Setelah Gelanggang Remaja Karet, Sejumlah GOR di Jakarta Disiapkan untuk Menampung Warga Terdampak Pandemi
Saat puasa dan jelang Lebaran, warga dengan gerobak diduga dari pinggiran Jakarta mengais rezeki di Ibu Kota. Selama pandemi, mereka akan ditertibkan dan ditampung di fasilitas khusus bersama warga terdampak Covid-19.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 mengakibatkan warga terdampak sehingga tidak memiliki penghasilan atau kehilangan tempat tinggal. Namun, pandemi saat masa puasa juga membuat manusia gerobak bertambah di Jakarta. Pemkot di DKI Jakarta berupaya menambah jumlah penampungan bagi mereka.
Irwandi, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (28/4/2020), menjelaskan, sebetulnya warga terdampak yang ditolong itu beragam. Namun, lebih banyak yang mendapat pertolongan adalah para gelandangan pengemis atau gepeng.
”Kemarin sudah disiapkan di Gelanggang Remaja Karet. Itu untuk menampung gepeng di jalanan. Pak Gubernur mengatakan, ’Yang tidur di jalanan dipindahkan saja’”, kata Irwandi.
Adapun Gelanggang Remaja Karet itu memiliki kapasitas total 95 orang. Namun, penampungan dibuat berjarak, di bawah lantai 75 orang, di lantai atas 20 orang.
Berikutnya, untuk mengantisipasi penambahan munculnya gepeng dengan gerobak di Jakarta selama puasa, dan apabila jumlah warga yang terdampak Covid-19 meningkat, Pemkot Jakarta Pusat menyiapkan gelanggang olahraga atau GOR di delapan kecamatan di wilayah Jakarta Pusat.
”Delapan GOR sudah siap. Itu bisa jadi tempat pengalihan kalau GOR Karet penuh. Mudah-mudahan tidak sebanyak itu nanti,” ucap Irwandi.
Dengan menyiapkan GOR, lanjut Irwandi, yang harus disiapkan berikutnya adalah tempat tidur lipat atau velbed dan dapur umum. ”Kalau dapur umum dan makanan yang menyiapkan suku dinas sosial. Kalau velbed dari BPBD provinsi,” ucap Irwandi.
Dengan menyiapkan GOR, lanjut Irwandi, toilet sudah ada. Jadi tidak repot. Adapun untuk warga yang hidup di jalanan dengan membawa gerobak dan memulung itu boleh tinggal 1 x 24 jam di GOR. Apabila ada alamatnya, mereke akan langsung dihantarkan pulang. Mereka juga akan dipulangkan ke alamat asal nantinya.
”Ini yang membawa dari jalanan ke GOR adalah Satpol PP. Lalu ditampung di GOR yang kami siapkan, makanan yang menyiapkan dinas sosial. Ini adalah modus tahunan, kami menduga mereka datang sebelum PSBB,” ujar Irwandi.
Ini yang membawa dari jalanan ke GOR adalah Satpol PP. Lalu ditampung di GOR yang kami siapkan, makanan yang menyiapkan dinas sosial. Ini adalah modus tahunan, kami menduga mereka datang sebelum PSBB.
Kesiapan yang sama dilakukan Pemkot Jakarta Selatan. Wakil Wali Kota Pemkot Jakarta Selatan Isnawa Adji menjelaskan, Pemkot Jakarta Selatan menyiapkan beberapa GOR untuk menampung para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), di antaranya ada di GOR Ragunan dan GOR Pasar Minggu.
Namun, di sisi lain, Pemkot Jakarta Selatan, sesuai Instruksi Sekretaris Daerah Nomor 29 Tahun 2020 tentang penyediaan akomodasi dan fasilitas pendukung bagi tenaga kesehatan yang terlibat penanganan Covid19, juga tengah mencari titik-titik gedung yang bisa dipergunakan.
Isnawa menjelaskan, sesuai hasil rapat koordinasi dengan Sekdaprov DKI Jakarta, tempat atau gedung itu sebaiknya yang sudah siap dipergunakan. Di antaranya gedung diklat atau gedung-gedung yang memang sering dipakai untuk pelatihan. Artinya, lanjut Isnawa, gedung-gedung itu tidak membutuhkan pembenahan terlalu banyak sehingga bisa dipersiapkan dengan cepat.
”Pak Wali bersurat kepada pemilik gedung, seperti BUMN atau kementerian, meminta izin untuk penggunaan gedung-gedung itu sebagai antisipasi terburuk untuk berjaga-jaga supaya bisa dipergunakan para tenaga kesehatan,” jelas Isnawa.
Dengan demikian, lanjut Isnawa, untuk penanganan Covid, Pemkot Jakarta Selatan menyiapkan gedung-gedung yang tidak terpakai selama pandemi. Kemudian untuk menampung para PMKS, sejumlah GOR siap dipergunakan.
Irwandi melanjutkan, untuk wilayah Jakarta Pusat, karena tidak ada gedung diklat atau pelatihan seperti di wilayah kota Jakarta yang lain, GOR-GOR yang disiapkan akan dipergunakan untuk mendukung tenaga kesehatan.