Satu Orang Meninggal dan 242 Jiwa Mengungsi akibat Longsor di Bogor
Longsor terjadi di Kampung Suluduk, Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, dan menelan satu korban jiwa serta membuat 242 jiwa lainnya mengungsi.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Longsor terjadi di Kampung Suluduk, Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (13/5/2020) dini hari. Bencana tersebut menelan satu korban jiwa dan membuat 242 jiwa lainnya mengungsi.
Berdasarkan laporan kronologi kejadian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, pada Selasa (12/5) malam terjadi hujan deras di wilayah Desa Wangunjaya. Intensitas hujan tersebut cukup tinggi sehingga membuat kultur tanah yang labil di bukit Pamija terkikis dan menyebabkan longsor pada Rabu sekitar pukul 01.00.
Tim dari BPBD Kabupaten Bogor menerima laporan longsor tersebut pukul 05.00 dan tiba di lokasi sekitar pukul 09.00. Petugas kemudian langsung mengevakuasi warga dan mendata sejumlah kerusakan.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Adam Hamdani, saat dihubungi pada Rabu, mengatakan, sedikitnya 14 rumah rusak berat tertimbun longsor. Bencana tersebut juga menelan satu korban jiwa, yakni seorang pria berusia 48 tahun karena tidak sempat menyelamatkan diri.
”Korban meninggal telah ditemukan dan dievakuasi sekitar pukul 11.00. Sebanyak 242 jiwa yang terdampak juga telah mengungsi di majelis taklim sekitar,” ujarnya.
Korban meninggal telah ditemukan dan dievakuasi sekitar pukul 11.00. Sebanyak 242 jiwa yang terdampak juga telah mengungsi di majelis taklim sekitar.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, selain 14 rumah rusak berat, longsor juga membuat akses jalan ke Kampung Saluduk terputus. Longsor juga merusak sejumlah fasilitas umum, di antaranya dua kamar mandi umum (MCK).
Ade mengakui bahwa wilayah Kampung Saluduk sangat rawan bencana longsor. Ia pun berjanji akan melakukan kajian studi dan penghijauan terhadap wilayah tersebut agar mengurangi dampak longsor di kemudian hari.
Saat ini, pihak desa beserta masyarakat telah membangun posko darurat, dapur umum, dan posko kesehatan. Ade menyatakan, Pemkab Bogor telah memberikan bantuan logistik berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan untuk warga yang terdampak longsor.
”Untuk sementara ini yang mendesak dan diprioritaskan ialah penyaluran bahan makanan dan obat-obatan, sedangkan untuk mengganti tempat tinggalnya (relokasi), akan kami pikirkan selanjutnya,” tuturnya.
Selain longsor, pada Senin (11/5) dan Rabu dini hari juga terjadi banjir di Desa Sukamulih dan Desa Jayaharja, Kecamatan Sukajaya. Banjir dengan ketinggian 50 sentimeter tersebut terjadi karena hujan deras dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan meluapnya anak Kali Ciputih dan saluran irigasi. Sebanyak 30 rumah terdampak banjir tersebut.