Setelah enam hari PSBB tahap dua, Kota Bekasi mulai merasakan hasilnya. Selama tiga hari terakhir tidak ada laporan penambahan kasus baru Covid-19.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Setelah enam hari pembatasan sosial berskala besar tahap dua di Kota Bekasi, Jawa Barat, perkembangan kasus baru Covid-19 di daerah itu melandai. Pemerintah Kota Bekasi berkomitmen terus melakukan tes masif dengan sasaran kelurahan zona merah, titik perbatasan, dan stasiun kereta rel listrik agar memutus mata rantai penularan virus korona baru penyebab Covid-19.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, selama tiga hari terakhir sudah tidak ada penambahan kasus baru positif Covid-19, orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP). Jika tren ini terus bertahan hingga akhir tahap dua PSBB yang dimulai sejak 29 April sampai 12 Mei 2020, perpanjangan PSBB tahap tiga dinilai tidak lagi diperlukan.
”Dengan adanya langkah masif dan tegas (menerapkan PSBB), selama tiga hari ini ada kelandaian kasus yang luar biasa. Artinya, apa yang selama ini sudah kami lakukan dengan sedemikian rupa, mudah-mudahan hasilnya nyata,” kata Rahmat, Senin (4/5/2020), di Kota Bekasi.
Dari data laman corona.bekasikota.go.id yang diakses pada Senin sore, jumlah keseluruhan kasus positif Covid-19 sebanyak 250 kasus, dengan rincian 95 dirawat, 126 orang sembuh, dan 28 orang meninggal. Sementara jumlah ODP 2.024 orang dan PDP 793 orang.
Dengan adanya langkah masif dan tegas (menerapkan PSBB), selama tiga hari ini ada kelandaian kasus yang luar biasa.
Rahmat menambahkan, meski perkembangan kasus Covid-19 mulai melandai, Kota Bekasi masih terus melakukan tes masif untuk melacak warga yang rentan tertular virus korona tipe baru penyebab Covid-19. Tes masif ini menyasar warga di kelurahan zona merah, stasiun, dan titik pemeriksaan di daerah perbatasan.
”Besok pagi jam 05.00, kami siapkan 300 PCR (polymerase chain reaction) untuk tes usap tenggorokan kepada pengguna KRL. Jadi, penumpang sebelum naik KRL, kami tes dulu secara acak,” ujar Rahmat.
Tim dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi juga disebar di 7 titik pemeriksaan di daerah perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor, Jakarta, dan Kabupaten Bekasi. Di 7 titik itu, ada 50 PCR yang disiapkan dengan pola tes dilakukan secara acak.
”Orang yang di-swab siapa saja, tidak harus warga Kota Bekasi. Pokoknya orang yang hilir mudik keluar atau masuk Kota Bekasi kami swab,” ucapnya.
Besok (Selasa) pagi jam 05.00, kami siapkan 300 PCR (polymerase chain reaction) untuk tes usap tenggorokan kepada pengguna KRL. Jadi, penumpang sebelum naik KRL, kami tes dulu secara acak.
Di Kabupaten Bekasi, perkembangan kasus baru Covid-19 juga dilaporkan terus melandai. Namun, melandainya kasus baru Covid-19 belum diikuti tes masif lantaran daerah itu masih kekurangan alat tes.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah mengatakan, Kabupaten Bekasi masih kekurangan sekitar 2.000
alat tes. Saat ini, jumlah alat tes yang tersedia tinggal 400
unit.
”Tes masif belum dilaksanakan lagi karena kami kekurangan alat tes. Kami sudah pesan dan mengajukan permintaan kepada Kementerian Kesehatan,” ujarnya.
Tes masif belum dilaksanakan lagi karena kami kekurangan alat tes. Kami sudah pesan dan mengajukan permintaan kepada Kementerian Kesehatan
Dari data laman pikokabsi.bekasikab.go.id, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bekasi 88 kasus dengan rincian 42 sembuh, 10 meninggal, dan 36 dirawat atau isolasi mandiri. Adapun jumlah ODP 2.788 orang dan PDP 793 orang.