”Pagi-pagi begini, kan, ngejar jam kantor. Saya takut terlalu lama menunggu angkutan berikutnya,” ucapnya.
Rachmat Adin, seorang sopir di Jakarta Timur, mengupayakan kendaraannya terisi setidaknya enam penumpang demi menambah penghasilan.
Pengaturan jam kerja
Wali Kota Bogor Bima Arya saat meninjau Stasiun Bogor mengatakan, ada penambahan pengguna KRL sekitar 10 persen di Stasiun Bogor. Hal ini terjadi karena sejumlah perusahaan di Jakarta mulai membuka kembali kantor pada masa PSBB transisi sekarang.
Ia berharap perusahaan di Jakarta dapat mengatur jam kerja dengan lebih ketat. Dengan cara itu, diharapkan penumpukan penumpang di Stasiun Bogor dan stasiun-stasiun keberangkatan lainnya tak terjadi. ”Sebaiknya ada kebijakan dispensasi agar pegawai dari Bogor tak berangkat bersamaan,” ujarnya.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) meninjau kondisi di Stasiun Bogor, Senin (8/6/2020).
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatur kehadiran pegawai lebih ketat daripada Peraturan Gubernur Jakarta Nomor 51 Tahun 2020. DKI Jakarta mewajibkan jumlah pegawai yang bekerja di kantor maksimal 50 persen dari kapasitas ruangan, tetapi LIPI menetapkan maksimal 20 persen.
Sekretaris Utama LIPI Nur Tri Aries Suestiningtyas menjelaskan, ukuran ruang kerja di unit-unit LIPI beragam. Untuk menjaga keamanan jarak 2 meter, lebih baik diterapkan jumlah pegawai maksimal 20 persen dari kapasitas ruangan.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua dari kiri) memantau pergerakan warga di titik integrasi MRT-KRL-Transjakarta-Kereta Bandara di Terowongan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan, wabah di Jakarta belum selesai. ”Kita masih berada dalam masa PSBB. Namun, kita tahu bahwa ini adalah masa transisi. Beberapa sektor mulai beraktivitas, salah satunya kegiatan perkantoran. Saya mengingatkan, seluruh protokol kesehatan harus ditaati,” tuturnya.
Jaringan Pengusaha Nasional menilai, arahan pemerintah agar dunia usaha tetap produktif sembari menjaga protokol kesehatan menjadi harapan baru bagi pelaku usaha. Aktivitas perekonomian diharapkan kembali berputar.
Di sisi lain, ada kekhawatiran terkait pemahaman dan kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan. ”Mudah-mudahan masyarakat mengerti betul apa yang dimaksud disiplin menjalankan protokol kesehatan,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Jaringan Pengusaha Nasional Bayu Priawan Djokosoetono.
Total kasus Covid-19 di Indonesia, menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mencapai 32.033 kasus, dengan 10.904 kasus sembuh, 1.883 kematian.