Jelang 4 Juni, Dinkes DKI Jakarta Perkuat Laboratorium Kesehatan Daerah
Menjelang normal baru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta tetap memperkuat tes PCR. Caranya dengan memperkuat laboratorium kesehatan daerah. Sementara di sektor transportasi disiapkan protokol Covid-19 untuk operator dan warga.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang normal baru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta berkomitmen terus memperkuat laboratorium kesehatan daerah dan menambah kapasitas. Dinas Kesehatan DKI juga terus berkolaborasi dengan banyak ahli dan profesional untuk memperkuat tim Gugus Tugas Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti, Kamis (28/5/2020), di Balai Kota DKI Jakarta, menjelaskan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) serta nantinya normal baru, Dinkes DKI tetap menyiapkan dan mengadakan tes reaksi rantai polimerase (PCR).
”Kami menyiapkan tes PCR itu bukan hanya dalam rangka menghadapi new normal, tetapi sejak awal bahwa bagian untuk penegakan diagnosis tentu harus kesiapan PCR,” ujarnya.
Untuk bisa menggelar tes PCR, upaya yang dikerjakan Dinkes DKI adalah dengan menambah kapasitas dengan membuat laboratorium di RSUD Pasar Minggu. ”Kemudian kita penguatan di laboratorium kesehatan daerah yang tentu berjejaring dengan banyak laboratorium di DKI. Mulai awalnya 27 laboratorium sekarang ada 36 laboratorium yang bergabung ke dalam jejaring kita,” paparnya.
Selain itu, Dinkes DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk organisasi profesi dan ahli epidemiologi, untuk penguatan dalam tim gugus.
Untuk pelonggaran PSBB, lanjut Widyastuti, saat ini Kementerian Kesehatan sedang diberi tugas oleh tim pusat untuk membuat indikator. Itu karena ada banyak indikator yang bisa dipakai untuk membuat kebijakan menghadapi atau melonggarkan atau mengetatkan suatu pembatasan.
”Saat ini tim Kementerian Kesehatan sedang menyusun indikatornya. Jadi, kami, sebagai bagian dari sistem, tentu akan mengacu pada indikator yang ditetapkan. Sebab, tentu kita tidak mungkin sendiri, tapi tentu harus melihat daerah-daerah penyangga kita,” tutur Widyastuti.
Sementara untuk penerapan normal baru di sektor transportasi umum, MRT Jakarta dijelaskan juga sudah menyiapkan protokol antisipasi jika tatanan normal baru diberlakukan atau disetujui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin menjelaskan, sejumlah protokol yang disusun antara lain mempertegas peraturan penumpang untuk wajib menggunakan masker, wajib physical distancing minimum 1 meter antarpenumpang, dan wajib cek suhu badan. PT MRT Jakarta juga mengimbau penumpang untuk cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
Kemudian, akan ada pengaturan jumlah penumpang per kereta. Dari semula saat PSBB 60 orang per kereta, jika disetujui Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah penumpang bisa naik jadi 63-68 orang per kereta. Juga ada prosedur standar operasi (SOP) evakuasi jika penumpang pingsan di stasiun atau di kereta.
”Untuk penerapannya, kami menunggu arahan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta,” ucap Kamaluddin.
”Skenario new normal atau pola hidup baru dengan penyesuaian dengan pandemi Covid-19 sedang dibahas dan disusun oleh berbagai pihak. Dalam memberlakukan skenario new normal ini, nantinya PT KCI (Kereta Commuter Indonesia) akan mengeluarkan beberapa kebijakan baru yang berlaku dan wajib dilaksanakan bagi petugas frontliner kami maupun pengguna KRL itu sendiri untuk melengkapi protokol kesehatan yang telah berjalan selama ini,” tutur Erni Sylviane Purba, VP Corporate Communication PT KCI, melalui penjelasan tertulis.
Pada pemberlakuan normal baru, lanjut Purba, PT KCI tetap menjalankan protokol kesehatan pada moda transportasi publik yang sudah berjalan selama ini. Protokolnya, wajib menggunakan masker selama berada di area stasiun dan di dalam KRL, pemeriksaan suhu tubuh penumpang, dan penerapan physical distancing atau jaga jarak sesuai dengan marka-marka yang ada di area stasiun dan di kereta.
”Untuk semakin memungkinkan kondisi jaga jarak ini, pada waktu-waktu tertentu saat padat pengguna, akan ada penyekatan di sejumlah titik stasiun sehingga jumlah orang yang berada di peron dan di dalam kereta dapat terkendali. Bila diperlukan, petugas juga melakukan buka tutup pintu masuk stasiun,” ujar Purba.
Pada waktu-waktu tertentu saat padat pengguna, akan ada penyekatan di sejumlah titik stasiun sehingga jumlah orang yang berada di peron dan di dalam kereta dapat terkendali.
PT KCI juga sudah menyediakan fasilitas wastafel tambahan, selain yang telah ada di toilet, agar dapat dimanfaatkan pengguna KRL untuk mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan KRL. Selain itu, fasilitas hand sanitizer di stasiun ataupun yang dibawa oleh petugas pengawalan di dalam kereta juga tersedia.
”Kebersihan kereta dan stasiun juga semakin dijaga oleh KCI,” lanjut Purba.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, semua kereta dan stasiun rutin dibersihkan, baik saat beroperasi melayani penumpang maupun selepas jam operasional. Sejak pandemi, pembersihan ini dilengkapi dengan cairan disinfektan dan penyemprotan disinfektan rutin di stasiun dan juga sarana KRL. Permukaan-permukaan yang rutin disentuh penumpang di stasiun, seperti vending machine,gate tiket elektronik, tempat duduk, dan pegangan tangga, juga dibersihkan sekurang-kurangnya sembilan kali dalam satu hari.
Untuk menjaga kebersihan ini pula, mushala stasiun selama masa pandemi Covid-19 ini tidak menyediakan karpet, sajadah, sarung, dan mukena. Kebijakan ini masih akan berlanjut untuk mencegah penularan dari perlengkapan ibadah yang dipakai bersama-sama.
Adapun pembahasan kebijakan-kebijakan baru lainnya, kata Purba, masih berlanjut secara intensif oleh pihak-pihak terkait, merujuk pada berbagai pedoman normal baru yang telah dikeluarkan pemerintah. Saat ini yang sudah disampaikan adalah imbauan kepada pengguna untuk tidak berbicara secara langsung ataupun melalui telepon seluler karena salah satu penularan Covid-19 melalui droplet atau cairan yang keluar dari saluran mulut dan hidung saat batuk, bersin, ataupun berbicara.
Imbauan kepada pengguna untuk tidak berbicara secara langsung ataupun melalui telepon seluler karena salah satu penularan Covid-19 melalui droplet atau cairan yang keluar dari saluran mulut dan hidung saat batuk, bersin, ataupun berbicara.
”Pengguna KRL juga kami ajak untuk memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas transaksi tiket nontunai dengan menggunakan Kartu Multi Trip, kartu uang elektronik bank, dan aplikasi Link Aja,” ujarnya.