logo Kompas.id
MetropolitanLain Tafsir Aturan di Pulo...
Iklan

Lain Tafsir Aturan di Pulo Gebang, Lain Pula di Merak

Aturan pembatasan orang yang bisa pulang kampung ditafsirkan berbeda-beda oleh petugas di lapangan. Bahkan, ada indikasi aturan ini dijadikan cara oknum mencari uang.

Oleh
INSAN ALFAJRI
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Ae0QXgstzIIezfrlkRDQI4Gpg20=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F20200513_113728_1589353622.jpg
KOMPAS/INSAN ALFAJRI

Delapan penumpang bus PO SAN kembali ke Terminal Pulo Gebang, Jakarta, setelah dilarang menyeberang di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu (13/5/2020).

Aturan mengenai kriteria penumpang angkutan umum diterjemahkan berbeda oleh petugas di lapangan. Akibatnya, delapan penumpang bus antarkota antarprovinsi yang bertolak dari Jakarta tidak bisa menyeberang ke Sumatera. Penumpang kecewa lantaran aturan yang berbeda.

Kepala Satuan Pelaksana Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulo Gebang Afif Muhroji, Rabu (13/5/2020), menjelaskan, bus milik Perusahaan Otobus SAN jurusan Bengkulu membawa 13 penumpang dari Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur. Sebanyak delapan penumpang di antaranya tertahan di Pelabuhan Merak, Banten, karena tidak mengantongi surat hasil negatif Covid-19. Mereka hanya memiliki surat keterangan sehat dari puskesmas.

Editor:
agnesrita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000