Bantuan langsung bagi awak bus terdampak Covid-19 disalurkan oleh kepolisian, tetapi sampai saat ini baru sedikit yang menerima bantuan. Untuk bisa menerima bantuan, mereka harus ikut pelatihan bahaya pandemi dulu.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 berdampak pada semua aspek kegiatan masyarakat, salah satunya awak bus yang sudah tidak bisa mendapatkan penghasilan karena tidak ada bus yang bisa beroperasi. Namun, bantuan sembako atau bantuan tunai yang dirancang pemerintah ternyata belum menyentuh semua awak bus terdampak.
Shafruhan Sinungan, Ketua Organda DKI Jakarta, Rabu (29/4/2020), menuturkan, dari seluruh kegiatan angkutan di Indonesia, jumlah terbanyak awak bus terdampak itu ada di DKI Jakarta, yaitu 150.000 orang. Secara nasional, angkanya 1,5 juta orang lebih.
Jumlah dan data per nama dan alamat sudah disampaikan kepada Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan bantuan sembako dan bantuan tunai Rp 600.000 per orang per bulan.
Namun, lanjut Shafruhan, sejak Presiden Joko Widodo memutuskan bantuan tunai untuk awak bus disampaikan melalui kepolisian, ia melihat, bantuan masih belum terdistribusi merata. ”Di DKI Jakarta masih sedikit awak bus yang sudah menerima bantuan tunai itu,” kata Shafruhan tanpa merinci jumlah awak bus yang sudah mendapat bantuan.
Untuk bisa mendapatkan bantuan tunai itu pun, setiap awak bus mesti mengikuti pelatihan tentang bahaya Covid-19 oleh pihak kepolisian. ”Jadi, kami tidak memahami lagi birokrasi yang memusingkan ini,” ujarnya.
Kami tidak memahami lagi birokrasi yang memusingkan ini.
Seperti diketahui, begitu bus-bus tidak bisa beroperasi, pemerintah memang menyusun skema bantuan kepada para awak bus. Bantuan yang diberikan menurut rencana berupa sembako dan bantuan tunai. Pihak Organda sudah memberikan data awak bus terdampak kepada Kementerian Perhubungan. Kemudian, Organda DKI Jakarta juga sudah memberikan data awak terdampak kepada Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Namun, bantuan bagi awak bus disalurkan melalui Polri, yang mendelegasikan pendistribusian melalui polda di setiap daerah. Di polda, bantuan itu disalurkan melalui ditlantas dan ditransfer lewat BRI langsung ke rekening para awak bus.
Utut Saptio Wibowo, Penanggung Jawab Operasional Bus Agra Mas, mengatakan, awak bus yang terdampak Covid-19 saat ini sebanyak 700 orang. Mereka semua dirumahkan karena bus benar-benar tidak bisa beroperasi. Sementara bus-bus sangat bergantung pada adanya mobilitas atau pergerakan warga.
Dari 700 awak bus dan karyawan yang dirumahkan itu, baru sedikit yang sudah mengikuti pelatihan dari kepolisian. Sementara bantuan sembako baru turun dari Organda DKI Jakata sebanyak 20 paket sembako.
”Kami berharap paket bantuan sembako atau bantuan langsung bisa terdistribusi merata kepada semua awak bus,” ujar Utut.
Shafruhan menambahkan, Organda juga prihatin karena dalam penyaluran bantuan langsung itu, pihak kepolisian tidak mengajak Organda duduk bersama. Seharusnya mereka bisa berkoordinasi dan mengonfirmasi para penerima.
Terkait dengan pemberian bantuan sembako, lanjutnya, hal itu bisa dilakukan karena Organda mendapat bantuan dari yayasan-yayasan. Jadi, meski jumlah paketnya kecil sekali, setidaknya ada awak bus yang terbantu. Organda juga berharap bantuan bagi awak bus bisa terdistribusi merata.