Kebakaran kembali melanda permukiman padat di Tambora, Jakarta Barat. Dalam situasi sekarang, protokol menjaga jarak demi mencegah penyebaran Covid-19 di pengungsian menjadi tambahan tantangan bagi warga terdampak.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebakaran melanda permukiman padat di Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Selasa (19/5/2020) pagi. Berdasarkan data yang ada, api melalap 102 rumah kontrakan yang dihuni total 773 jiwa.
”Kami menerima kabar kejadian tersebut pada pukul 04.50, dari laporan warga yang datang ke Pos Angke,” ucap Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Eko Sumarno saat dihubungi pada Selasa. Kebakaran tepatnya terjadi di Jalan Jembatan Besi II pada dua RW, yaitu RW 003 dan RW 004.
Eko mengatakan, 30 kendaraan pemadam terlibat dalam operasi penjinakan api di lokasi. Pemadaman masuk tahap pendinginan sekitar pukul 07.00.
Dari pendataan, luas area yang terbakar sekitar 25 meter x 20 meter atau lebih kurang 500 meter persegi. Jumlah rumah terbakar paling banyak berlokasi di RT 012 RW 003, yaitu 75 rumah yang dihuni total 560 jiwa. Adapun di RT 002 RW 003 sebanyak 25 rumah (dihuni 200 jiwa) terbakar, dan di RT 001 RW 004 ada 2 rumah (13 jiwa).
”Estimasi kerugian Rp 900 juta,” ujar Eko. Berdasarkan informasi sementara yang dihimpun, korsleting atau hubungan pendek arus listrik pada salah satu rumah kontrakan diduga menjadi pemicu kebakaran.
Namun, Kepala Kepolisian Sektor Tambora Komisaris Iverson Manossohham menyatakan, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan terkait penyebab kebakaran. ”Kami masih mengoordinasikan dengan ahli dari Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik),” ujarnya.
Untuk saat ini, lanjut Iver, kepolisian bekerja sama dengan pemerintah daerah dan TNI fokus membantu evakuasi warga terdampak. Lokasi pengungsian sejauh ini ditetapkan di aula Kantor Lurah Jembatan Besi, rumah jabatan lurah, serta sejumlah mushala di sekitar tempat kejadian.
Pihak Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat juga membantu dengan mendirikan dapur umum dekat kantor lurah. Ini untuk memastikan kebutuhan pangan pengungsi tetap terpenuhi.
Iver menambahkan, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) juga dilibatkan untuk memantau kesehatan pengungsi serta pelaksanaan protokol anti-Covid-19. Itu merupakan upaya menekan potensi penyebaran Covid-19 di antara pengungsi.
Berdasarkan data hingga Senin (18/5) pukul 09.00, terdapat 22 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Jembatan Besi, dengan 3 orang di antaranya masih dirawat, 1 orang dibolehkan pulang, dan 18 orang menjalani isolasi mandiri. Orang dalam pemantauan (ODP) terkait Covid-19 di kelurahan ini berjumlah 26 jiwa dan pasien dalam pengawasan (PDP) 10 jiwa.
Adapun data di tingkat kecamatan menunjukkan, ada 80 orang positif Covid-19 se-Kecamatan Tambora, dengan 22 orang di antaranya masih dirawat, 6 orang sembuh, 43 orang menjalani isolasi mandiri, dan 9 orang meninggal. Terdapat 179 ODP dan 75 PDP di kecamatan tersebut.