Masyarakat dapat kembali menggunakan jasa ojek selama masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Protokol kesehatan harus dipatuhi, baik oleh penumpang maupun pengojek.
Oleh
sekar gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ojek daring dan konvensional dapat kembali beroperasi di DKI Jakarta mulai Senin (8/6/2020). Setelah sempat dilarang mengangkut penumpang sejak pertengahan April 2020, kini masyarakat dapat kembali menggunakan jasa pengojek.
Kembali beroperasinya ojek daring untuk mengangkut penumpang selaras dengan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang menetapkan bahwa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diperpanjang hingga 30 Juni 2020. Periode ini menjadi masa transisi bagi warga Jakarta menuju tata kehidupan baru. Masa ini disertai pelonggaran aktivitas masyarakat, salah satunya di bidang transportasi.
Masyarakat yang hendak menggunakan jasa ojek diminta tertib menjalankan protokol pencegahan Covid-19. Hal yang sama pun berlaku untuk para pengojek. Berikut beberapa tips berkendara aman dengan ojek selama pandemi Covid-19.
Cek kesehatan mandiri
Anggota Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Djasio Sanropie saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (6/6/2020) mengatakan, seluruh konsumen ojek daring dan konvensional harus aktif memeriksa kesehatan pribadi secara mandiri. Orang yang sedang sakit atau bersuhu tubuh di atas 38 derajat Celcius diminta untuk tidak menggunakan jasa ojek. Pengojek juga perlu menerapkan protokol serupa.
“Agak sulit jika pengojek yang memeriksa suhu tubuh penumpang karena tidak semuanya punya termometer. Dalam hal ini, dibutuhkan inisiatif dari operator (ojek daring),” kata Djasio.
Gunakan helm pribadi
Kendati tidak wajib, membawa helm pribadi sangat dianjurkan bagi para penumpang ojek. Sebab, masing-masing orang dapat bertanggung jawab dan memastikan sendiri kebersihan helmnya. Penggunaan helm pribadi juga berarti mengurangi kontak dengan benda yang sering dipegang banyak orang.
Djasio mengatakan, dalam kondisi terdesak, penumpang dapat menggunakan penutup kepala (hair cap) yang bersih sebelum mengenakan helm. “Ini lebih baik dibandingkan langsung bersentuhan dengan helm umum,” ujarnya.
Cuci tangan dan wajah
Setelah menggunakan jasa ojek, penumpang dianjurkan untuk segera mencuci tangan dan wajah dengan sabun. Tujuannya untuk membersihkan diri dari zat mikro yang terbawa angin selama di perjalanan.
Penumpang yang tidak bisa mengakses sabun dan air mengalir dapat mengusap tangan dan wajah dengan tisu basah. Sebaliknya, jika kondisi memungkinan, penumpang disarankan untuk mengganti pakaian dan mandi.
Patuh bermasker
Penumpang ojek juga diminta untuk patuh bermasker selama berkendara. Masker tidak boleh dibuka dan sebisa mungkin tidak disentuh oleh tangan selama dikenakan.
Partisi ojek
Para pengendara ojek daring akan dibekali dengan partisi transparan untuk menyekat pengojek dan penumpang di motor. Partisi tersebut bertujuan untuk menghalau percikan atau droplet yang mungkin tersebar melalui sentuhan fisik.
Djasio mengatakan, partisi yang dinilai memenuhi syarat untuk itu adalah yang terbuat dari material kedap air, ringan, lentur, kuat menahan benturan dan angin, serta mudah digunakan dan dilepas. Material dengan karakteristik ini mudah ditemukan di pasar, contohnya akrilik dan poliester.
“Partisi harus memenuhi aspek kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan,” ucap Djasio.
Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan, Garda akan membagikan sedikitnya 100 partisi kepada pengojek di lima wilayah Jakarta mulai Rabu pekan depan. Pembagian partisi merupakan inisiatif Garda.
Agak sulit jika pengojek yang memeriksa suhu tubuh penumpang karena tidak semuanya punya termometer. Dalam hal ini, dibutuhkan inisiatif dari operator
“Kami akan menguji partisi itu dan meminta pendapat para pengojek saat menggunakannya. Uji coba akan terus dilakukan, lalu kami akan coba ajukan untuk sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia),” kata Igun.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, ribuan unit armada mitra Gojek telah dilengkapi sekat pelindung plastik. “Jumlahnya akan terus bertambah sebagai bagian dari standar kemanan dan kesehatan kami,” ucapnya (Kompas, 5/6/2020).
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, GrabBike akan menerapkan beragam langkah keamanan dan kebersihan selama beroperasi, yaitu dengan sekat plastik pemisah pengojek dan penumpang.
Dalam beberapa pekan ke depan, Grab akan menyiapkan partisi dan menyediakan peralatan kebersihan, seperti masker, cairan pembersih tangan, dan disinfektan kendaraan. Peralatan ini akan diberi kepada lebih dari 8.000 pengemudi GrabBike.