70 Bus Dipaksa Putar Balik di Perbatasan Bekasi-Karawang
Polisi menyetop dan memaksa 70 bus untuk putar balik di perbatasan Bekasi-Karawang, pada Jumat (24/4/2020). Pada hari pertama larangan mudik, masih banyak warga dan sopir bus yang melanggar.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Larangan mudik bagi warga Jabodetabek belum ditaati warga dan sopir bus. Masih ada sopir bus yang nekat membawa penumpang sehingga dipaksa polisi putar balik di sejumlah titik penyekatan, termasuk di perbatasan Bekasi-Karawang, Jumat (24/4/2020).
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Bekasi Ajun Komisaris Besar Rachmat Sumekar mengatakan, polisi menyetop dan memaksa sekitar 70 unit bus putar balik di perbatasan Jalan Raya Rengas Bandung, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Jalan itu merupakan jalur Pantura Jawa yang selama ini menjadi salah satu akses utama bagi kendaraan yang tidak melewati jalan tol menuju Jawa.
”Masih ada bus yang berusaha membawa orang untuk mudik, jadi kami suruh putar balik. Ada juga kendaraan roda dua dan kendaraan pribadi, tetapi memang rata-rata didominasi bus,” kata Rachmat, Jumat sore, di Bekasi.
Bus yang diminta putar balik itu tak hanya mengangkut penumpang dari Kabupaten Bekasi. Sejumlah bus yang melintas di Jalan Raya Renggas Bandung membawa penumpang dari DKI Jakarta dan Kota Bekasi.
”Masih banyak yang lolos dari Jakarta dan Kota Bekasi. Tujuan mereka itu ada yang ke Jawa Tengah, Jawa Barat, sama Jawa Timur,” kata Rachmat.
Pada hari pertama pemberlakuan larangan mudik, Polres Metro Bekasi menyiagakan 100 personel untuk mengawasi lokasi keluar Kabupaten Bekasi. Selain di Jalan Raya Rengas Bandung, petugas juga disiagakan di Pebayuran, Cibarusah, dan Bojongmangu. Namun, di tiga tempat penyekatan itu, jalanan relatif sepi.
Polisi masih akan terus menyiagakan petugas di titik penyekatan selama Operasi Ketupat Jaya 2020. Warga diimbau mematuhi larangan mudik dari pemerintah untuk membatasi penyebaran virus korona baru Covid-19. Polisi akan tetap bertindak tegas dengan meminta warga dan sopir bus putar balik jika masih ada yang nekat untuk melintas.
Belum tahu
Di Terminal Induk Bekasi Kota, masih ada sejumlah warga yang mencari bus untuk mudik. Mereka mengaku terlambat mendapatkan informasi akan ada larangan mudik yang mulai efektif berlaku pada Jumat pukul 00.00.
Fendi (35), salah satu calon penumpang yang akan mudik ke Garut, Jawa Barat, mengatakan, ia telat mudik karena perusahaan tempatnya bekerja baru meliburkan karyawan, Kamis (23/4/2020) malam. Ia juga tidak tahu kalau larangan mudik mulai efektif berlaku hari ini.
”Mau bertahan di sini juga sepertinya susah, saya masih cari cara untuk pulang. Tadi sudah coba ketemu sopir-sopir bus, tetapi mereka tidak bisa bawa penumpang lagi,” katanya.
Mulyadi (44), salah satu sopir bus di Terminal Induk Bekasi, mengatakan, sejak pagi ia sudah mengisi bahan bakar dan menyiapkan kartu e-tol untuk melayani penumpang seperti biasa menuju Kuningan. Namun, setelah tiba di terminal, petugas melarang mereka untuk mengangkut penumpang.
”Mau kembali ke pul, enggak boleh muat penumpang. Padahal, banyak banget penumpang hari ini. Sekarang sudah enggak bisa kerja, mau pulang kampung juga susah,” katanya.
Kepala Terminal Induk Bekasi Kota Kurniawan mengatakan, pada hari pertama permberlakuan larangan mudik, ada dua bus lintasan yang diizinkan membawa penumpang ke Jawa dan Sumatera. Petugas terminal terpaksa mengizinkan dua bus itu melintas karena para penumpang bus itu sudah membeli tiket sejak Kamis (23/4/2020).
”Ada dua bus lintasan, yang tadi tetap jalan karena penumpangnya sudah beli tiket dari kemarin. Untuk lintasan Sumatera ada sembilan penumpang, kalau arah Jawa ada 12 penumpang,” kata Kurniawan.