Rindu Olahraga Luar Ruang, Warga Padati Sudirman-MH Thamrin
Keinginan warga untuk berolahraga di ruang terbuka tak terbendung lagi. Salah satunya terlihat di sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin serta di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/6/2020) pagi.
JAKARTA, KOMPAS — Meski hari bebas kendaraan bermotor atau HBKB masih ditiadakan, pada hari Minggu (7/6/2020), warga tetap memadati sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin. Kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, juga dipenuhi warga yang hendak berolahraga di luar ruang.
Sekitar pukul 07.00, pesepeda melaju di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka memadati dua lajur jalan paling kiri. Sementara itu, di lajur lainnya, sepeda motor dan mobil tampak berseliweran.
”Saya bersepeda hari ini karena ingin cek kondisi fisik. Sudah dua bulan tidak bersepeda. Tidak menyangka akan seramai ini,” kata Dito (50), warga Kemayoran, Jakarta Pusat.
Baca juga : Sekali ”Mengayuh”, Dua Tiga Pulau Terlampaui
Pesepeda dan pejalan kaki juga memadati kawasan Bundaran HI. Mereka beristirahat, berkumpul, dan berswafoto di sana. Tidak sedikit dari mereka yang mengabaikan pembatasan fisik. Sebagian bahkan terlihat melepaskan masker sambil berkerumun.
Di saat bersamaan, petugas satuan polisi pamong praja (satpol PP) dan dinas perhubungan (dishub) bergerak mengurai kerumunan warga. Sebuah mobil patroli milik petugas satpol PP terus berkeliling sambil memberikan imbauan kepada warga.
”Minggu lalu sebenarnya sudah ramai, tapi tidak ada petugas yang mengurai. Sekarang duduk-duduk sebentar saja tidak boleh,” kata salah satu pejalan kaki, Yas (24).
Baca juga : Menggowes Sepeda, Meninggalkan Kecemasan
Berbeda dengan di Bundaran HI, tidak ada yang menghalangi warga berkerumun di sekitar Halte Bus Transjakarta Tosari, Jakarta Pusat, hingga kawasan Dukuh Atas. Warga yang berjalan kaki, berlari, dan bersepeda terlihat duduk-duduk di sepanjang trotoar.
Tidak hanya di Jalan MH Thamrin, pesepeda juga memadati Jalan Sudirman menuju kawasan Senayan. Mirisnya, sekumpulan pengendara motor sport pada saat yang sama juga terlihat mondar-mandir di sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin dengan kecepatan tinggi.
Praktis, mulai dari Bundaran Patung Arjuna Wiwaha di kawasan Monumen Nasional hingga Patung Pemuda Membangun di kawasan Senayan, petugas hanya berjaga di Bundaran HI dan depan Hotel Ritz-Carlton. ”Agak waswas juga, ya. Tidak ada yang mengatur, antara sepeda, sepeda motor, dan mobil jadi satu di jalanan,” kata Jerry Z Latif (40), pesepeda asal Pejaten, Jakarta Selatan.
Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Bernard Tambunan mengatakan, pihaknya tidak melakukan persiapan khusus untuk menjaga warga yang sedang berolahraga karena HBKB masih ditiadakan. Hanya saja, melihat animo warga yang tinggi, anggota di lapangan berinisiatif untuk mengurai kerumunan.
Ia mengaku kewalahan lantaran anggota yang bertugas pada pagi itu cukup terbatas, sedangkan jumlah pesepeda sangat banyak. ”Ini saya sedang mencari anggota untuk ditarik ke sini. Saat ini sangat terbatas anggota kami,” katanya saat meninjau kawasan Bundaran HI.
Baca juga : Bengkel Sepeda Pun Kecipratan Rezeki
Bernard mengamati, aktivitas warga di kawasan Sudirman-MH Thamrin pada Minggu ini terlihat meningkat signifikan dibandingkan pada minggu-minggu lalu. Warga sebenarnya tidak dilarang untuk melintas di sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin, hanya saja tidak diperkenankan berkerumun.
”Kami tekankan kepada warga bahwa HBKB masih ditutup. Jadi, jika berolahraga di luar ruang, hendaknya dilakukan secara mandiri dan tetap memakai masker,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan bahwa selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, HBKB masih ditutup. Hanya saja, warga dipersilakan berolahraga di luar ruangan.
GBK ramai
Warga juga berbondong-bondong datang ke area Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, yang dibuka mulai pukul 05.00-18.00. Pada pukul 08.30, antrean di pintu masuk di zona 5 terlihat mengular.
Mereka yang masuk ke Stadion GBK harus dicek suhu tubuhnya dan mencuci tangan dengan air mengalir atau hand sanitizer.
Hal tersebut membuat Jerry terpaksa bersepeda di Jalan Sudirman karena mendapati area GBK penuh sesak. Ia khawatir tidak dapat menjaga jarak jika bersepeda di kawasan GBK. Di GBK dan sekitar TVRI luar biasa ramainya. Saya pindah ke Jalan Sudirman ternyata ramai juga,” katanya.
Aktivitas di GBK terlihat seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Ada yang melakukan senam bersama, bulu tangkis, bersepeda, lompat tali, hingga berlari. Baik warga lansia, anak muda, maupun anak balita tumpah ruah di sana. Terlihat masih banyak warga yang melepaskan masker saat berolahraga.
Izra (18) dan Angger (18), misalnya, pagi itu datang ke GBK untuk pertama kalinya setelah sekitar dua minggu hanya bisa berolahraga di rumah. Mereka ke GBK untuk berlari.
Sebelumnya, selama berada di rumah, keduanya tetap menjaga kondisi tubuh dengan berlari di sekitar kompleks rumah mereka di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. ”Bosan (lari di sekitar kompleks), makanya ke sini. Tapi, masih bisa jaga jarak. Masker juga dipakai kecuali pas istirahat begini,” ujar Izra.
Saat PSBB Jakarta sejak 10 April 2020, aktivitas warga di luar ruang dibatasi. Sejumlah tempat olahraga seperti GBK juga ditutup.
Segera bersihkan diri
Dokter Spesialis Olahraga dari Slim+Health Sports Therapy Michael Triangto menjelaskan, bagi orang yang merasa bosan dan terpaksa harus berolahraga di luar ruangan perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, olahraga harus dilakukan secara mandiri dengan menjaga jarak. Masker juga wajib dikenakan.
”Dengan begitu, kita tidak bisa dengan mudah berbicara dengan orang lain,” katanya.
Selain itu, warga yang berolahraga di luar ruangan juga dapat menggunakan kacamata goggle seperti halnya sedang berenang. Dengan menggunakan kacamata dan masker, maka seluruh akses masuk virus MERS-CoV-2019, yakni mulut, hidung, dan mata, dapat terlindungi dengan baik.
Setelah berolahraga, warga diimbau segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan seluruh badan. ”Jangan duduk di sofa, beristirahat, menggendong anak, atau melakukan kegiatan lain setelah berolahraga. Kita tidak pernah tahu ada droplet yang menempel di tubuh kita,” ujarnya.
Meski begitu, Michael tetap merekomendasikan warga untuk berolahraga di dalam rumah karena lebih ringkas. Hal tersebut tentu menghindari sejumlah protokol kesehatan yang cenderung merepotkan jika berolahraga di luar ruangan.
President of Indonesian Physiology Society Ermita Isfandiary Ibrahim Ilyas secara khusus menganjurkan kelompok usia rentan untuk berolahraga dan beraktivitas di dalam rumah. Beberapa jenis olahraga yang tetap bisa dilakukan di rumah misalnya senam, jalan kaki mengelilingi halaman, treadmill, atau bersepeda statis.
Ermita menilai, berolahraga di rumah bisa dilakukan lebih leluasa dengan tanpa memakai masker. Ia juga menganjurkan untuk menahan diri berolahraga di pusat kebugaran. ”Orang kalau nge-gym biasanya lupa diri karena sudah membayar. Latihannya jadi lama dan ketemu banyak orang,” ujarnya.