Kerumunan Masih Terjadi di Tengah Berlangsungnya Pembatasan Sosial
Masih ada sejumlah lokasi kerumunan warga di Jakarta selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung. Pemerintah diminta tegas dalam menertibkan kerumunan tersebut.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga melaporkan masih adanya kerumunan pada masa pembatasan sosial berskala besar untuk wilayah Jakarta. Kerumunan itu dikhawatirkan membuat rantai penularan Covid-19 terus berlangsung.
Aktivitas kerumunan terjadi di sejumlah jalan raya dan ruas jalan menuju perumahan warga. Laporan aktivitas kerumunan dilaporkan warga melalui cuitan kepada akun Twitter @DKIJakarta, Minggu (3/5/2020), di salah satu kanal aduan resmi yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Salah satu laporan kerumunan itu disampaikan Rafael Narendra (34). Warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ini menyampaikan adanya kerumunan pemuda di Jalan Opal II, akses menuju perumahan Permata Hijau, setiap pagi, sore, dan malam hari. Hampir sepekan ia melapor, kondisi kerumunan itu tidak terjaring petugas keamanan.
”Warga justru makin ramai di tengah masa PSBB begini. Saya perhatikan, di daerah saya ada sekelompok pemuda yang keluar saat sore menjelang malam dan waktu sahur. Kalau memang ingin menegakkan PSBB, ya, tolong kerumunan itu dicegah aparat yang berwajib,” ungkap Rafael saat dihubungi Kompas, Minggu siang.
Ada sedikitnya 15 laporan serupa terkait aktivitas kerumunan warga di sejumlah wilayah DKI Jakarta. Suryadi Purnama (48), warga Sawah Besar, Jakarta Pusat, mengatakan, warga di wilayahnya kerap berkerumun di sekitar ruas Jalan Lautze. Kondisi itu, menurut dia, kian ramai ketika menjelang malam.
”Warga belakangan makin banyak yang keluar rumah. Ada yang mendengar di televisi katanya penularan Covid-19 untuk wilayah Jakarta sudah turun. Warga kayanya enggak tahan juga lama-lama di rumah,” kata Suryadi.
Laporan lainnya juga disampaikan Gayuh Setyo Laras (29). Perempuan ini melaporkan aktivitas kerumunan masih terjadi di wilayah Pasar Rebo hingga Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. ”Di Jakarta Timur, banyak lokasi kerumunan yang tampak seperti tidak sedang PSBB. Berbeda sekali dengan kondisi di jalan protokol di wilayah Jakarta Pusat,” kata pegawai di Kementerian Informasi dan Komunikasi tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dalam konferensi pers Sabtu (2/5/2020), menyatakan, kondisi kepatuhan warga terhadap PSBB di Jakarta belakangan tampak mengendur. Menurunnya kewaspadaan warga beberapa hari ini terjadi setelah berkurangnya jumlah kasus penularan pasien positf Covid-19 pada beberapa hari pada akhir April.
Pengurangan jumlah kasus harian itu terlihat pada Rabu, 29 April 2020. Jumlah kasus pada hari itu ada di angka 83 pasien, lebih sedikit dibandingkan dua hari sebelumnya, yakni 118 pasien.
Meski demikian, ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, mengingatkan, kondisi penurunan itu juga bisa dipengaruhi berkurangnya kasus yang diperiksa. ”Kalau jumlah pasien yang diperiksa per hari semakin sedikit, ya, wajar kalau kasus positifnya tampak menurun,” kata Iwan.
Terkait dengan hal itu, Anies menyampaikan, kondisi penurunan jumlah pasien per hari bukan berarti turut mengendurkan pelaksanaan PSBB. Nyatanya, penambahan kasus Covid-19 per hari ini terus bertambah menjadi 11.192 pasien. Artinya, masih ditemukan sejumlah pasien positif Covid-19 di masyarakat. ”Meskipun beberapa hari terakhir terlihat ada penurunan jumlah kasus, tetapi ini tidak boleh diartikan kegiatan PSBB mengendur. Ini belum selesai, Jakarta belum merdeka dari Covid-19,” katanya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau, segala kegiatan sosial, ekonomi, budaya, serta kegiatan agama sebisa mungkin dilakukan warga di rumah. Ia mengupayakan agar tidak ada kegiatan berkelompok di masyarakat selama PSBB berlangsung.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, juga tidak henti-hentinya mengingatkan, segala kegiatan ibadah selama Ramadhan dapat dilakukan dari rumah. Ia tidak menyarankan warga menjalankan ibadah berjemaah di masjid demi menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19. ”Mencegah kemudaratan karena adanya penyakit mematikan, dalam kondisi sekarang, lebih penting daripada mengejar manfaat ibadah berjemaah,” katanya.
Selain itu, Nasaruddin juga menekankan para pemuda agar mengurangi keluyuran di luar selama Ramadhan. ”Yang saya lihat, masih banyak anak muda berkeliaran selama masa PSBB. Kegiatan tersebut dikhawatirkan justru membawa virus kepada orang yang lebih renta terkena Covid-19. Saran saya, apabila mereka masih sayang orangtua, sebaiknya di rumah saja,” katanya menambahkan.