logo Kompas.id
Metropolitan”Ngebut Benjut”
Iklan

”Ngebut Benjut”

Berusaha mempercepat proses penanganan pandemi agar aktivitas ekonomi kembali bergerak tidak salah. Hanya saja seperti peringatan ”Ngebut Benjut”, jika asal cepat saja bisa berakhir menyimpang dari yang diharapkan.

Oleh
neli triana
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/M8VtzjmVcLgY-atxX95zzawKn8A=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2Fcaa84b77-6cfe-453c-a781-936c380711e3_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Para pengendara terjebak kemacetan saat melintas di Jalan Ciledug Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (13/5/2020). Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB belum sepenuhnya bisa menyadarkan warga untuk mematuhi protokol kesehatan menjaga jarak agar terhindar dari penularan Covid-19.

Belasan tahun silam, semasa masih kuliah di Yogyakarta, paling senang bersepeda motor menjelajah kota itu dan sekitarnya. Kalimat ”Ngebut Benjut”, ”Motor Harap Dituntun”, ”Banyak Anak-anak” sering ditemui tertulis di tembok atau di tiang listrik saat melintasi perkampungan. Tujuannya satu saja, mengingatkan agar pengendara dan warga sama-sama tidak celaka.

Pesepeda motor yang asal tancap gas, asal senang, dan asal bisa cepat sampai tujuannya bisa jadi tidak mendapatkan semua keinginannya itu ketika justru terlibat kecelakaan atas ulahnya sendiri. Dia bisa benjut alias benjol alias celaka. Dan sangat mungkin, dia turut menyebabkan orang lain terluka karena perilakunya.

Editor:
nelitriana
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000